Gerakan Indonesia Bersih dan Anti Hoaks, Hadir di Hari Kartini ke 141 DWP Kemensetneg

 
bagikan berita ke :

Rabu, 10 April 2019
Di baca 1277 kali

Memperingati Hari Kartini ke 141 Tahun 2019, Dharma Wanita Kementerian Sekretariat Negara (DWP Kemensetneg) menyelenggarakan acara dengan tema “Peran Perempuan Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan serta Cara Menghindari Hoax di Era Digital Saat ini” dengan menghadirkan dua pembicara yaitu Edi Susilo dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Dedy Permadi, Ketua Umum Gerakan Literasi Digital Siber Kreasi, Rabu (10/4).

Bertempat di Aula Serbaguna Gedung Kemensetneg, Nana Setya Utama, Ketua DWP Kemensetneg membuka acara.  “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir pada acara ini. Acara ini merupakan puncak kegiatan dalam rangka Hari Kartini yang biasanya diselenggarakan pada 21 April. Harapannya, tema ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan baru para tamu undangan mengenai peran perempuan Indonesia bagi kelestarian lingkungan dan memerangi hoaks dimulai dari diri kita dan lingkungan terkecil sekitar kita, seperti keluarga,” ucap Nana saat membuka acara.

 

Nana Setya Utama membuka acara Dharma Wanita Kementerian Sekretariat Negara dalam memperingati Hari Kartini ke 141 Tahun 2019


Pembina DWP Kemensetneg, Siti Farida Pratikno juga turut membuka peringatan Hari Kartini ke 141 ini. “Saya menilai tema peringatan Hari Kartini Tahun 2019 ini tepat dan relevan sekali karena dapat menjadi pendorong bagi Dharma Wanita Persatuan Republik Indonesia untuk terus meningkatkan inisiatif dan perannya pada upaya pemeliharaan kerukunan kebangsaan, mengatasi beragam tantangan pembangunan, mulai pembinaan karakter bangsa yang makin ramah lingkungan, juga senantiasa tampil sebagai Pembina bagi anak kita dan keluarga dalam menyuburkan sikap cinta lingkungan dan semangat untuk merawat kelestarian alam” ujar Ida, sapaan akrabnya.

Ida berharap DWP Kemensetneg dapat menjadikan momentum peringatan Hari Kartini ini sebagai inspirasi. “Jadikan nilai keutamaan warisan Ibu Kartini sebagai motivasi untuk mencetuskan kreativitas dan daya inovasi, semoga diskusi hari dapat memberikan pencerahan bagi kita semua dalam menyikapi secara cerdas alur pewartaan digital yang makin semarak sekarang ini dan makin menyemangati kita dalam menyemai budaya cinta lingkungan kepada keluarga kita sekalian.” ujar Ida.

Turut meramaikan acara ini anak-anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kasih Bunda Kemensetneg dan Paduan Suara ASN Kemensetneg yang memenangkan Juara I Lomba Paduan Suara Kepemiluan.

 

                    Paduan Suara ASN Kemensetneg turut meramaikan acara Dharma Wanita Kementerian Sekretariat Negara


Peran Perempuan Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan serta Cara Menghindari Hoax di Era Digital Saat ini

Adhianti, Asisten Deputi Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, Sekretariat Wakil Presiden yang ditunjuk sebagai moderator membuka talkshow Peran Perempuan Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan serta Cara Menghindari Hoax di Era Digital Saat ini.

Edi Susilo memulai bahasannya dengan bercerita tentang lingkungan bersih bertema Gerakan Indonesia Bersih. “Kita mulai bercerita tentang Gerakan Indonesia Bersih, kenapa tema itu, karena ada payung hukumnya, yaitu Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, yang di mana 5 program kegiatan itu salah satunya adalah Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinasi oleh Kemenko Kemaritiman,” jelas Edi membuka paparan.

Edi menerangkan bahwa Gerakan Indonesia Bersih mencoba untuk merubah mindset rakyat Indonesia yang sering membuang sampah sembarangan. “Kami mencoba hadir ditengah-tengah ibu, supaya ibu yang hadir saat ini akan menjadi agen perubahan nantinya, minimal untuk keluarga sendiri. Gerakan Indonesia Bersih ini diperlukan karena kita punya program Nasional di sektor wisata agar di tahun 2019 ini diusahakan wisatawan itu bisa 20 juta jiwa masuk di Indonesia,” terang Edi.

Selain pariwisata, Edi menjelaskan Presiden berharap pada tahun 2025 bisa mengurangi 75 persen sampah plastik di laut. “Menjaga lingkungan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Kemenko Kemaritiman saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab rakyat Indonesia. destinasi wisata Indonesia merupakan asset untuk kemajuan sektor pariwisata, tetapi sampah disekitar kita akan mempengaruhi kemajuan dari pariwisata kita,” lanjut Edi.

Dalam paparannya Edi menjelaskan Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia sebagai penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut. “Ini real, Indonesia negara kedua terbesar di dunia sebagai penghasil sampah di laut. Berdasarkan kajian dari World Bank, 80 persen sampah berasal dari darat. Di laut itu ada ekosistem yang bisa memberikan manfaat kepada kita semua, seperti mangrove, kalau kondisi terumbu karang kita tertutup oleh sampah plastik, aduh dia tidak akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak bisa menjadi sesuatu yang menarik perhatian wisatawan kita,” kata Edi.

 

      Edi Susilo, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Dedy Permadi, Ketua Umum Gerakan Literasi Digital Siber Kreasi

                                      mengisi seminar pada acara Dharma Wanita Kementerian Sekretariat Negara


Disela paparan, Edi juga memberikan doorprize kepada para peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya. Setelah Edi, Dedy Permadi memberikan paparan tentang penyebaran konten negatif.

“Ibu-ibu, siang ini saya akan menyampaikan 3 hal, kenapa kita semua harus menjadi netizen yang cinta damai? Yang pertama kita harus sangat memahami bahwa Indonesia ini adalah negara yang sangat amat banyak menggunakan internet dan media sosial, maka dari itu penguasa internet di Indonesia saat ini adalah di usia 13 tahun sampai dengan 34 tahun,” ujar Dedy membuka paparan.

Dedy melanjutkan, banyaknya penguasa internet di Indonesia yakni di usia 13 tahun sampai dengan 34 tahun. Hal ini dapat memberikan dampak positif bahkan negatif bagi penggunanya.

“Dampak negatif dari internet itu adalah pornografi, cyber bullying, dan kekerasan seksual pada anak di dunia online,” jelas Dedy.

Tantangan media sosial tidak bisa dihindari. Dedy menerangkan internet tidak hanya menyajikan sesuatu manfaat yang positif tetapi juga banyak sekali hal mengerikan yang bisa ditemukan di internet seperti penyebaran kabar bohong (hoax).

“Poin pertama tadi, penguasa internet ternyata umur 13 tahun sampai dengan 34 tahun, poin kedua hoaks. Hoaks makin hari, makin liar dan makin luar biasa ngawurnya. Hoaks adalah industri, hoaks adalah bisnis yang dimanfaatkan pihak-pihak tertentu,” jelas Dedy.

Sebagai penutup, Dedy mengajak para hadirin untuk menyebarkan informasi yang positif seperti yang dilakukan oleh R.A. Kartini. “menyebarkan inspirasi, kebaikan, kedamaian di era media sosial ini adalah prinsipnya cuma satu, istilahnya micro donation, yaitu donasi yang kecil-kecil di media sosial itu menentukan baik atau tidaknya generasi di Indonesia, kondisi internet di Indonesia sangat ditentukan oleh netizen mendonasikan konten,” tutup Dedy. (ART, Humas Kemensetneg)

Kategori : Kartini, DWP,
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0