Hari Kedua Kunjungan Kerja di Hano, Indonesia Perjuangkan Keseimbangan 3 Pilar Asean

 
bagikan berita ke :

Kamis, 08 April 2010
Di baca 858 kali

“Selalu ada dua kepentingan kita. Kepentingan pertama adalah kepentingan regional. Khusus dalam pertemuan puncak Asean kali ini, memang lebih banyak yang bersifat multilateral atau regional, namun demikian disela-sela itu saya selalu menjalankan misi untuk juga memenuhi kepentingan kita dalam hubungan bilateral. Misalnya Indonesia dengan Vietnam dan dengan negara-negara sahabat yang lain,” kata SBY.

Presiden SBY berharap, para anggota delegasi disamping mengikuti kegiatan yang telah diatur dalam agenda-agenda yang formal, juga dapat melakukan sesuatu untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia. “Waktunya tidak banyak memang, tapi selalu ada kesempatan. Ada ruang untuk kita bisa mendapatkan sebanyak mungkin bagi kepentingan bangsa dan negara kita,” tegas SBY.

Agenda utama atau fokus dari KTT Asean ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana komunitas Asean yang akan dicapai pada tahun 2015 mendatang, memiliki kemajuan yang nyata. “Ingat Asean community itu berarti ada 3 pilar. Asean political and security community, Asean economic community dan Asean socio cultural community. Indonesia berpendapat, ketiganya harus berjalan paralel,” SBY menerangkan.

Menurut SBY, ketiganya harus berjalan pararel karena terbentuknya Asean itu sedikit berbeda dengan terbangunnya masyarakat eropa. “Ketika founding fathers kita mendirikan Asean tahun 1967 dulu, justru penglihatan pertama untuk mencapai regional order and community, mencapai keamanan di Asia Tenggara. Konflik antar negara-negara masih terjadi saat itu dan kemudian 6 negara bersepakat untuk membangun suatu asosiasi di kawasan itu yang betul-betul stabil, aman, kemudian kerja samanya berlangsung dengan baik,” ujar SBY.

“Dalam perkembangannya, memang faktor ekonomi akhirnya menjadi agenda yang mengemuka sampai pada economic integrations dan sekarang menuju ke Asean community yang saya sampaikan tadi. Berbeda dengan masyarakat eropa, dulu diawali dengan masyarakat ekonomi Eropa. Kita masih ingat, sehingga pilarnya memang ekonomi yang pertama kemudian baru melebar ke urusan-urusan lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh keluar dari konsep dasar itu," jelasnya.

Presiden SBY bersyukur, dengan telah ditetapkannya Asean community itu betul-betul mengingatkan agar ketiganya harus berjalan paralel, tidak boleh ada yang pincang. “Alhamdulillah, kita sudah punya Asean charter. Asean charter itu membuat asosiasi ini lebih terstruktur, rules based, dengan demikian bisa mencapai sesuatu yang lebih nyata terutama dari sisi ekonomi. Tapi sekali lagi, Indonesia harus tetap mengingatkan dan berperan bahwa integrasi ekonomi, kerja sama ekonomi hanya merupakan salah satu pilar dari 3 pilar yang harus kita sejajarkan dan kita capai secara bersama, “ terang SBY.

“Berkaitan dengan itu, intervensi saya, pernyataan saya baik dalam plenaray session nanti, working dinner nanti malam, retreat besok, tetap akan memperjuangkan agar terjadi harmoni keseimbangan dan kesejajaran dari semua pilar yang hendak kita bangun. Itu yang pertama yang harus kita pahami. Yang kedua, tentu saja ada isu-isu khusus, isu-isu aktual seperti regional architecture, seperti menyelesaikan house keeping Asean, komitmen untuk membuat ekonomi kawasan ini makin efisien dan makin kompetitif ataupun yang merupakan wilayah kerja sama bersama. Itu juga kita jalankan dengan serius di tanah air kita dan itupun kita ingin angkat secara baik dalam forum ini,” tambahnya.

Isu lain yang juga akan diangkat menyangkut bagaimana kerja sama kawasan untuk menghadapi kejahatan trans boundary, apakah itu drug trafficking, people smuggling, illegal fishing, illegal mining, illegal logging, terrorism, dan banyak lagi. “Ini diperlukan kerja sama yang serius, termasuk untuk mengejar buron, apakah koruptor yang kadang-kadang punya safe haven di luar negeri. Di negara-negara tetangga, kita juga harus gigih menjalin kerja sama agar itupun tidak kita biarkan. Pendek kata, Indonesia menggaris bawahi kerjasa sama lintas batas yang berkaitan dengan non traditional security threat ini. Itu juga isu yang penting untuk kita angkat,” SBY menerangkan.

Isu-isu lain yang akan dibahas antara lain diskusi tentang situasi di Myanmar, situasi di luar kawasan ini seperti di jazirah Korea, di Timur Tengah dan di kawasan-kawasan lain. “Kira-kira itu agenda utama yang akan dibahas dalam pertemuan puncak ini dan kita selalu memberikan pandangan-pandangan yang segar tapi juga tidak keluar dari semangat para founding fathers kita ketika mendirikan Asean ini,” tandas SBY.

Hadir dalam rapat pagi itu antara lain, Menko Polhukkam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Mendag Mari E. Pangestu, Anggota DPR RI Max Sopacua, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, serta Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal dan Julian A. Pasha. (arc/osa)

 

Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/04/08/5292.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0