ACARA HARI LAHIR (HARLAH) NAHDLATUL ULAMA KE-82

 
bagikan berita ke :

Minggu, 03 Februari 2008
Di baca 8817 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA HARI LAHIR (HARLAH) NAHDLATUL ULAMA KE-82 DI ISTORA SENAYAN, JAKARTA
TANGGAL 3 FEBRUARI 2008


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarrakaatuh,


Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Mohammad Jusuf Kalla beserta Ibu,

Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Yang Mulia para Duta Besar Negara-negara Sahabat, dan para tamu kehormatan dari luar negeri,

Yang saya hormati Ketua Umum PB NU Bapak DR. K.H. Hasyim Muzadi,

Yang saya hormati Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, dan Gubernur Kepulauan Riau,

Yang saya muliakan para Tokoh Nasional dan Para Ulama,

Hadirin sekalian Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, para nahdliyin dan nahdliyah baik yang berada di Jakarta, di Batam, di Lampung, di Lamongan, dan di seluruh tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

 Marilah sekali lagi pada hari yang bersejarah ini dan Insya Allah penuh berkah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah S.W.T karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga senantiasa kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, tugas dan pengabdian kita pada umat, pada masyarakat, dan kepada bangsa dan negara tercinta.

 Marilah pula kita haturkan sholawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad S.A.W beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut Rasullulah sampai akhir zaman.

Hadirin yang saya muliakan,

 Pada kesempatan yang membahagiakan ini saya mengucapkan selamat HARLAH bagi Nahdlatul Ulama yang ke-82 dan kepada Muslimat Nahdlatul Ulama yang ke-62. dengan doa dan harapan semoga ke depan organisasi yang kita cintai bersama ini makin maju dan makin meningkat kontribusinya bagi umat, bangsa, dan negara.

 Atas nama negara dan pemerintah, saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama atas peran, jasa, dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara sejak kelahirannya tahun 1926 sampai sekarang ini.

 Sebelum kemerdekaan, Keluarga Besar NU ikut aktif membangun wawasan kebangsaan seraya membangun kehidupan bangsa yang relijius. Pada masa kemerdekaan Keluarga Besar Nahdlatul Ulama ikut terlibat dalam membangun konsensus dasar kebangsaan dan kerangka bernegara, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 Di masa pasca-kemerdekaan dan pembangunan nasional dewasa ini, NU terus aktif memberikan sumbangsihnya yang besar kepada masyarakat, bangsa dan negara. Bahkan Nahdlatul Ulama ikut dalam dinamika dan pasang surutnya kehidupan bangsa kita, termasuk berbagai krisis nasional yang terjadi sejak awal kemerdekaan sambil ikut mencari solusi dan jalan keluar. Sekali lagi terimalah ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dari bangsa dan negara.

Hadirin hadirat yang saya muliakan,

 NU dikenal oleh bangsa Indonesia bahkan oleh dunia sebagai organisasi yang memiliki prinsip dasar, nilai, dan jati diri yang kokoh, yang mencerminkan: pertama, organisasi sosial keumatan yang menganut jalan tengah dan lurus yang kita kenal dengan sikap moderat, yang menolak kekerasan dan ekstrimitas, yang menghormati perbedaan dan kemajemukkan, yang menjamin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah, dan yang benar-benar menjadikan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

 Yang kedua, NU adalah organisasi yang membangun kemitraan dengan pemerintah untuk menyukseskan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti: ekonomi kerakyatan, pendidikan baik pesantren maupun pendidikan umum, kesehatan masyarakat, gerakan melawan kejahatan seperti narkoba dan korupsi, pemeliharaan lingkungan dan lain-lain.

 Saya berharap, saudara-saudara, agar dengan prinsip dasar, nilai, dan jati diri yang baik ini NU terus meningkatkan pengabdian dan perannya dalam membangun bangsa dewasa ini. Semua yang dilakukan oleh NU di waktu yang lalu masih tetap relevan dan masih tetap diperlukan, sekarang dan ke depan.

Saudara-saudara,

 Membangun bangsa dan negara menuju masa depan yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang sejahtera, membangun negara yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur tidaklah mungkin dilakukan hanya dalam kurun waktu sepuluh dua puluh tahun saja. Begitu pengalaman negara dan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Membangun negara juga tidak sepi dari tantangan, persoalan, dan ujian yang berat. Begitu pula yang dialami oleh bangsa lain, dan yang dialami oleh bangsa kita sendiri.

Oleh  karena itu  diperlukan kesabaran dan keteguhan yang tinggi dari kita semua, diperlukan semangat, optimisme, dan kerja keras kita semua, diperlukan persatuan dan kebersamaan kita semua. Sebagai kepala negara saya sungguh ingin warga nahdliyin dan nahdliyah tampil di depan, menjadi pelopor, dan memberikan teladan sebagaimana di waktu yang lalu, agar kita menjadi bangsa yang pandai bersyukur, sabar, tegar, dan terus berikhtiar; menjadi bangsa yang tidak cepat putus asa, mengeluh, dan pandai menyalahkan pihak lain. Menjadi bangsa yang mestinya ikut memecahkan masalah bukan hanya menonton saudara-saudaranya yang tengah bekerja keras.

Keluarga Besar Nahdlatul Ulama yang saya cintai,

Marilah kita ambil pelajaran yang sangat besar dan mari kita contoh dan jalankan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin agung di dunia junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W dalam mengajarkan Islam, menjalankan firman Allah S.W.T. Beliau melakukan perubahan besar. Apa yang kita kenal sekarang transformasi dan reformasi untuk membangun karakter umat (character building), membangun bangsa (nation building), membangun negara (state building) yang Rasullulah pimpin  pada zaman beliau. Rasullulah berhasil secara gemilang dalam melaksanakan transformasi dan reformasi, karena beliau memimpin dan menjalankan perubahan besar itu secara bertahap tetapi berkelanjutan.

Memang diperlukan waktu yang tidak sedikit. Beliau memimpin dan menjalankan perubahan secara moderat dalam bahasa bersama jalan tengah yang lurus dengan pendekatan persuasif dan damai tanpa kekerasan dan ekstrimitas. Rasullulah juga mengayomi dan mengajak semua warga negara yang beliau pimpin untuk bersama-sama melakukan perubahan transformasi.

Dan di atas segalanya, saudara-saudara, dengan kesabaran dan ketabahan Rasullulah bersama sahabat dan pengikut-pengikutnya serta tentu dengan pertolongan Allah S.W.T semua ujian, persoalan, dan tantangan yang berat dapat dihadapi dan diatasi. Marilah pelajaran berarti ini dapat kita contoh dan jalankan dalam melakukan pembangunan bangsa, dalam melakukan perubahan total di negeri tercinta ini.

Saudara-saudara,

Kalau kita jujur dan objektif dan pandai bersyukur, sesungguhnya dibandingkan dengan keadaan nasional diawal krisis 10 tahun yang lalu dan tahun-tahun setelah itu keadaan negeri kita setapak demi setapak telah makin membaik. Lihatlah dari segi keamanan, stabilitas politik, ekonomi, penegakkan hukum, pemberantasan korupsi, kerja sama dengan negara-negara sahabat. Namun secara jujur harus kita akui bahwa masih banyak persoalan di negeri ini yang harus kita  atasi dan kita perbaiki, masih banyak tugas di depan kita untuk kita lakukan demi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Saya mengajak warga NU dan seluruh rakyat Indonesia untuk menuntaskan penyelesaian masalah akibat krisis nasional yang lalu dan terus melanjutkan pembangunan bangsa. Memang saudara-saudara, pengalaman menunjukkan ujian dan permasalahan sering datang dan pergi. Sebagai contoh, ketika sejumlah masalah dapat kita atasi bersama-sama, 3 tahun terakhir ini harga minyak dunia sangat tinggi. Satu tahun terakhir ini harga beberapa komoditas pangan di dunia melonjak tinggi, akibatnya ekonomi kita juga  ikut terpuruk. Oleh karena itu pemerintah tengah bekerja keras untuk menghadapi keadaan ini agar rakyat kita tidak menerima beban yang berat.    
          
Demikian juga sebagaimana disampaikan oleh K.H. Hasyim Muzadi tadi, tahun-tahun terakhir ini banyak perubahan iklim global yang kita kenal dengan climate change. Terjadi berbagai bencana alam di seluruh dunia, termasuk di negeri tercinta kita. Bencana-bencana alam itu banyak yang disebabkan oleh kesalahan manusia, termasuk kesalahan bangsa kita. Saya mendukung, saya menggarisbawahi ajakan dari pimpinan Nahdlatul Ulama tadi untuk ikut menyelamatkan lingkungan kita, bumi kita, hutan-hutan kita.

Saudara-saudara, 

Saya yakin dan percaya dengan Ridho Allah S.W.T dan dengan persatuan dan kebersamaan dan kerja keras kita semua warisan masalah akibat krisis yang lalu dan berbagai masalah baru yang muncul belakangan ini akan dapat kita atasi. Saya juga sangat percaya dengan Ridho Allah S.W.T bangsa Indonesia, bangsa yang besar ini akan mampu membangun diri menuju masa depan yang maju dan sejahtera.

Demikianlah saudara-saudara,

Sekali lagi selamat ulang tahun kepada Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan Muslimat Nahdlatul Ulama. Dirgahayu NU. Mari terus kita bangun kehidupan bangsa yang lebih baik.

Sekian.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarrakaatuh.