Indonesia dan Yordania Mendorong Persatuan antar Negara Anggota OKI untuk Dukung Palestina
Kepada Pangeran El Hassan bin Talal, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) merupakan wujud dukungan penuh dan solidaritas Indonesia dan OKI terhadap Palestina. "Saya harap KTT dapat mendorong persatuan antar negara anggota OKI. KTT ini juga dapat digunakan untuk menyerukan persatuan Palestina", ujar Presiden Joko Widodo, sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo mendukung terobosan, inisiatif dalam konferensi internasional tentang perdamaian Palestina. Indonesia akan memberikan dukungan penuh dalam rangka inisiatif itu. Presiden juga menekankan perlunya inisiatif dan terobosan yang lebih konkrit. Berbagai isu yang muncul di Palestina, seperti masalah perbatasan, pengungsi, sampai dengan persoalan air harus segera diselesaikan karena di berbagai negara banyak anak muda yang marah dengan situasi ini, termasuk di Indonesia.
Konsul Kehormatan di Ramallah dan Hubungan Bilateral
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi pertama-tama menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Pemerintah Yordania yang memfasilitasi delegasi Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka Pembukaan Konsul Kehormatan RI di Ramallah.
Mengenai hubungan bilateral Indonesia-Yordania, Presiden menyampaikan bahwa kedua negara pernah bersepakat untuk menjalin kerjasama melawan ISIS, terorisme dan radikalisme.
Disamping itu, Presiden juga berharap adanya peningkatan kerjasama di bidang ekonomi dengan Yordania. Khusus di bidang investasi, Presiden mengatakan, "Saya senang Yordania investor terbesar ke-16 di Indonesia dengan nilai Rp3,3 triliun (2015)".
Sementara itu, Pangeran Yordania menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB ke-5 OKI ini. Pemerintah Yordania meyakini bahwa, "Indonesia dapat meningkatkan integritas dan kesatuan negara-negara Islam untuk membantu kemerdekaan dan perdamaian di Palestina".
Kedua negara juga bersepakat untuk mengembangkan pusat kajian di masing-masing negara. (Humas Kemensetneg)