Indonesia Negara Asia Pertama yang Dikunjungi PM Turnbull

 
bagikan berita ke :

Kamis, 12 November 2015
Di baca 1062 kali

Di bidang bilateral, menurut Presiden Jokowi, posisi geografis yang berdekatan serta intensitas hubungan kedua negara yang semakin tinggi tentu akan meningkatkan potensi gesekan diantaranya. Untuk itu, Presiden menghargai kedatangan PM Australia ke Indonesia yang dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Presiden juga menyambut baik rencana pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar.

 

Indonesia merupakan negara Asia pertama yang dikunjungi oleh PM Turnbull setelah dilantik menjadi PM Australia ke-29 menggantikan Tony Abbott, seperti dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Prioritas Kerjasama Bilateral

 

Presiden Jokowi memandang penting pembentukan kerjasama di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Hal itu didorong oleh nilai perdagangan dan investasi Australia ke Indonesia dan sebaliknya. Menurut catatan, nilai investasi Australia di Indonesia mencapai USD647,3 juta dalam 226 proyek sedangkan nilai investasi Indonesia di Australia sebesar USD13 juta. Nilai perdagangan tercatat USD10,6 miliar. Dan jumlah wisatawan Indonesia ke Australia sebanyak 68.119 orang dan sebaliknya jumlah wisatawan Australia ke Indonesia mencapai 1.098.989 orang.

 

Presiden menyampaikan, bahwa, sektor kerjasama yang mungkin dikembangkan adalah investasi di bidang infrastruktur, konektivitas, dan ketahanan pangan. Disamping itu, Presiden juga mengusulkan untuk dilakukan promosi bersama sebagai upaya meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata.

 

PM Turnbul memuji pengalaman Presiden Jokowi yang pernah menjabat sebagai Walikota dan Gubernur. Menurut PM Turnbull, pengalaman tersebut telah memberikan pemahaman mendalam kepada Presiden Jokowi untuk membangun infrastruktur di Indonesia.

 

PM Turnbull menyebutkan, bahwa Indonesia dan Australia menyadari adanya kesamaan antara Indonesia dengan bagian utara Australia. Kesamaan tersebut merupakan potensi besar bagi pengembangan kerjasama ternak sapi yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Australia.

 

Dari sisi people to people contact, Presiden memandang pentingnya peningkatan kerjasama di bidang pendidikan dan pertukaran budaya. Presiden sangat menghargai inisiatif “New Colombo Plan” yang dapat mendorong generasi muda Australia untuk belajar di Indonesia. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga menawarkan Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) dan Dharmasiswa bagi pelajar Australia untuk belajar di Indoensia.

 

Kerjasama Regional dan Global

 

Di bidang regional, Presiden Jokowi menyambut baik rencana pertemuan Bali Process pada awal tahun 2016, guna membahas penyelundupan dan perdagangan manusia. Menurut Presiden, “Masalah ini merupakan masalah bersama yang melibatkan negara asal, transit, dan tujuan.” Sehingga solusi yang harus dicari pun merupakan solusi bersama tanpa mengabaikan penghormatan HAM.

 

Permasalahan Timur Tengah, khususnya berkembangnya radikalisme dan ISIS juga diangkat oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Australia kali ini. Presiden mengajak Australia untuk meningkatkan kerjasama dalam memerangi paham dan kelompok radikal melalui program-program deradikalisasi, pertukaran informasi, dan kerjasama intelijen serta penangan Foreing Terrorist Fighters (FTF).

 

Mengenai masalah radikalisme, PM Turnbull memuji praktek keagamaan yang dilaksanakan di Indonesia. Hal tersebut sangat jelas menggambarkan bahwa kelompok-kelompok ekstrim sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran dan pandangan Islam.

 

Pada bagian akhir, PM Turnbull menegaskan bahwa antara Indonesia dan Australia memiliki kesamaan visi untuk bekerja guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0