Bicara Politik Seni dan Humanisme

 
bagikan berita ke :

Jumat, 12 Agustus 2016
Di baca 1762 kali

Pesan yang ingin disampaikan dalam pameran tersebut adalah bagaimana politik memiliki seninya tersendiri, dan bagaimana seni menyampaikan pesan politiknya. Hardi juga menambahkan bahan lain dalam tema pameran tersebut yaitu Humanisme. "Seni politik saja tanpa humanisme, yaa seperti tanpa ada kemanusiaan," ujar Herdi yang menginjak usia 65 tahun saat itu.

 

Menurut Hardi, tema “Politik Seni dan Humanisme” sengaja dipilih sebagai perenungan atas hasil karya yang selama ini sudah dihasilkan telah mengikuti dinamika sosial politik di Indonesia.  Memang dirinya terkenal tidak hanya lekat dengan dunia seni namun juga di kalangan politik sejak jaman Orde Baru, hingga ia sering disebut sebagai pelukis sosial.

 

Dalam acara tersebut Menteri Sekretaris Negara, Pratikno diminta untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara pameran lukisan yang akan dilaksanakan tanggal 12-20 Agustus 2016 ini. "Saya mendengar cerita pak Hardi tadi saya jadi ingin mendorong mahasiswa saya untuk mengkaji lagi tentang politik lukisan, Pak," ungkap Pratikno dalam sambutannya. "Jadi bukan hanya budaya politik tapi juga politik kebudayaan," ia menambahkan.

 

Ia mengaku sangat senang bersentuhan dengan seni, terutama dalam lingkungan Istana yang menurutnya cukup keras, "Dengan adanya seni membuat kantor di Setneg itu jadi lebih berwarna. Karena itu pula tanggal 1 Agustus kemarin Kemensetneg mengadakan pameran di Galeri Nasional," tutur Pratikno.

 

Sejumlah karya pelukis Hardi dalam pameran dibuat dalam rangka merayakan hari kelahiran pelukis asal Blitar tersebut. Terdapat sekitar 50  karya lukis di atas kanvas, 65 sketsa, kain print, dan juga bilah keris serta jangker hasil desain ditampilkan dalam pameran tunggal ini. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           3           0           2           0