Akselerasikan Penyampaian Pesan Efektif di Kala Pandemi, Kemensetneg Gelar Webinar Strategi Komunikasi Publik

 
bagikan berita ke :

Rabu, 03 Maret 2021
Di baca 1277 kali

Humas pemerintah atau Government Public Relation (GPR) berperan penting dalam menyampaikan informasi mengenai apa yang telah, sedang, maupun akan dilakukan Pemerintah dalam melaksanakan berbagai program prioritas, salah satunya upaya mencegah dan memutus penyebaran Covid-19 melalui penyampaian pesan yang lebih kreatif dan inovatif sehingga mudah dipahami.

 

 

Sebagai salah satu upaya Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dalam mengedukasi masyarakat terkait penanganan Covid-19, Biro Hubungan Masyarakat (Humas), Kemensetneg bekerja sama dengan Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) Pemerintah mengadakan webinar (web seminar) Forum Tematik Bakohumas dengan tema “Strategi Komunikasi Publik: Akselerasi Penyampaian Pesan Efektif di Tengah Pandemi” secara daring. Webinar tersebut diikuti kurang lebih 457 peserta melalui aplikasi Zoom dan kanal Youtube Kemensetneg pada Rabu (3/3/2021).

 

Sekretaris Kementerian, Setya Utama, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang diusung sangat relevan dengan yang terjadi saat ini. Di antara banyaknya program-program pemerintah yang ada, Humas harus dapat menjelaskan dengan baik kepada masyarakat, dari informasi yang kompleks menjadi informasi yang sederhana, akurat, dan mudah dipahami.

 

“Penggunaan media sosial di Indonesia menembus angka sekitar 53,6% dari jumlah penduduk. Humas dapat menjadikannya sebagai alat komunikasi baru dalam penyampaian kesiapan dan keseriusan Pemerintah menangani Covid-19, sehingga tercipta well informed society”,  lanjut Setya.

 

Peran Humas dalam penyampaian informasi turut disampaikan oleh Widodo Muktiyo selaku Staf Ahli Menteri Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Bidang Komunikasi dan Media Massa pada sesi pertama webinar.

 

“Dalam penyampaian informasi terkait penanganan Covid-19 dibutuhkan adanya sinergi dan kolaborasi dari berbagai Kementerian dan Lembaga agar tercipta Nation Branding dengan narasi yang sama,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini.

 

Widodo menyampaikan hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam Pidato Presiden tahun 2019 bahwa ego sektoral harus disingkirkan dan lebih meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar lembaga. Hal ini guna terciptanya koordinasi komunikasi yang baik, kecepatan dan ketepatan respon terhadap suatu isu, serta membantu media dan publik terkait kebutuhan informasi, dan dapat menjadi referensi informasi yang valid sehingga mampu meraih kepercayaan masyarakat.

 

Dalam penyampaian informasi di masa pandemi, tentu saja Humas harus beradaptasi melakukan pendekatan yang berbeda. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas), Agung Laksamana pada sesi kedua webinar.

 

“Yang harus kita lakukan adalah adaptive, collaborative, innovative creative, story telling, dan personalization dalam menyampaikan informasi. Kita harus mengubah mindset kita sebagai Humas. Tidak hanya menjadi seorang Humas, kita pun harus mengerti terkait advertising ataupun marketing agar kita tahu apa yang diinginkan oleh publik,” jelas Agung.

 

Penulis dari buku “ADAPT or DIE” ini menambahkan Humas dituntut untuk membuat informasi yang lebih kreatif agar masyarakat tidak hanya tertarik, namun pesan yang diberikan dapat menimbulkan kepercayaan publik kepada pemerintah serta perubahan perilaku di masyarakat sesuai dengan tujuan kegiatan kehumasan itu sendiri.

 

Dalam rangka mendapatkan kepercayaan dan partisipasi publik terkait kebijakan yang dibuat pemerintah, khususnya vaksinasi Covid-19 yang saat ini sedang dijalankan, dr. Siti Nadia Tarmizi, selaku Juru Bicara Covid-19 memaparkan beberapa strategi komunikasi yang dilakukan pemerintah dengan meredam isu guna membangun kepercayaan publik, mengonversi opini masyarakat bahwa vaksinasi bukan hanya program pemerintah, namun merupakan gerakan bangsa untuk bersama mengatasi pandemi Covid-19.

 

“Banyak tantangan, khususnya terkait informasi yang beredar di masyarakat terkait vaksinasi yang dihadapi. Menurut pantauan Kominfo, mulai Januari 2020 hingga 1 Maret 2021 terdapat 1.457 berita dan isu hoaks terkait Covid-19”, ujar wanita yang juga merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini.

 

Sebagai narasumber terakhir, Kepala Biro Humas Kemensetneg, Eddy Cahyono Sugiarto mengingatkan kembali bahwa inti dari Humas adalah membangun branding melalui berbagai upaya dalam membangun kepercayaan dan reputasi.

 

“Dengan melakukan transformasi kerja yang kekinian, cepat, adaptif dan agile terhadap perubahan. Kalangan Humas Kemensetneg diharapkan dapat mengisi ruang publik dengan  informasi positif dan optimisme terhadap kerja pemerintah,” pungkas Eddy.

 

Eddy menambahkan bahwa  revolusi industri 4.0 telah mengubah pola kebiasaan kita dan dengan adanya pandemi ini dapat “dibajak” sebagai momentum mengembangkan paradigma dan strategi komunikasi publik sehingga dapat membangun literasi digital positif serta menjembatani dan memenuhi kebutuhan masyarakat terkait informasi.

 

Webinar diakhiri dengan sesi tanya jawab yang diwarnai ragam pertanyaan dari para peserta. Tidak hanya terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), peserta juga berasal dari kalangan Non-PNS seperti mahasiswa, akademisi, pegawai swasta, praktisi di bidang kehumasan, hingga wirausahawan. (CK, Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           6           0           1           0