ALSA Asian Forum 2006 : Mahasiswa Hukum Negara-Negara Asia berkunjung ke Sekretariat Negara
Kunjungan tersebut merupakan salah satu program legal course yang diadakan oleh ALSA dalam rangkaian 18th ALSA Asian Forum yang diadakan di Jakarta, 7-14 Agustus 2006. Forum ini juga menghadirkan beberapa pembicara dari Sekretariat Negara, yakni Deputi Mensesneg Bidang Perundang-Undangan Abdul Wahid, Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Perekonomian dan Industri M. Sapta Murti, dan Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan Sumarwoto.
Bagaimana posisi Sekretariat Negara dalam proses pembentukan perundang-undangan di Indonesia dipaparkan dengan ringkas oleh Abdul Wahid. “Inisiatif membentuk Rancangan Undang-Undang berasal dari Departemen dan Non Departemen. Karena Menteri adalah pembantu Presiden, maka Menteri harus meminta persetujuan Presiden terlebih dahulu,” ungkapnya.
Sekretariat Negara pada saat itu melakukan analisis terhadap Rancangan Undang-Undang untuk melihat apakah isinya sudah sejalan dengan Pemerintah atau belum. Setelah persetujuan Presiden turun, Departemen atau Non Departemen terkait mulai melakukan persiapan, biasanya dengan membentuk tim antar Departemen yang dikoordinasi oleh Departemen Hukum dan HAM. Setelah Rancangan Undang-Undang siap, rancangan tersebut disampaikan kepada Presiden lewat Menteri Sekretaris Negara.
“Pada saat itu pula, Sekretaris Negara melakukan analisis isi RUU baik dari aspek isi maupun teknis,” tandas Abdul Wahid. Diungkapkan pula, seringkali terjadi perbedaan cukup tajam ketika suatu Rancangan Undang-Undang didiskusikan antara DPR dengan pihak Pemerintah. Karenanya, Menteri yang mewakili Presiden harus berkonsultasi ke Presiden terlebih dahulu lewat Menteri Sekretaris Negara.
Forum juga diwarnai sejumlah pertanyaan dalam bahasa Inggris dari para mahasiswa ALSA yang tampak ingin tahu lebih dalam tentang tugas Sekretariat Negara. Acara kemudian diakhiri dengan tukar-menukar sovenir antara rombongan ALSA dengan Sekretariat Negara dan foto bersama.
Dimas, Presiden ALSA, mengungkapkan kunjungan ALSA ini melibatkan para mahasiswa dari 10 negara Asia yang menjadi anggotanya, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Pilipina, Hongkong, Cina, Taiwan, Korea, dan Jepang. “Sayangnya mahasiswa dari Pilipina dan Taiwan tidak bisa hadir dalam event ALSA tahun ini,” sesal Dimas.*** (reporter: Tim Humas)