Indonesia Telah Melindungi 13,4 Juta Hektar Kawasan Lautnya. Ini Melebihi Target

 
bagikan berita ke :

Jumat, 15 Mei 2009
Di baca 789 kali

Manado: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan bahwa minggu ini, pemerintah Indonesia secara formal membentuk Savu Sea National Marine Fisheries Sanctuary. Ini mencakup 3,9 juta hektar di bagian selatan Lautan Indonesia, berbatasan dengan Timor Leste. "Sehingga kami telah membuat 13,4 juta hektar wilayan laut yang terlindungi, melampaui target yanqg ditetapkan beberapa tahun lalu yaitu 10 juta hektar wilayah laut yang terlindungi di seluruh Indonesia pada 2010," kata Presiden SBY pada pembukaan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit di Grand Kawanua Convention Centre, Manado, Jumat (15/5) pagi.

"Hari ini saya mengumumkan target baru Indonesia, untuk meraih 20 juta hektar wilayah lautan yang dilindungi di seluruh Indonesia pada 2020. Perlindungan kawasan ini akan dijalankan dengan seksama dan dibiayai cukup. Dalam tiga tahun ke depan, pemerintah Indonesia akan mencari dua kali jumlah dari anggaran belanja nasional sekarang yang ditujukan bagi program khusus dan aktivitas yang ditetapkan bagi CTI Regional Plan of Action" SBY menjelaskan.

Pada saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia menawarkan sekretariat CTI tetap di Indonesia untuk mendukung implementasi CTI Regional Plan of Action. "Jika negara-negara Segitiga Terumbu Karang menerima tawaran ini, kami akan menyiapkan kebutuhan bantuan keuangan penuh bagi pelaksanaan sekretariat sehari-hari. Saya juga dengan gembira mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia siap untuk memberikan 5 juta dolar untuk program CTI," SBY menambahkan.

Presiden SBY menginstruksikan para menteri untuk bekerja sama dengan mitranya dari negara-negara Segitiga Terumbu Karang lainnya untuk menempa posisi negosiasi yang sama pada rezim perubahan iklim terbaru di Copenhagen tahun ini juga. "Posisi itu akan didasari visi kita yang peduli pada sumber daya laut dan pesisir laut. Saya memohon kepada seluruh pemerintahan negara untuk mendukung posisi itu," Presiden menyerukan.

Dalam proses CTI Roadmap, enam pemerintahan dan para partnernya telah memiliki tingkat kesepahaman yang sama. "Pertama, keenam negara menyadari bahwa Segitiga Terumbu Karang adalah pusat berlimpahnya dan keberagaman kehidupan laut di planet ini. Dua, keenam negara menyadari ancaman bagi lautan yang berharga dan sumber pesisir pantai, berkembang setiap harinya. Tiga, keenam negara menyadari bahwa kita harus menanggulangi ancaman dan memutarbalikkan tren itu," terang SBY.

Keenam negara bergabung mengembangkan Regional Plan of Action, rencana aksi kelautan tertegas dan terambisius yang pernah ada. "Hal ini akan mengubah cara kita mengurus sumber daya laut dan pesisir pantai kita, serta menyusun kembali masa depan kita," ujar SBY.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/15/4297.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0