Pengantar Presiden - Dialog dan Makan Siang dengan Para Ekonom, Jakarta, 22 September 2016

 
bagikan berita ke :

Kamis, 22 September 2016
Di baca 1239 kali

PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DIALOG DAN MAKAN SIANG DENGAN PARA EKONOM

ISTANA MERDEKA, JAKARTA

22 SEPTEMBER 2016

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

 

Hari ini kembali saya mengundang Bapak, Ibu semuanya dalam rangka untuk bisa memberikan pandangan pada pemerintah dan negara mengenai situasi terkini, situasi terakhir yang Bapak, Ibu sekalian lihat.

 

Dan apa pun, sekarang ini situasi ekonomi global belum pulih. Semuanya saya kira kemarin, waktu kita pertemuan terakhir di Hangzhou, di G20, juga semuanya masih belum juga menemukan jawaban-jawaban.

 

Saya bertemu dengan IMF, Bank Dunia, OECD. Semuanya tetap tahun depan masih pesimis bahwa pertumbuhan ekonomi dunia naik. Dan mereka malah menyampaikan akan ada penurunan lagi. Ini saya kira berita yang tidak baik.

 

Dan juga di dalam negeri sendiri, karena juga ekonomi global tadi, harga komoditas juga masih belum membaik. Ketidakpastian kebijakan keuangan yang, kalau kita lihat, juga masih belum jelas arahnya mau ke mana.

 

Saya kira pertemuan G20 kemarin yang saya lihat, yang masih paling sangat optimis ya Narendra Modi. Dia masih optimis. Dan akan naik lagi.

 

Saya ingin mengambil poinnya dia. Poinnya dia, maksud saya, kalau India itu berani optimis, kenapa kita juga tidak?

 

Tetapi tetap dengan pembenahan-pembenahan di dalam yang kita harus lakukan perombakan besar-besaran. Kalau kita tidak melakukan itu, ya saya pastikan kita akan ditinggal.

 

Saya masih optimis bahwa masih banyak peluang-peluang yang bisa kita ambil, kita raih, terutama memang kalau ketergantungan kita pada APBN untuk mestimulasi pertumbuhan iya.

 

Tapi, kalau saya masih inginnya besar-besaran investasi itu harus masuk, karena perjalanan saya ke beberapa negara, kita itu sebetulnya menjadi incaran arus modal masuk.

 

Tetapi memang di kita masih ada banyak masalah, banyak kendala. Mungkin tadi dari Pak Rosan sudah menyampaikan, dari HIPMI, Pak Haryadi bisa menyampaikan. Juga memang kendala-kendala dari pelaku-pelaku ini juga masih dirasakan meskipun kita sudah berusaha untuk menyelesaikan itu.

 

Saya kira itu mungkin sebagai pembuka.

 

Dan yang terakhir, saya jadi ingat masalah tax amnesty. Saya sampai saat ini masih optimis dengan program ini. Saya bukan berbicara angka. Memang saya tidak pernah bicara angka.

 

Tetapi yang paling penting menurut saya, trust dari masyarakat terhadap pemerintah itu kelihatan ada. Kemudian kepatuhan dan kesadaran membayar pajak mereka ini sekarang saya lihat ada pergerakan yang sangat baik.

 

Dan sampai hari ini, paling tidak tebusan kita sudah mencapai 33 lebih, dan sudah mengangkut mungkin lebih dari 90 ribu orang yang ikut tax amnesty.

 

Dan saya tadi membaca di risetnya Citibank. Saya baca. Ini ditulis di sini. Tax amnesty bergerak cepat. Dan aset deklarasinya sudah 1.029 triliun. Dan ini merupakan satu dari sukses tax amnesty yang ada di dunia.

 

Ini saya baca. Judulnya aja saya sudah senang. Dan ini merupakan strategi Indonesia yang menurut mereka sangat baik.

 

Saya kira itu sebagai pengantar yang saya sampaikan. Terima kasih.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden