Bangga Sulsel Ekspor 27 Produk Komoditas ke-24 Negara, Presiden Jokowi: Pemda Perlu Buat Terobosan
Tim Komunikasi Presiden
Sukardi Rinakit dalam siaran persnya mengatakan bahwa Presiden Jokowi
meminta kerja keras dan upaya serius untuk meningkatkan ekspor Provinsi
Sulawesi Selatan (Sulsel) serta antisipasi jangka pendek terhadap
aktivitas perdagangan, mengingat secara global sedang terjadi siklus
perlambatan ekonomi.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga perlu memangkas alur administrasi yang dinilai kurang perlu agar memudahkan pelaku usaha melakukan kegiatan eksportasi komoditas ke negara-negara tujuan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta agar ada terobosan kebijakan yang mendukung eksportir, terutama usaha kecil dan menengah. Semua itu diperlukan untuk mendorong pelaku usaha meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas unggulan.
Menurut Presiden Jokowi, Sulawesi Selatan adalah motor penggerak perekonomian di kawasan Indonesia Timur. Ini karena potensi ekspor Sulsel sangat beragam. Antara lain di bidang pertanian, perikanan (udang, Ikan dan rumput laut), pariwisata, perkebunan (kakao, biji kopi, jagung, dan cengkeh), pertambangan (nikel) dan kehutanan.
Salah satu andalan Sulawesi Selatan adalah potensi kakao yang produksinya rata-rata mencapai 330.000 ton per tahun dan menjadi penyumbang terbesar untuk ekspor.
Presiden Jokowi merasa senang karena mendengar produk ekspor mengalami perluasan menjadi 27 komoditas ekspor. Mulai dari Udang Beku, Ikan Tuna Beku, Daging Kepiting, Gurita Beku, Ikan Segar, Kakao Biji, Kakao Residu, Kakao Powder, Kopi Arabika, Buah Markisa, Jagung, Marmer, Kayu Olahan, Rumput Laut, Karet, Ikan Hidup, Ikan fillet, Minyak Mete, Mete Kupas, Kulit Ari Mete, Tepung Terigu, Dedak Gandum, Budsudan (Dupa), Telur Ikan Terbang, Reptil Skin, Semen hingga Nikel.
Tujuan ekspor pun bervariasi mencapai 24 negara tujuan. Yakni Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Italia, Puorterico, Jerman, Malaysia, Singapura, Hongkong, Philipina, Denmark, Inggris, China, Polandia, Dubai UEA, Kuwait, Saudi Arabia, Ukraina, Spanyol, Israel, Belanda, Vietnam, Australia, dan Timor Leste.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan bahwa diversifikasi negara tujuan ekspor dari pasar tradisional ke pasar non tradisional (emerging country) sangat dibutuhkan ke depan. Dengan kerja keras semua pihak, Presiden Jokowi berharap Sulawesi menjadi growth engine bagi perekonomian di kawasan Timur Indonesia. (Humas Kemensetneg)
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga perlu memangkas alur administrasi yang dinilai kurang perlu agar memudahkan pelaku usaha melakukan kegiatan eksportasi komoditas ke negara-negara tujuan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta agar ada terobosan kebijakan yang mendukung eksportir, terutama usaha kecil dan menengah. Semua itu diperlukan untuk mendorong pelaku usaha meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas unggulan.
Menurut Presiden Jokowi, Sulawesi Selatan adalah motor penggerak perekonomian di kawasan Indonesia Timur. Ini karena potensi ekspor Sulsel sangat beragam. Antara lain di bidang pertanian, perikanan (udang, Ikan dan rumput laut), pariwisata, perkebunan (kakao, biji kopi, jagung, dan cengkeh), pertambangan (nikel) dan kehutanan.
Salah satu andalan Sulawesi Selatan adalah potensi kakao yang produksinya rata-rata mencapai 330.000 ton per tahun dan menjadi penyumbang terbesar untuk ekspor.
Presiden Jokowi merasa senang karena mendengar produk ekspor mengalami perluasan menjadi 27 komoditas ekspor. Mulai dari Udang Beku, Ikan Tuna Beku, Daging Kepiting, Gurita Beku, Ikan Segar, Kakao Biji, Kakao Residu, Kakao Powder, Kopi Arabika, Buah Markisa, Jagung, Marmer, Kayu Olahan, Rumput Laut, Karet, Ikan Hidup, Ikan fillet, Minyak Mete, Mete Kupas, Kulit Ari Mete, Tepung Terigu, Dedak Gandum, Budsudan (Dupa), Telur Ikan Terbang, Reptil Skin, Semen hingga Nikel.
Tujuan ekspor pun bervariasi mencapai 24 negara tujuan. Yakni Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Italia, Puorterico, Jerman, Malaysia, Singapura, Hongkong, Philipina, Denmark, Inggris, China, Polandia, Dubai UEA, Kuwait, Saudi Arabia, Ukraina, Spanyol, Israel, Belanda, Vietnam, Australia, dan Timor Leste.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan bahwa diversifikasi negara tujuan ekspor dari pasar tradisional ke pasar non tradisional (emerging country) sangat dibutuhkan ke depan. Dengan kerja keras semua pihak, Presiden Jokowi berharap Sulawesi menjadi growth engine bagi perekonomian di kawasan Timur Indonesia. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?