Bali Democracy Forum II: Membangun Dialog di Bidang Demokrasi dan Pembangunan

 
bagikan berita ke :

Jumat, 11 Desember 2009
Di baca 777 kali

 

Tujuan utama Bali Democracy Forum ini adalah membangun dialog dan kerja sama internasional dan regional di bidang demokrasi. Forum ini tidak dirancang untuk mendebatkan sistem demokrasi mana yang terbaik karena di dunia ini tidak ada demokrasi yang sempurna.

 

Bali Democracy Forum ini berlangsung pada tanggal 10-11 Desember 2009 dan dihadiri oleh para menteri luar negeri di Asia dari 36 negara, diantaranya Sultan Brunei Darussalam Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.    

 

Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan beberapa pemikirannya tentang demokrasi dan pembangunan, antara lain: 

 

Baik demokrasi maupun pembangunan menuntut akuntabilitas dari para pemimpin dan pejabat pemerintahan yang merupakan esensi dari tatakelola pemerintahan yang baik.

 

Apapun sistem politiknya, pembangunan dan demokrasi harus memberikan ruang baik partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang berpengaruh pada kehidupan mereka.

 

Kita harus menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dengan pembangunan politik. Jangan sampai ada tumbuh terlalu jauh melampaui yang lain karena akan menimbulkan ketidakpuasan dan instabilitas.

 

Demokrasi dan pembangunan pada intinya adalah proses pemberdayaan untuk seluruh lapisan masyarakat.

 

Sebelumnya, pertemuan Bali Democracy Forum pertama telah membahas demokrasi dari berbagai sisi dan sudut pandang dan bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas politik masing-masing untuk kepentingan rakyat.

 

Krisis finansial global telah memaksa dunia internasional untuk melakukan restrukturisasi ekonomi yang lebih demokratis. Salah satunya dengan penerapan inclusive growth yang memberikan perhatian besar pada pembangunan merata dan kepada kelompok-kelompok lemah dan kecil. Konsep ini telah dilontarkan oleh Forum G-20 dan mendapat dukungan dari Asian Development Bank. Tidak hanya itu, konsep ini juga telah menjiwai kerja sama ASEAN dan telah diadopsi APEC.

 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 5 tahun lalu telah menetapkan strategi pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada semangat pertumbuhan yang disertai pemerataan dan memiliki 3 jalur pembangunan ekonomi, yaitu pro-growth, pro-job, dan pro-poor. Presiden yakin triple track strategy ini sesuai dengan situasi di negeri berkembang yang masih menghadapi permasalahan kemiskinan dan pengangguran.

 

Acara yang berlangsung selama dua hari ini mengangkat tema, Promoting Synergy between Democracy and Development in Asia: Prospects for Regional Cooperation, diikuti dengan dua sesi interaktif masing-masing dengan tema Democracy and the Rule of Law dan Democracy and Development in the Information Age. (humas) 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0