Indonesia dan IFAD Kolaborasi dalam Mendorong Inovasi Pemberdayaan Pemuda di Bidang Pertanian Melalui SSTC YESS 2025
Mengusung tema pemberdayaan pemuda dalam pembangunan dan pengembangan pertanian Indonesia, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) menyelenggarakan program pengembangan kapasitas internasional dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).
Program yang bertajuk South-South and Triangular Cooperation through Indonesia's Youth Entrepreneur and Employment Support Services Programme (SSTC YESS) ini dilaksanakan di Bogor dan Jakarta pada tanggal 21–25 April 2025. Program ini merupakan kerja sama pertama antara Kemensetneg, Kementan, dan IFAD yang bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan negara-negara mitra.
Dihadiri oleh 12 peserta dari India, Gambia, Kenya, Papua Nugini, dan Rwanda, SSTC YESS menampilkan program Youth Entrepreneur and Employment Support Services yang diimplementasikan oleh Kementan dengan dukungan IFAD sebagai inisiatif unggulan untuk mendorong pemuda berinovasi dalam pengembangan teknologi pertanian dan peningkatan kewirausahaan.
Saat membuka program ini pada Senin (21/04/2025), Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg, Noviyanti, menyatakan bahwa dalam semangat solidaritas yang telah dimulai sejak Konferensi Asia-Afrika, program ini mendorong kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antarnegara berkembang, dengan fokus pada pemberdayaan generasi muda dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Dalam program ini, turut hadir SSTC Global Technical Coordinator dari kantor pusat IFAD, Ama Brandford-Arthur. Dalam sambutannya, Ama menekankan peran krusial KSST dalam mengatasi berbagai isu dan tantangan pembangunan.
Ia menambahkan pentingnya memperluas strategi pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan negara mitra, guna mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Dengan mengombinasikan sesi diskusi di dalam kelas dan kunjungan lapangan ke sejumlah fasilitas, para peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman serta wawasan baru yang dapat diterapkan di institusi dan negara masing-masing.
Agenda kegiatan mencakup berbagai aspek yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pemberdayaan pemuda dalam inovasi pertanian, seperti diskusi dengan local champion program YESS yang merupakan petani milenial dan wirausaha produk gula aren; kunjungan ke teaching factory milik Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; serta observasi klaster komoditas bawang daun di Cianjur.
Untuk melengkapi pengalaman peserta selama berada di Indonesia, mereka juga diajak untuk mengenali budaya Indonesia secara umum, melalui kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah. Saat mengunjungi sejumlah anjungan provinsi di Indonesia, peserta disambut dengan tarian tradisional, berkesempatan untuk membatik dan memainkan alat musik tradisional angklung.
Tak hanya fokus pada peningkatan kapasitas, SSTC YESS 2025 juga membuka peluang perluasan jejaring kerja sama internasional. Melalui program ini, para peserta berdiskusi, berbagi ide, dan menjalin kemitraan baru yang dapat diterapkan di negara masing-masing. Jaringan yang terbentuk diharapkan menjadi sarana berkelanjutan untuk bertukar praktik terbaik dalam pengembangan pertanian dan pemberdayaan pemuda, sekaligus memperkuat solidaritas global dalam menghadapi tantangan pembangunan yang terus berkembang. (Biro KTLN Kemensetneg)