Bryan Jevoncia, Bocah Pemenang Lomba Desain Perangko PBB

 
bagikan berita ke :

Rabu, 24 Oktober 2007
Di baca 1402 kali

Jakarta: Sungguh bahagia hati Bryan Jevoncia. Anak berumur 6,5 tahun ini berkesempatan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Kantor President, Selasa (23/10) sore. Bryan Jevoncia bukan sembarang anak. Bocah kelahiran Pontianak, 16 Desember 2000, siswa Kelas II Sekolah Dasar (SD) Suster di Pontianak, Kalimantan Barat, tersebut meraih Juara Pertama desain perangko PBB pada tahun 2007.

"Bryan adalah satu dari enam orang anak yang memenangkan lomba lukis desain prangko ini," kata Andi Mallarangeng kepada wartawan usai mendampingi Presiden SBY. "Dia berhasil mengalahkan 12.000 peserta dari 124 negara di dunia. Berkat kemenangannya ini, Bryan diundang ke New York untuk menerima penghargaan dan bisa bertemu langsung dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Bayangkan, anak umur 6,5 tahun bisa bertemu dengan Sekjen PBB, sementara saya baru-baru ini bisa bertemu dengan beliau," canda Andi.

Menurut Andi, Presiden SBY mengetahui berita kemenangan Bryan lewat media massa. "Ketika Presiden SBY tahu bahwa salah satu keinginan Bryan setelah memenangkan kompetisi tersebut adalah bertemu dengan Presiden, maka SBY pun mengundang Bryan dan keluarganya untuk datang ke Istana," tutur Andi.

Saat bertemu dengan Presiden SBY, Bryan menunjukkan sertifikat yang diperolehnya dan foto lukisan Bryan yang kini terpajang di New York. Kepada Presiden, Bryan menceritakan bahwa lukisannya yang memenangkan perlombaan tersebut mengusung tema “We Can End Proverty�. Lukisan yang menggunakan krayon ini menggambarkan seorang ibu tengah menjahit dibantu sejumlah anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Sisa-sisa kain hasil jahitan yang tidak digunakan, dapat dirancang beragam kerajinan menarik oleh anak-anak, seperti bunga maupun boneka.

Desain Bryan terinspirasi oleh kisah ibunya yang berprofesi sebagai tukang jahit baju untuk dituangkan dalam selembar kertas ukuran A4. Desainnya mengilustrasikan kemiskinan di dalam keluarga bisa diatasi, jika anggotanya saling gotong royong dan saling membantu.

"Senang bisa bertemu dengan Presiden," kata Bryan ketika ditanya tentang perasaannya setelah bertemu SBY. "Presiden ngasih beasiswa, tas sekolah, dan jam supaya nggak terlambat ke sekolah," ujar Bryan dengan gaya anak-anaknya yang lugu. Kepada wartawan, Bryan bercerita bahwa ia mengetahui kompetisi menggambar PBB ini dari internet. Kemudian mulailah ia membuat lukisan yang hanya memakan waktu satu minggu untuk mengerjakannya. Ketika ditanya apa cita-citanya, dengan tegas bocah bungsu dari empat bersaudara itu menjawab, "Insinyur," katanya.

Dengan keberhasilannya menyisihkan ribuan peserta di tingkat internasional "Children Art Competition" usia 6 - 15 tahun dari seluruh dunia, Bryan diundang ke Markas Besar PBB di New York, bertepatan dengan peringatan hari internasional "Education for Poverty" pada 17 Oktober 2007. Pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan di sebuah taman yang letaknya dekat dengan gedung PBB dan dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon serta Wakil Tetap RI di PBB Marty Natalegawa.

Dalam kunjungannya ke Kantor Presiden, Bryan didampingi oleh sang Ayah Bong Jauw Song, sang Ibu Rosina Fardimin, kakak lelaki Ramon Renardho, kakak perempuan Vita Felicia serta Ellen Claresta dan Kepala SD Swasta Suster Pontianak Rosa de Lima. Turut mendampingi Presiden untuk bertemu dengan Bryan, antara lain, Menkominfo M. Nuh, Menbudpar Jero Wacik serta dua Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/10/23/2344.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           0           0           0           0