Isu Nuklir Iran

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Maret 2007
Di baca 1535 kali

Presiden SBY kepada wartawan di Istana Negara Jumat siang (23/3) mengatakan, perkembangan di Dewan Keamanan PBB terutama berkaitan dengan isu nuklir Iran menjadi topik panas pada tingkat persidangan di PBB saat ini. "Indonesia sebagai salah satu anggota tidak tetap DK PBB terus berperan secara aktif untuk dapat menyampaikan pandangan- pandangannya yang tepat dalam kaitan itu. Setelah saya berkomunikasi dengan Duta Besar kita atau perwakilan RI di Dewan Keamanan PBB kemarin sore tentang dinamika dan perkembangan terkini dari draft resolusi menyangkut Iran yang disiapkan oleh anggota tetap yang lima, AS, Inggris, Perancis, Rusia, dan China, sekaligus saya berikan arahan dan posisi Indonesia kepada perwakilan kita di PBB, “ kata Presiden.

“ Tadi malam saya berkomunikasi, atas inisiatif saya, kepada Presiden Afrika Selatan, Presiden Thabo Mbeki, yang juga memiliki peran penting sebagai sama-sama anggota tidak tetap dalam Dewan Keamanan PBB. Pembicaraan saya dengan Presiden Afrika Selatan Presiden Thabo Mbeki, yang diketahui, posisi Afrika Selatan dan Indonesia ini dalam banyak hal sama. Kami berdua berpendapat bahwa sebaiknya, meskipun kecil yang disebut dengan window of opportunity, tapi kalau bisa ditempuh solusi negosiasi dan diplomasi, itu jauh lebih baik dibandingkan sanksi – sanksi yang semakin keras, yang belum tentu menjadi solusi yang terbaik, “ jelas Presiden.

“Kami melihat bahwa keadaan di Timur Tengah sekarang ini sudah sangat rawan, tegang, flammable, sehingga setiap keputusan yang menyangkut Iran utamanya, ataupun negara – negara di Timur Tengah itu, kalau tidak dicermati dan dipikirkan baik - baik bisa menimbulkan permasalahan yang baru. Kami juga berpendapat agar baik pihak Iran maupun pihak T-5 betul – betul masih menggunakan celah- celah peluang yang ada, berapapun ataupun betapapun kecilnya, untuk sampai kepada solusi yang terbaik tanpa harus penjatuhan sanksi – sanksi yang luas, yang sekali lagi bisa menimbulkan masalah – masalah baru, “ kata SBY.

“Kemudian saya sampaikan kepada Presiden Thabo Mbeki bahwa sebaiknya semua anggota Dewan Keamanan PBB termasuk anggota tidak tetap, diberikan peluang untuk menyampaikan pandangan – pandangannya . Dengan demikian harapan kita resolusi apapun itu tidak sepihak, tapi sudah memadai dengan pandangan – pandangan dari semua negara anggota Dewan Keamanan PBB. Itu yang saya sampaikan, dan Presiden Thabo Mbeki menyambut komunikasi saya dan mengatakan ingin terus berkomunikasi terutama pada saat – saat yang kritis dan menentukan ini, “ lanjut SBY.

Presiden kemudian menjelaskan mengenai komunikasinya dengan Presiden Iran Ahmadinejad pada Kamis (22/3) malam pukul 23.30 WIB. “ Setelah saya berkomunikasi dengan Presiden Afrika Selatan kurang lebih jam 22.30 WIB, jam 23.30 WIB saya berkomunikasi dengan Presiden Iran Ahmadinejad. Saya sampaikan pada beliau niat dan tekad Indonesia untuk betul - betul bisa berperan secara konstruktif dalam upaya mencari solusi berkaitan dengan nuklir Iran ini. Saya sampaikan pada Presiden Iran bahwa apapun ataupun berapapun kecilnya peluang itu saya masih berharap ada satu kompromi, ada satu jalan tengah, ada satu solusi yang bisa jadi membawa kebaikan dalam penyelesaian menyeluruh. Karena beberapa saat yang lalu Indonesia menyampaikan kepada beliau, saya sampaikan langsung kepada Presiden Ahmadinejad untuk mengurangi ketegangan, untuk kerjasama dengan IAEA untuk negosiasi dengan pihak – pihak lain. Dengan demikian harapan kita masalah nuklir Iran betul – betul dapat diselesaikan secara damai, “ kata SBY

“Saya katakan juga pada Presiden Ahmadinejad, karena draft nya sudah ada, Indonesia akan mempelajari semuanya itu dengan seksama dan tentunya kita harapkan draft itu, atau kalau ada resolusi itu resolusi yang tepat tidak keluar dari konteks, kemudian harapan kita bisa membawa solusi. Syukur- syukur tidak keluar dari solusi baru, tapi ada jalan yang terbaik. Itulah dua hal yang saya sampaikan kepada saudara – saudara ,komunikasi saya dengan Presiden Afrika Selatan dan Presiden Ahmadinejad, dan hari – hari sekarang ini kami terus mengikuti dinamika dan perkembangan di New York. Menlu sudah saya tugasi, sekarang juga berada di Amerika Serikat untuk melihat secara dekat, Dubes kita juga saya tugasi untuk melaporkan kepada saya apabila ada keputusan pada tingkat saya yang harus saya ambil berkaitan dengan suara kita di Dewan Keamanan PBB, “ kata SBY mengakhiri keterangannya.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/23/1665.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0