Siaran Pers: Seri Mantul 1 Kemensetneg: Inovasi Gelora Bung Karno dan Kemayoran

 
bagikan berita ke :

Jumat, 30 November 2018
Di baca 3696 kali

Kementerian Sekretariat Negara pada Jumat pagi (30/11), menggelar bincang santai “Mantul” atau  singkatan dari “Mantap Betul” di Lobby Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara. Mantul merupakan media komunikasi baru Kemensetneg dengan masyarakat, melalui sharing informasi dan dialog langsung antara pemangku kepentingan di Kemensetneg dengan para awak media, influencer media sosial, dan Kontributor Berita Kemensetneg.

 

Bincang santai Mantul dibuka oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, didampingi Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadan Wildan; Staf Ahli Mensesneg Bidang Komunikasi Politik dan Kehumasan, Sugiri; dan Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Eddy Cahyono Sugiarto, serta menampilkan narasumber Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK), Winarto; dan Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran, Medi Kristianto.

 

Mengangkat tema “GBK dan Kemayoran”, edisi pertama Mantul yang dihadiri sekitar 80 orang rekan media, influencer, dan Kontributor Berita Kemensetneg ini bertujuan menginformasikan kepada masyarakat tentang berbagai capaian kinerja dan inovasi yang telah dikembangkan di Gelora Bung Karno dan Kemayoran.

 

“Kegiatan ini untuk sambung rasa, berdiskusi tentang inovasi di Kementerian Sekretariat Negara khususnya dua BLU di bawah Kementerian Sekretariat Negara, PPK Kemayoran dan PPK GBK. Nanti kita bisa ke sana langsung untuk melihat bagaimana pengelolaan PPK GBK dan PPK Kemayoran”, kata Setya Utama.

 

Acara yang dipandu oleh Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadan Wildan dan dikemas dengan bentuk bincang-bincang santai di Lobby Gedung Utama ini, jauh dari kesan formal. Para peserta dengan pakaian kasual duduk lesehan dan sangat antusias mendengarkan paparan narasumber dalam bincang-bincang santai tersebut.

 

Gelora Bung Karno Fokus Melayani Masyarakat

 

Direktur Utama Gelora Bung Karno, Winarto menyampaikan gambaran GBK masa lalu dan masa kini. Jika sebelumnya di sepanjang jalan Asia Afrika dipenuhi penjual tanaman hias, sekarang telah menjadi tempat pejalan kaki yang nyaman; jika dulu banyak pungutan liar parkir pada para pengunjung, kini telah diterapkan cashless parking dengan menggunakan e-money, Flazz, dan sebagainya. Event Asian Games dan Asian Para Games 2018 telah menjadi trigger perubahan GBK saat ini.

 

Renovasi GBK untuk memenuhi standar event olahraga internasional dimulai pada tahun 2015 dengan menggunakan konsep multifungsi dan multievent, yaitu satu venue bisa digunakan untuk berbagai kepentingan masyarakat setelah gelaran olahraga internasional tersebut selesai dilaksanakan. Misalnya, selain untuk gelaran olahraga juga dapat digunakan untuk pertunjukan musik, pameran, dan sebagainya.

 

Terkait pengelolaan GBK, Pemerintah berkomitmen untuk melayani kepentingan masyarakat.  Dengan total luas 279 hektar, 53% penggunaan kawasan GBK adalah untuk ruang terbuka publik dan tidak semata-mata dibangun gedung untuk urusan komersial.

 

Lebih lanjut Winarto menyampaikan bahwa dari sekitar 200 lebih Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia, hanya ada 2 BLU yang telah memberikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Kementerian Keuangan. Kedua BLU tersebut merupakan BLU di bawah Kemensetneg, yaitu PPK GBK dan PPK Kemayoran. “Oleh karena itu kita harus menjaga ini semakin baik dan semakin transparan serta difokuskan untuk pelayanan publik yang lebih baik,” kata Winarto mengakhiri penjelasannya.

 

Hutan Kota Kemayoran, the Last Piece of Land di Kota Jakarta

 

Kawasan Kemayoran meliputi kawasan seluas 454 hektar. Selama 3 tahun terakhir ini Kemayoran sedang merevitalisasi Hutan Kota, yang luasnya 22,3 hektar sebagai ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Jika setahun yang lalu, Hutan Kota masih dipenuhi eceng gondok, sekarang eceng gondok tersebut sudah tidak ada lagi. Dapat dikatakan Hutan Kota Kemayoran merupakan  The Last Piece of Land di Ibu Kota Jakarta dan aset lahan pemerintah yang harus dikelola secara maksimal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara aktif.

 

Pengelolaan Hutan Kota Kemayoran telah diakui publik dengan mendapatkan penghargaan inovasi, yaitu pada Juni 2018 lalu berhasil masuk dalam “Top 99 Inovation” dari KemenPan dan RB. Untuk menunjukkan komitmennya dalam menjaga lingkungan, pada tahun 2019 PPK Kemayoran akan mengalokasikan sekitar 30 milyar rupiah untuk merevitalisasi Hutan Kota, yang antara lain dialokasikan untuk membangun amphitheatre, jembatan, tempat penangkaran burung dan kupu-kupu.

 

Fungsi Hutan Kota Kemayoran yang disebut sebagai three wonderful journey, merupakan sarana rekreasi, edukasi, dan konservasi. “Sebagai sarana rekreasi, akan ada jogging track, ada tempat bersepeda. Sebagai sarana edukasi, akan ada penangkaran burung dan kupu-kupu, tempat pembibitan, pengolahan sampah. Dan ketiga adalah konservasi, untuk pelestarian mangrove, penahan banjir, rumah pompa, dan sebagainya,” kata Medi Kristianto.

 

Acara bincang-bincang Mantul kemudian dilanjutkan dengan kunjungan para awak media, influencer media sosial, dan Kontributor Berita ke Hutan Kota Kemayoran dan kawasan Gelora Bung Karno.

 

 

Jakarta, 30 November 2018

(Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           0           0           0           0