Jadikan Semangat Juang Kemerdekaan sebagai Landasan Membangun Bangsa dan Melawan Pandemi Covid-19

 
bagikan berita ke :

Jumat, 14 Agustus 2020
Di baca 1919 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Kemerdekaan Indonesia yang diperoleh 75 tahun yang lalu merupakan berkat dan rahmat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun berkat dan rahmat Allah tersebut tidak turun begitu saja, tetapi harus diupayakan melalui perjuangan yang gigih dari para pejuang bangsa. Oleh sebab itu, semangat juang ini harus menjadi landasan bangsa Indonesia saat ini, untuk meraih berkat dan rahmat Allah dalam membangun bangsa dan melawan pandemi Covid-19.

 

Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam Khutbah Jum’at di Masjid Baiturrahim Istana Kepresidenan Jakarta, Jum’at (14/08/2020).

 

“Dengan semangat juang dan semangat kesatuan dan persatuan, dan semangat ista’in billah wala ta’jiz, minta tolonglah kepada Allah dan jangan lemah, kita jadikan sebagai landasan utama di dalam kita membangun Indonesia yang lebih maju dan yang sejahtera,” ungkap Wapres.

 

Selain itu, semangat juang kemerdekaan ini, sambung Wapres, juga harus dijadikan landasan untuk melawan pandemi Covid-19 yang tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga sektor sosial dan ekonomi.

 

“Dengan semangat itu pula kita jadikan landasan untuk menghadapi Covid-19 yang tengah menimpa bangsa kita dan bahkan seluruh bangsa di dunia, yang dampaknya tidak hanya pada kesehatan tapi juga pada sektor sosial dan ekonomi,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut, Wapres mengingatkan bahwa rahmat Allah akan diturunkan kepada mereka yang gigih berupaya untuk meraihnya melalui jalan kebaikan. Sebagaimana hal ini dilakukan olah para pejuang bangsa hingga akhirnya memperoleh kemenangan dan kemerdekaan.

 

“Allah SWT juga menyatakan, inna rahmatallaahi qaribun lil muhsinin, rahmat Allah itu dekat pada orang yang melakukan perbuatan baik. Karena itu, apa yang dilakukan oleh para pejuang bangsa itu, pantas untuk memperoleh berkat dan rahmat Allah SWT. Mereka juga telah melaksanakan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang menyatakan, ista’in billah, ista’in billah wala ta’jiz, mintalah kamu pertolongan kepada Allah dan kamu jangan lemah. Kamu harus kuat, harus tegar, tetapi juga mintalah kemudian pertolongan oleh Allah SWT,” papar Wapres.

 

Di samping itu, semangat juang ini harus dibarengi dengan rasa optimis bahwa apa yang menimpa bangsa Indonesia saat ini, yaitu pandemi Covid-19, adalah merupakan ujian dan cobaan dari Allah yang insya Allah akan berlalu.

 

“Kita yakin bahwa Covid-19 ini merupakan ujian dan cobaan dari Allah, ibtilaan minallah, kepada kita bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia. Apakah kita tabah, sabar, dan tetap tegar di dalam menghadapinya. Dan kita yakin sebagai suatu cobaan, Covid-19 ini insya Allah akan berlalu,” ungkap Wapres.

 

“Allah SWT juga telah menyatakan, fainna ma’al usri yusron, inna ma’al usri yusro, bahwa bersama dengan kesulitan itu akan ada kemudahan, dan bersama dengan kesulitan itu akan ada kemudahan,” tambahnya.

 

Bersyukur dan Jaga Kesepakatan Nasional

 

Pada khutbah ini, Wapres juga mengajak kepada bangsa Indonesia untuk tidak henti bersyukur atas anugerah 75 tahun kemerdekaan Indonesia, dengan cara merawat dan menjaganya.

 

“Kita juga harus bersyukur karena para pendiri bangsa dengan semangat kesatuan dan persatuan telah berhasil meletakkan dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan kita. Mereka telah menyusun, menyepakati Pancasila sebagai dasar negara, yang merupakan titik temu dari seluruh bangsa yang berbeda-beda, yang dalam perspektif Islam disebut sebagai kalimatun sawaa’, yaitu kesepakatan. Begitu juga dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan bentuk negara NKRI,” pesan Wapres.

 

Menurut Wapres, negara Indonesia berdiri dari hasil kesepakatan-kesepakatan para pendiri bangsa yang tidak boleh sedikitpun dilanggar. Terlebih oleh umat Islam karena umat Islam adalah umat yang sangat menjaga kesepakatannya.

 

“Ketiga hal ini (Pancasila, UUD 1945, dan NKRI) merupakan kesepakatan nasional (yang) dalam perspektif Islam disebut sebagai al mitsaq al wathany, kesepakatan nasional. Karena itu, bagi umat Islam negara ini adalah negara kesepakatan, darul mitsaq, yang harus dijaga dan dipelihara,” tegasnya.

 

“Islam Indonesia adalah Islam ma’al mitsaq, Islam yang di dalamnya ada kesepakatan-kesepakatan yang harus dijaga, dipelihara, dan dihormati. Karena umat Islam adalah umat yang senantiasa menjaga kesepakatannya, al mu’minuna ‘ala syurutihim,” sambung Wapres. (EP-KIP Setwapres)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           2           3           3           2