Indonesia Tuan Rumah Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim

 
bagikan berita ke :

Selasa, 03 April 2007
Di baca 3628 kali

Usai rapat, Menteri KLH Rachmat Witoelar, didampingi Menhut M.S Ka’ban kepada wartawan , mengatakan, saat ini Indonesia mengalami banyak masalah dalam hal lingkungan hidup, dan hampir dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, misalnya banjir, tanah longsor dan asap, yang semuanya ini menjadi tugas dari Kementerian Lingkungan Hidup.

“Indonesia telah ditetapkan oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni UNFCC (United Nation Frame Work Convention on Climate Change) untuk menjadi tuan rumah konferensi dunia yang membahas perubahan iklim. Ini yang agak khusus, dan menjadi amanah besar, karena data-data ilmiah yang muktahir, kita lihat dalam satu tahun ini, keadaan dunia akan menjadi sangat kritis,� kata Rachmat Witoelar.

Untuk itu, agar manusia tidak melakukan tindakan –tindakan yang dapat merusak bumi ini, diadakanlah konferensi internasional Climate Change yang akan dihadiri oleh delegasi dari 189 negara, diadakan pada Desember di Bali. “Ini adalah konferensi lingkungan hidup yang khusus membahas perubahan cuaca, dan konferensi ini seperti dilansir media luar, akan menentukan nasib dunia,� tambah Rachmat.

Sementara itu, Menhut M.S.Ka’ban mengatakan bahwa perubahan iklim yang dikontribusi oleh kehutanan sangat signifikan terutama karena isu degradasi yang terjadi. “Luas kawasan hutan Indonesia 120,3 juta hektar, saat ini telah mengalami degradasi total luasnya sekitar 59 juta hektar, itu yang kita report,� kata Ka’ban.

“Secara fakta memang penurunan kwalitas hutan ini terjadi antara tahun 1998 hingga 2004. Rinciannya, hutan lindung yang mengalami degradasi 7,3 juta hektar di seluruh Indonesia baik Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kawasan konservasi 5,8 juta hektar, sedangkan kawasan hutan produksi dan hutan produksi terbatas sekitar 30 juta hektar. Lalu ada 15 juta hektar di kawasan hutan produksi,� kata.Ka’ban.

“ Untuk itu apa yang akan segera dilakukan, yang jelas untuk pulau jawa pemerintah dalam hal ini Dephut, kerjasama Gubernur, Bupati, untuk mengejar target tutupan hutan pulau jawa bisa memcapai 30 %, selama beberapa tahun kedepan, sekarang yang ada 19 %.Memang pulau jawa padat penduduk, dan lahan kritisnya sudah sedemikian rupa,� ujar MS. Ka’ban

“Program untuk penghijauan 2 juta hektar tahun 2006 akan dilanjutkan pada tahun 2007. Jadi kalau angka 59 juta hektar data degradasi, dan dengan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan sejak tahun 2003 sampai 2007 ini, pemerintah telah melakukan penanaman sekitar 4 juta hektar. Dengan demikian berarti tugas kita kedepan adalah sisa 55 juta ha itu,� kata MS. Ka’ban.

Menurutnya, anggaran yang dibutuhkan penanaman sampai aman umur tiga tahun, per hektarnya Rp. 8 juta. “Jadi kalau 1 juta hektar, kita membutuhkan dana sekitar Rp 8 triliun. Sementara ini kita menggunakan dana sekitar Rp 4 triliun. Jadi Rp 1 triliun per satu juta hektar,� tambahnya.

Kemudian soal kebakaran hutan yang menyebabkan asap, MS Ka’ban mengatakan akan segera melakukan penanggulangannya bersama kepala daerah, dan akan menargetkan 50 persen mengalami penurunan . “Karena pada bulan Desember akan dilakukan konferensi lingkungan hidup, maka kita tidak ingin mengulangi apa yang terjadi pada tahun-tahun kemarin adanya bencana asap. Kita juga akan lebih tegas lagi kepada pemilik lahan. Apabila mereka tidak memanfaatkan atau memproduktifkan lahannya, kita akan mempublikasikan nama-namanya, � ujar MS.Ka’ban.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/04/02/1693.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           4           1           3