Istana Cipanas Dijadikan Posko Pasca Gempa

 
bagikan berita ke :

Jumat, 04 September 2009
Di baca 1324 kali

Cianjur: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk menjadikan Istana Cipanas di Kabupaten Cianjur sebagai posko, pasca gempa untuk menangani para korban. Keputusan ini diambil agar Presiden bisa memantau terus penanganan tanggap darurat yang dilakukan. Gempa dengan kekuatan 7,3 Scala Richter hari Rabu (2/9) yang berpusat di Tasikmalaya menggunjang sebagian Jawa Barat dan Jakarta.

Jubir Presiden, Andi Mallarangeng hari Kamis (3/9) malam di Istana Cipanas usai mendampingi Presiden dan Ibu Negara beserta beberapa menteri melakukan peninjauan ke lokasi bencana gempa di Kabupaten Cianjur mengatakan, Presiden SBY dan rombongan akan bermalam di Cipanas, dan besok pagi, Jumat (4/9), Presiden SBY akan mendapat laporan perkembangan penanganan tanggap darurat di Tasikmalaya yang paling berat terkena. "Jika semuanya bisa tertangani, Presiden besok akan kembali ke Jakarta. Tetapi kalau masih dianggap belum maksimal, bisa saja Presiden melihat langsung bagaimana situasi di Tasikmalaya, " kata Andi.

Saat meninjau ke lokasi bencana , Presiden SBY memberikan bantuan, di luar bantuan sesuai aturan dan sistem yang berlaku, sebesar Rp. 5 miliar. Saat dialog dengan para korban, Presiden mengatakan, "sebagaimana UU dan sistem yang berlaku, akan ada bantuan untuk masyarakat korban bencana. Saya ingin membantu di luar itu, untuk Jabar saya bantu Rp. 5 miliar. Gunakan untuk tanggap darurat dan logistik yang dibutuhkan masyarakat Jawa Barat," ujar SBY.

Selain itu, Presiden SBY atas nama pemerintah dan selaku pribadi menyampaikan belangsukawa atas musibah yang terjadi, yang mengakibatkan korban jiwa. Presiden juga mengajak seluruh pemimpin di daerah yang terkena musibah gempa untuk menjalankan tugas tanggap darurat dengan sebaik-baiknya dan menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin baru kemudian lakukan rekontruksi. Desa Cikangkareng yang ditinjau Presiden dan rombongan termasuk daerah terpencil. Perjalanan ke lokasi ditempuh dalam waktu 5 jam. "Bukan hanya jaraknya yang jauh tetapi juga, medan jalan yang begitu berat, berkelok kelok, dan sempit, maklum jalan desa," kata Andi Mallarangeng.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/09/03/4621.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0