Film Adalah Produk Ekonomi Kreatif yang Penting

 
bagikan berita ke :

Kamis, 09 Oktober 2008
Di baca 1757 kali


"Kita berada di sini bukan untuk berpesta pora, tetapi pertama, adalah tentu ingin memberikan apresiasi yang tinggi atas lahirnya karya seni yang indah ini. Kedua, ingin bersilaturahim sambil menyaksikan film yang membangkitkan semangat dan mencerminkan karakter anak bangsa yang ingin maju," kata SBY.

Mengenai krisis keuangan yang dua-tiga hari ini memukul sistem keuangan global, Presiden SBY mengatakan bahwa sistem terus bekerja. "Sejak Lebaran hari pertama, kami terus bekerja. Selesai acara ini, jam 10 malam kami juga akan membahas masalah ini dengan sejumlah menteri, pimpinan bank, BUMN, untukmelanjutkan langkah-langkah pengelolaan. Tadi malam saya bertemu dengan dunia usaha untuk menyerasikan langkah kita. Sebelumnya saya bertemu dengan jajaran BI dan jajaran Departemen Keuangan yang merupakan simpul-simpul untuk mengelola permasalahan yang kita hadapi ini," Presiden menjelaskan.

"Bila saudara simak, salah satu pesan yang saya sampaikan dalam menghadapi krisis keuangan yang sedang melanda dunia adalah terus mengembangkan produk dalam negeri dan ekonomi kreatif. Kalau ini berkembang, maka ketergantungan kita kepada barang dari luar makin susut. Kalau ketergantungan kita makin susut, maka bagus bagi ekspor impor kita. Kalau itu itu bagus maka tidak tertekan dari segi neraca pembayaran yang biasanya dihadapi bangsa-bangsa yang menghadapi krisis," SBY menerangkan.

Dukungan terhadap perkembangan film Indonesia adalah bagian dari solusi besar untuk pembangunan ekonomi Indonesia. "Film adalah salah satu bentuk ekonomi kreatif. Jangan diremehkan. Tahun 2007, film Indonesia menyumbang 7 persen dari keseluruhan ekonomi. Tahun 2002 hingga 2007 menyumbang Rp 105 triliun, dan tahun 2006 sendiri menyumbang Rp 81,5 triliun," ujar SBY. "Tahun 2002 hingga 2006, 5.4 juta tenaga terserap melalui film. Tahun 2006, 2,2 juta tenaga kerja diserap," SBY menambahkan.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Mendiknas Bambang Sudibyo, Mensesneg Hatta Rajasa, Menbudpar Jero Wacik, dan Menkominfo M. Nuh.



Sumber:

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/10/08/3566.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           2           0           0           2