Armada KLM Dirawat di Indonesia

 
bagikan berita ke :

Senin, 03 Maret 2008
Di baca 1102 kali


Kontrak ditandatangani Executive Vice President KLM Engineering & Maintenance Peter Somers dan Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto di markas KLM di Schiphol, Kamis pekan lalu. Turut menyaksikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Budhi Mulia Suyitno, Komisaris Utama GMF AeroAsia—yang juga Dirut Garuda Indonesia—Emirsyah Satar, Direktur Sertifikasi Kelaikan Udara Departemen Perhubungan Yurlis Hasibuan, dan Kuasa Usaha Kedubes RI di Den Haag Djauhari Oratmangun.

Richard mengatakan, kontrak perawatan akan berlangsung sampai tahun 2010. Pada tahap awal, potensi pendapatan dari perawatan sedikitnya 25 pesawat KLM dan maskapai mitra KLM selama ini diperkirakan mencapai 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 450 miliar.

”Sebenarnya sudah lama kami merawat pesawat dari maskapai penerbangan asing, baik dari Eropa maupun Amerika. Kontrak ini merupakan kerja sama besar pertama yang kami dapat dalam sepuluh tahun terakhir,” kata Richard.

Richard menambahkan, kedepan GMF akan lebih fokus pada pesawat jenis Boeing seri 737 dan seri 747. Langkah ini diambil untuk meningkatkan pangsa pasar GMF yang selama ini berkisar 3 persen dari pasar internasional.

GMF awalnya anak perusahaan Garuda Indonesia yang melepaskan diri menjadi perusahaan sendiri pada tahun 2002. GMF memiliki areal 115 hektar dan tiga hanggar perawatan pesawat dengan 3.000 pekerja.

Ujian pertama

Pada 3 Maret 2008, satu pesawat Boeing 747-300 milik Martinair yang selama ini dirawat KLM akan dikirim ke GMF untuk perawatan rutin setelah terbang 2.500 jam (C-check). Pesawat pertama ini akan menjadi ujian pertama GMF bagi kontrak yang nilainya lebih besar.

Hal tersebut juga diungkapkan Somers. Menurut Somers, kerja sama ini merupakan langkah awal dari sebuah peluang besar.

”Jika kerja sama ini berhasil, tentu ’saudara’ kami Air France juga akan menyerahkan perawatan armadanya ke GMF. Kami sangat optimistis terhadap hal ini,” kata Somers.

KLM dan Air France berada dalam satu holding Air France- KLM. Air France sendiri memiliki sedikitnya 120 pesawat Boeing. Dalam kerja sama ini, teknisi KLM juga akan membantu teknisi GMF meningkatkan kemampuannya agar kualitas yang diharapkan cepat tercapai.

Dirjen Perhubungan Udara Budhi M Suyitno mengatakan, kerja sama GMF dan KLM menjadi kampanye positif Indonesia bagi dunia internasional. Pemerintah berharap Komisi Eropa menyikapi kerja sama tersebut dengan mencabut larangan terbang Indonesia ke Eropa.

”Larangan itu tidak merugikan Indonesia dari sisi bisnis. Namun, stigma yang muncul akibat kebijakan Komisi Eropa itu sangat merugikan,” kata Budhi.
 
 
 
 
Sumber:
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.03.02255869&channel=2&mn=155&idx=155

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0