Harga Gas Industri Mahal, Presiden Jokowi Instruksikan Pangkas Rantai Pasok Gas Agar Efisien

 
bagikan berita ke :

Selasa, 04 Oktober 2016
Di baca 841 kali

"Jangan sampai produk industri kita kalah bersaing hanya gara-gara masalah harga gas kita yang terlalu mahal," tegas Presiden saat memimpin rapat terbatas mengenai penetapan harga gas industri di Kantor Presiden, Jakarta, pada Selasa (04/10).

 

Presiden sempat mengutarakan keheranannya terkait harga gas yang terlalu mahal mengingat Indonesia dinilai memiliki potensi cadangan gas bumi yang cukup besar. Harga gas di Indonesia, menurut data yang disampaikan Presiden, disebutnya sangat tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Padahal, negara-negara selain Indonesia sebagian besar disebutnya hanya melakukan impor gas bumi. Demikian sebagaimana dilansir Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

 

"Harga gas di Indonesia tertinggi mencapai USD 9,5 MMBTU (Million Metric British Thermal Unit). Itupun masih ada yang saya dengar harga di USD 11 atau USD 12. Sementara harga di Vietnam misalnya, hanya USD 7. Di Malaysia USD 4, di Singapura USD 4 per MMBTU," ungkapnya.

 

Memperhatikan hal tersebut, Presiden meminta jajarannya untuk melakukan langkah agar harga gas industri di Indonesia menjadi lebih kompetitif. Menurut perhitungannya, seharusnya harga gas di Indonesia dapat ditekan hingga mencapai USD  5 atau USD 6.

 

"Syukur kalau bisa di bawah itu. Lakukan penyederhanaan dan pemangkasan rantai pasok sehingga lebih efisien. Harga gas harus tetap menarik investor untuk investasi di sektor hulu serta mendukung pembangunan infrastruktur, transmisi, dan distribusi," tegasnya sekaligus menutup pengantar dalam rapat terbatas tersebut.

 

Hadir dalam rapat terbatas tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman merangkap sebagai Plt. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution; Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto; Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno; Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung; Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki; Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi; dan Kepala BPH Migas, Andy Noorsaman Sommeng. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0