Kedua Pemimpin Sepakat Meningkatkan Kerjasama

 
bagikan berita ke :

Kamis, 08 Juli 2010
Di baca 837 kali

Dalam pertemuan bilateral, Presiden SBY menjelaskan kepada Presiden Leuthard bahwa Indonesia saat ini dalam proses membangun kembali perekonomian, setelah mengalami krisis 10 tahun lalu. “Saya juga sampaikan kepada beliau bahwa Indonesia terus berusaha untuk membangun good governance untuk menjaga persatuan dan harmoni sosial, serta meningkatkan peran regional dan internasional kami. Seperti menghadapi climate change, maupun membangun dialog antar peradaban “ ujar Presiden SBY.

Indonesia dan Swiss membahas untuk meninggkatkan kerja sama yang kongkrit dibidang perdagangan, investasi, pertanian, kepariwisataan, dan lain-lain. “Swiss memiliki ekonomi yang kuat dan ekonomi Indonesia pun terus tumbuh dan berkembang, tentu potensinya amat besar untuk dikerjasamakan untuk kepentingan kedua bangsa di masa mendatang, “ jelas SBY.

Sebelum krisis 2008, volume perdagangan kedua negara hampir mencapai 1 miliiar dollar Amerika dan Swiss berada di urutan 15 dalam hal penanaman modal di Indonesia. Kedua kepala negara sama-sama berharap hal ini dapat terus ditingkatan. “Saya juga mengundang kerjasama di bidang infrastruktur, dalam bidang pertanian maupun pengembangan new rebel energy termasuk geothermal,” Presiden SBY menerangkan.

“Swiss juga memberikan development assistance dalam bentuk capacity building dan technical corporation dibidang pertanian, dibidang small and medium enterprises dan juga tourisment management,” lanjut SBY.

Kedua negara juga bersepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang lingkungan dan perubahanan iklim. Selain itu, kedua negara juga bersepakat memulai kebijakan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas. “ini akan meningkatkan people to people contact dalam arti luas dan tentunya ini baik untuk kelancaran kejasama kedua negara, “ ujar SBY.

Dalam permasalahan global dan regional, kedua pemimpin negara bertukar pikiran tentang pentingnya kerjasama Asean dengan Swiss, juga kerjasama perekomonomian global, serta niat untuk menyelesaikan Doha Development Agenda, serta kesepakatan untuk memulai membahas tentang kerjasama ekonomi yang komperhensif.

Sementara itu, Presiden Swiss Doris Leuthard menjelaskan bahwa hangatnya hubungan antara kedua negara di segala bidang akan terus melanjutkanya. “Kami juga telah memutuskan bahwa Indonesia adalah negara ketujuh yang menjadi prioritas Swiss untuk pengembangan ekonomi, “ jelas Leuthard.

Presiden Leuthard yang akan berkunjung ke Surabaya juga menceritakan mengenai kunjungannya ke salah satu pabrik terbesar di Indonesia, dimana ia melihat bahwa mesin yang digunakan adalah buatan Swiss. Itu menandakan kerjasama kedua negara sudah terjalin sangat akrab.

Sebelum menggelar pernyataan pers bersama, kedua kepala negara menyaksikan penandatangan sejumlah kesepakatan. Nota kesepakatan yang pertama adalah perjanjian antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Konfederasi Swiss mengenai pembebasan visa bagi pemegang visa diplomatik dan visa dinas, yang ditandatangai Menlu Marty Natalegawa dan Duta besar Swiss untuk Indonesia Heinz Walker-Nederkoorn.

Kesepakatan kedua adalah nota kesepahaman antara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dan Menteri Sekretariat Negara untuk Ekonomi mengenai pengembangan tujuan kepariwisataan di Indonesia, yang ditandatangai Menbudpar Jero Wacik dan Duta Besar Heinz Walker-Nederkoorn.

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0