"Indikatornya jelas, salah satunya belum ada bank yang ditutup karena terkena dampak ini. Pada 1998 saat kita mengalami krisis moneter, harus ditutup 16 bank nasional. Sekarang kan tidak begitu, prinsip kehati-hatian sangat dikedepankan," katanya kepada pers di Nusa Dua, Bali, Senin.
Satguna berada di Bali untuk menghadiri Konferensi Nasional Ikatan Auditor Internal Bank 2009.
Hadir dalam perhelatan itu Ketua Umum Ikatan Auditor Internal Bank Iryanto Hutagaol, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Profesi Ikatan Bankir Indonesia Supomo dan sejumlah petinggi perbankan nasional.
Krisis keuangan pada skala global, katanya, selalu memerlukan ongkos, baik pada sektor perbankan ataupun di luar sektor perbankan. Akan tetapi, pada krisis ekonomi saat ini, geliat perbankan nasional tetap berjalan baik.
"Salah satu sumbangan perbankan dalam perekonomian nasional adalah penyaluran kredit. Memang agak terhambat tetapi itu lebih karena bank-bank nasional tidak ingin ceroboh dalam menyalurkan kredit. Penurunan kredit ini masih cukup wajar di tengah kondisi saat ini," katanya.
Masyarakat juga memberi sumbangan, katanya, dengan sikap psikologis yang tepat yaitu tidak terlanda kepanikan dalam skala masif.
Dari sisi manajemen perbankan, diharapkan seluruh bank nasional bisa semakin meningkatkan kualitas manajemen perbankan yang dimiliki serta sejalan dengan program perekonomian yang ditetapkan pemerintah.
Dalam keadaan krisis keuangan global saat ini, katanya, tidak ada "negara sempurna".
"Justru negara-negara besar yang banyak terkena dampaknya," katanya.
Sementara itu, Supomo menyatakan, "saat ini performa perbankan makin baik. Lebih sedikit kredit bermasalah yang ditemukan. Secara umum dampak krisis di Indonesia bisa tereduksi. Mudah-mudahan pada 2009 bisa semakin membaik," katanya.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2009/4/13/indonesia-bisa-atasi-krisis-ekonomi-global/
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?