Humas Pemerintah Harus Bergerak Cepat

 
bagikan berita ke :

Kamis, 04 Februari 2016
Di baca 533 kali

Lebih jauh, Presiden mengatakan, jangan sampai pemerintah maupun BUMN telah bekerja pontang-panting, namun tidak diinformasikan ke publik. "Bagaimana masyarakat akan tahu? Informasikan apa yang telah dikerjakan. Gunakan cara-cara baru dalam menyampaikan informasi, tinggalkan pola-pola lama,” seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

Presiden mencontohkan beberapa hal yang seharusnya dapat diinformasikan ke masyarakat secara lebih baik. Kredit Usaha Rakyat (KUR) misalnya, telah mengalami penurunan suku bunga 22-23 persen menjadi 11-12 persen, bahkan tahun ini akan diturunkan lagi menjadi 9%. "Bagaimana masyarakat akan tahu jika tidak diinformasikan, KUR diperlukan masyarakat. Beritahukan juga cara mendapatkan KUR kepada masyarakat," ucap Presiden.

Begitupun dengan kebijakan penenggelaman kapal yang menangkap ikan secara ilegal. Presiden meminta agar tak sekadar memberitakan peristiwa penenggelaman kapal saja. "Tapi jelaskan bahwa kita bertindak tegas dalam menghadapi kapal penangkap ikan ilegal," ujar Presiden.

Seperti pula halnya di bidang perminyakan, saat pemerintah dapat membubarkan Petral yang telah ada selama puluhan tahun. "Harus ada penjelasan, karena merupakan sesuatu yang sangat besar sekali. Kenapa Petral bubar dan akhirnya rakyat dapat apa?" kata Presiden.

Presiden menekankan pentingnya melibatkan masyarakat. Ia pun memberi contoh cara baru dalam berkomunikasi, misalnya dengan mulai melibatkan masyarakat dalam program pemerintah maupun BUMN. Seperti dalam penamaan jalan tol, bandara atau pelabuhan. "Apa nama kereta cepat? Mungkin halilintar. Beri kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat," tutur Presiden.

Untuk itu, Presiden juga meminta agar humas-humas yang ada di K/L dan BUMN, untuk bergerak lebih cepat dan lebih peka dalam memberikan informasi ke masyarakat. "Kesampingkan ego sektoral. Kedepankan kebersamaan dan sinergi. Jangan hanya fokus pada masalah-masalah yang ada di kementeriannya saja," ucapnya.

Terlebih seperti yang diutarakan Presiden, bahwa saat ini kita memasuki era persaingan dan kompetisi antar negara. Persepsi yang disampaikan humas-humas pemerintah sangat penting. "Apa goal terakhir dari persepsi sebuah image? Ingin ada trust (kepercayaan) dari rakyat, dari dunia," tutur Presiden. Persepsi positif suatu negara diperlukan untuk menunjukkan bahwa negara itu layak menjadi tujuan pariwisata dan investasi.

Presiden memberikan contoh saat terjadi peristiwa ledakan bom pada beberapa minggu yang lalu. Respon saat itu, kata Presiden, sangat bagus sekali. "Rakyat tidak takut, semua tidak takut. Semua bergerak," ucap Presiden.

Upaya bersama seperti itu sangat diperlukan. Presiden menjelaskan, bahwa tujuan utama dari teroris adalah menimbulkan ketakutan. "Begitu ada pernyataan rakyat tidak takut, negara tidak takut. Responnya hampir bersamaan. Dan diapresiasi baik dari dalam dan luar negeri. Terutama kecepatan TNI dan POLRI serta masyarakat," tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0