Doorstop Presiden RI - Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju Indonesia..., Karawang,23 Desember2016

 
bagikan berita ke :

Jumat, 23 Desember 2016
Di baca 1487 kali

DOORSTOP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DEKLARASI PEMAGANGAN NASIONAL MENUJU INDONESIA KOMPETEN

KARAWANG, JAWA BARAT

23 DESEMBER 2016



Wartawan:

Siang, Bapak.


Tantangan ke depan soal persaingan itu bagaimana, Pak?


Presiden:

Oleh sebab itu, pemagangan nasional ini harus paralel dengan masuknya investasi yang sebesar-besarnya ke negara kita, investasi oleh dunia usaha di dalam negeri maupun masuknya investasi dari luar. Tanpa itu, tidak akan terjadi penciptaan lapangan pekerjaan.


Artinya, SDM-nya siap dan penggunaannya juga ada. Ini yang akan kita sesuaikan antara pemerintah dan dunia usaha, dengan KADIN, dengan Apindo, dan dengan asosiasi yang lain.


Dan kita ingin tidak hanya dalam jumlah-jumlah sedikit. Kalau di BLK, itu paling berapa sih? 300, 200. Ini saya minta jutaan karena memang yang ada adalah jutaan.


Dan kondisinya seperti tadi yang saya ungkap. Yang SD 50%, yang SMP 20%, yang SMA/SMK kira-kira 17%.


Ini sebuah persoalan besar yang kita hadapi dalam rangka apa? Bonus demografi 2030-2040 itu, SDM kita harus memiliki kualitas, SDM kita harus memiliki skill.


Wartawan:

Yang tadi Bapak sempat singgung mengenai tenaga kerja asal Cina, Pak?


Presiden:

Ya, kalau tidak punya data, jangan menyampaikan dong. Namanya itu kan membohongi masyarakat, dan bisa meresahkan masyarakat.


Jumlahnya hanya 21 ribu, dibilang 10 juta. Ada yang bilang 20 juta. Angkanya dari mana? Ditanya itu, angkanya dari mana seperti itu?


Dan logikanya tidak mungkin karena—kita harus ngomong apa adanya—gaji di sana sudah 2 sampai 3 kali lipat dari gaji di sini. Tidak mungkin dong mereka ke sini. Logikanya itu.


Wartawan:

Pak, akhirnya mereka banyak yang menggunakan bebas visa di kita untuk masuk ke Indonesia?


Presiden:

Itu untuk turis, itu untuk turis. Kalau ada yang ilegal, yah tugasnya imigrasi, tugasnya Kemenaker untuk menindak.


Tapi logikanya ga mungkin karena gajinya di sana itu 2 kali 3 kali lebih gede dari kita. Paling-paling memang, kalau ada investasi tertentu, yang memiliki keahlian khusus mungkin, katakanlah dari 100, ada yang diambil satu atau dua, ya saya kira wajar.


Wartawan:

Tapi akan ada evaluasi untuk bebas visa itu ga, Pak?




Presiden:

Iya Kementerian Luar Negeri sudah melihat hal-hal seperti itu. Namanya sudah dibuka, pasti dievaluasi mana yang membahayakan, mana yang tidak produktif, mana yang harus ditutup, atau mana yang harus diberikan yang baru untuk bebas visanya. Saya kira semua negara seperti itu.


Wartawan:

Yang menyebar isu fitnah 10 juta ini apakah akan diproses hukum?


Presiden:

Ya itu urusannya polisi, urusannya polisi.


Tapi hal-hal yang meresahkan seperti ini memang harus ditindak.


Wartawan:

Pak, mengenai Om Telolet Om yang sedang heboh, Pak?


Presiden:

Ya ini kekuatan dan potensi media sosial yang kita lihat. Dan ya itu menurut saya sebuah kesederhanaan, sebuah kesenangan, sebuah kebahagiaan dari rakyat untuk memperoleh sebuah hiburan atau sebuah hobi. Itu sangat bagus sekali.


Wartawan:

Tapi ada larangan dari Menhub, Pak?


Presiden:

Ya pasti ada batas-batasnya dong. Masak bus baru berjalan dicegat di tengah jalan gini. Ya kan hal-hal seperti itu yang dilarang, yang seperti itu.


Wartawan:

Soal jaminan keamanan Natal dan tahun baru, Pak?



Presiden:

Saya kira kemarin sudah disampaikan oleh Kapolri ya.


Wartawan:

Terima kasih, Pak Presiden.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden