Data Jemaah Haji Korban Peristiwa Mina Per 5 Oktober 2015 Pukul 15.30 WIB

 
bagikan berita ke :

Senin, 05 Oktober 2015
Di baca 591 kali

Sebelumnya, Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah merilis bahwa ada 6 jamaah haji Indonesia yang masih dirawat di rumah sakit. Dengan kepulangan Sapuna, berarti masih ada 5 jamaah yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi akibat peristiwa Mina yang terjadi pada Kamis (24/9) lalu.

 

Terkait update jumlah korban wafat, belum ada jenazah baru yang teridentifikasi sebagai jamaah haji Indonesia. Dengan demikian, janazah yang sudah teridentifikasi tetap berjumlah 100, terdiri dari 95 jenazah jamaah haji Indonesia dan 5 jenazah warga Negara Indonesia (WNI) yang mukim di Arab Saudi.

 

Jamaah haji Indonesia yang sampai saat ini dilaporkan belum kembali ke pemondokan, menurut Arsyad berjumlah 28 orang, terdiri dari: jamaah asal BTH 14 (3 orang), JKS 61 (17 orang), SOC 62 (1 orang), SUB 28 (1 orang), SUB 36 (2 orang), SUB 48 (2 orang), SUB 61 (1 orang) dan UPG 10 (1 orang).

 

Minta Hasil Sidik Jari 

 

Arsyad Hidayat menambahkan, pihaknya saat ini sedang meminta kepada pihak otoritas Muaishim agar dapat mengeluarkan seluruh data hasil sidik jari jenazah jamaah haji Indonesia yang telah mereka identifikasi. Di dalam data hasil sidik jari tercakup data nomor visa  jamaah haji dan ada nomor kedatangan atau roqmud-dukhul bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi.

 

Menurut Arsyad, setiap jenazah yang dikeluarkan dari kontainer dilakukan tiga tahapan proses, yaitu: pengambilan foto, pengambilan sidik jari, dan pengambilan sample DNA. Artinya, lanjut Arsyad, setiap jenazah sebenarnya sudah diidentifikasi semua oleh pihak Arab Saudi. Terlebih lagi jamaah atau korban yang sudah dimakamkan karena menurut Arsyad, pihak Saudi tidak akan mungkin memakamkan jenazah sebelum jelas identitas atau hasil identifikasinya.

 

Arsyad Hidayat mengatakan bahwa keberadaan hasil sidik jari ini penting untuk memudahkan proses identifikasi jenazah jamaah haji Indonesia. Apalagi saat ini proses yang dilakukan sudah tidak lagi melalui pengamatan foto, tapi langsung mengidentifikasi dokumen jenazah. “Kita juga sudah meminta dokumen hasil sidik jari jamaah. Itu dari sisi presisi lebih meyakinkan lagi sebab di sana ditulis nama, asal negara, nomor visa atau nomor kedatangan bagi WNI yang ke Arab Saudi,” terang Arsyad. 

 

“Dengan  mendapat dokumen nomor visa maka kita bisa langsung meng-crossceck ke data Siskohat karena seluruh data jamaah haji yang masuk ke Arab Saudi itu  terekap nomor visanya pada data Siskohat kita,” tambah Arsyad. 

 

Terkait sinergi dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes POLRI, Arsyad berharap keberadaan tim DVI dapat mempercepat proses identifikasi karena mereka sudah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk dapat mengakses  RS Muashim atau tempat pemulasaraan jenazah di Muaishim secara langsung, sehingga data kepastian jamaah haji yang hilang bisa segera didapatkan.  (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0