BUKA PUASA BERSAMA DENGAN MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU BESERTA KELUARGA, 9 SEPTEMBER 2008

 
bagikan berita ke :

Selasa, 09 September 2008
Di baca 1364 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
BUKA PUASA BERSAMA DENGAN MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU BESERTA KELUARGA DAN KELUARGA BESAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA TANGGAL 9 SEPTEMBER 2008
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

 


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Yang saya hormati Bapak Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung,

 

Hadirin, hadirat yang dimuliakan Allah Subhaanahu wa Ta’aala,

 

Marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala, kita kembali dapat bersama-sama beribadah di bulan suci Ramadhan ini dan bersilaturahim pada sore hari yang insya Allah penuh berkah ini. Tadi saya bertanya kepada staf apakah perlu saya memberikan sambutan karena sudah amat sering saya berpidato tetapi dijawab, sebagai shohibul bait syariatnya harus menyampaikan sambutan sepatah, dua patah kata. Oleh karena itu, beberapa menit mendatang, selaku tuan rumah, saya ingin menyampaikan satu, dua hal ke hadapan Bapak, Ibu sekalian yang saya muliakan.

 

Namun sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bagindo Muhammad Letter yang telah memberikan ceramah atau hikmah Ramadhan, pesan-pesan spiritual kepada kita semua tadi dengan topik utamanya syukur, bagaimana kita senantiasa bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kiai Haji Nur Faqih yang tadi telah melantunkan ayat-ayat suci Al Qu’ran dan insya Allah nanti Bapak Miftah Farid juga akan memimpin doa pada saatnya nanti. Ketiga ulama, ketiga cendekiawan ini hadir bersama kita di sini untuk juga bersatu dalam syukur, dalam doa dan harapan, dalam ibadah, dalam tekad untuk berbuat yang lebih baik di hari esok.

 

Bapak, Ibu, hadirin sekalian,

 

Akan saya gunakan kesempatan yang baik ini karena terus terang usia Kabinet Indonesia Bersatu ini hampir 4 tahun. Amat jarang para Menteri beserta Ibu, putera, puteri, cucu, bersilaturahim seperti ini. Saya tadi berbincang-bincang dengan Pak Jusuf Kalla: Pak Jusuf, kita ini harus lebih banyak meminta maaf kepada para Ibu karena hari libur pun, Sabtu, Minggu, kadang-kadang malam hari, saya, Wapres, sering mengundang para Menteri, anggota Kabinet, untuk entah melakukan pertemuan, entah melaksanakan Sidang Kabinet atau meninjau ke seluruh pelosok negeri ini. Oleh karena itu, meskipun semuanya itu dalam rangka tugas bukan untuk bersenang-senang, namun karena sudah mengganggu keluarga bagi para istri, para suami, putera, puteri, cucu, pada bulan suci Ramadhan ini tepat kalau saya memohon maaf. Jangan disalahkan para suami, Menteri atau Ibu Menteri yang kadang-kadang kurang waktunya untuk bersama keluarga. Kalau harus disalahkan, saya pertama-tama, nomor dua baru Pak Jusuf Kalla, maaf.

 

Yang kedua, saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena kita semua mengetahui ujian, persoalan, tantangan yang kita hadapi tidak ringan. Ada wartawan asing bertanya kepada saya: Mr. President, yang paling berat sewaktu anda memimpin ini kapan, tahun berapa? Saya katakan, ya empat tahun, empat-empatnya berat karena memang banyak persoalan meskipun bukan hanya negeri kita, negara lain juga mengalami dan rakyat kita memiliki harapan yang sangat tinggi, sepertinya semuanya bisa diubah seketika semudah membalik telapak tangan dan kemudian banyak yang kurang sabar sebagaimana tadi Bapak Bagindo Muhammad Letter telah menjelaskan. Oleh karena itu, lebih tertantang lagi, lebih memerlukan dedikasi, pengabdian, dan pengorbanan kita semua. Oleh karena itu, saya, tentu bersama Wapres, tidak mungkin menjalankan tugas yang luar biasa besar tantangannya ini tanpa bantuan, tanpa kontribusi, tanpa kebersamaan di antara kita. Oleh karena itu, atas semua capaian yang telah kita capai dan masih banyak lagi pekerjaan rumah yang harus kita rampungkan, tapi semua jerih payah, pengorbanan, pengabdian anggota Kabinet Indonesia Bersatu yang telah diberikan tentunya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Tentu ini juga kepada spouse, baik istri atau suami dan putera, puteri yang juga tentu memberikan dorongan kepada para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu.

 

Kemudian berikutnya lagi tentunya kita akan melangkah ke depan dan terus melangkah ke depan. Oleh karena itu, ya saya berharap, mari kita perkokoh kebersamaan kita, kita pergigih upaya kita, kerja lebih keras lagi dengan satu keyakinan, dengan ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala seberat apapun persoalan yang kita hadapi, insya Allah ada jalan keluarnya. Kalau hari ini bertepatan dengan ulang tahun saya, 9 September, saya juga mohon doa dari semua, dari Pak Jusuf Kalla beserta Ibu, dari para Menteri anggota kabinet, semua handai taulan, teman-teman dekat yang selama ini bersama-sama kita, bersama kami mengemban tugas negara, saya mohon doa restunya agar sisa masa bakti saya atau kita semua sampai jatuh tempo tanggal 20 Oktober tahun depan dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Dan tiada yang lebih dahsyat kecuali doa, zikir, dan kebersamaan kita dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di depan.


Kemudian, yang terakhir tentunya, semua persoalan, tantangan, ujian itu tidak akan sirna, tidak akan hilang kalau tidak kita selesaikan, tidak kita atasi, tidak kita carikan jalan keluarnya. Oleh karena itu, biarkanlah kegaduhan sering terdengar di negeri ini, sebagian dari Saudara-saudara kita, tapi tidak boleh dijadikan alasan apapun untuk kita berputus asa, kita berkecil hati, kita menyerah untuk mengemban tugas, mengemban kewajiban ke depan yang tentu tidak ringan tetapi mulia ini. Tadi saya menghadiri Peringatan Hari Olahraga Nasional di Gelora Istora. Kemudian ada satu seniman cukup senior, namanya Iwan Abdurahman yang dulu bergabung dalam Bimbo, beliau melantunkan lagu-lagu yang sangat heroik, yang sangat patriotik, menggugah semangat kejiwaan kita tadi, apa yang bisa kita lakukan kepada negara dan bukan apa yang bisa dilakukan negara kepada kita. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah Saudara Iwan Abdurahman tadi mengatakan, katanya ada orang bijak: sampaikan kepada 190 juta rakyat Indonesia supaya kita terus berjuang, terus berikhtiar mengatasi masalah dan membangun hari esok yang lebih baik. Bung Iwan bertanya: Kenapa hanya 190? Yang 30 juta masih belum berpikiran positif, masih serba negatif, masih pesimis, masih menghujat, dan sebagainya, dan sebagainya. Mudah-mudahan jumlah itu makin kecil, makin kecil, makin kecil, dan kita bersatu semuanya dalam kesadaran, dalam amanat, dalam tekad, dan apa kerja nyata kita di negeri tercinta ini.

 

Saya kira itulah yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi, selaku tuan rumah saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran hadirin, hadirat semua untuk beribadah pada sore hari ini sekaligus untuk berbagi rasa syukur dan kebahagiaan dengan keluarga saya atas ulang tahun saya yang ke-59. Semoga silaturahim kita ini membawa berkah dan mendapatkan ridho dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Demikian.


Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI