Buka Puasa Bersama di Istana Negara

 
bagikan berita ke :

Jumat, 05 Oktober 2007
Di baca 1180 kali

Presiden SBY dalam sambutannya singkatnya mengatakan agar perbedaan identitas dan kedudukan tidak menjadi penyebab satu sama lain saling menjauh, baik itu perbedaan dari segi agama, ras , suku, daerah , dan partai politik, ataupun perbedaan –perbedaan yang lain. �Semua perbedaan itu tidak menghalangi kita untuk senantiasa dekat, rukun dan bersatu mengemban amanah dan tugas kita bersama ,� ujar SBY. Bahkan, lanjut SBY, Islam melarang untuk memutus silaturrahim diantara kita. "Justru kita dianjurkan untuk senantiasa memperkokoh kebersamaan kita, untuk menjalankan tugas bersama kita melakukan hal-hal yang baik, yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara, dan membangun masa depan yang lebih baik tanpa adanya perbedaan,� ujarnya.

Dalam acara yang juga dihadiri Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah JK itu, Presiden SBY berharap agar kita menggunakan kekuatan akal untuk menyikapi berbagai musibah yang terjadi di Indonesia."Misalnya tentang musibah gempa, tanah longsor dan lain-lain, termasuk menyikapi transpormasi nasional atau reformasi yang sedang berlangsung." Presiden mencontohkan perjalanan Nabi Muhammad. SAW. "Pada zaman beliau, penyebaran agama Islam dengan baik, sehingga disebut sebagai the great reform di dunia ini, karena Rasulullah memahami perubahan besar selalu memerlukan waktu. Perubahan besar selalu penuh tantangan , permasalahan dan hambatan, membutuhkan kesabaran, ketegaran dan kegigihan untuk melanjutkannya," kata SBY.

“Perubahan besar itu pula, harus dilaksanakan secara gradual, balance, sehingga tidak mengalami keguncangan yang tidak perlu. Di atas segalanya, cara-cara yang dilakukan bagi sebuah perubahan besar, bukanlah cara-cara radikal, revolusioner, apalagi dengan cara-cara kekerasan,� kata Presiden.

Sebelumnya, Prof. Quraish Shihab dalam ceramahnya menjelang buka puasa menyampaikan bahwa manusia dalam pandangan Al Quran adalah satu kesatuan yang kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia secara orang per orang tidak dapat berdiri sendiri. Kebutuhan seseorang tidak dapat dipenuhi kecuali dengan kerjasama semua pihak.� Kerjasama semua pihak itu menuntut pengorbanan, paling tidak pengorbanan sedikit dari ego manusia. Manusia sebagai manusia ego yang selalu menuntut agar kebutuhan, bahkan keinginannya, dipenuhi. Ini dapat menimbulkan perselisihan. Guna menghidarkan perselisihan ini, setiap orang harus mengorbankan sedikit atau banyak tuntutan egonya, untuk kepentingan pihak lain,� katanya.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/10/04/2290.html

Pada kesempatan itu, Presiden SBY menerima secara simbolis buku Ensiklopedia Al Quran dari Prof.Quraish Shihab, sekaligus peluncuran buku tersebut yang diterbitkan penerbit Lentera Hati.

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           1