Kembali pada Nilai Islam dan Pancasila

 
bagikan berita ke :

Minggu, 13 November 2016
Di baca 1011 kali

"Saya itu kalau pulang dari Jakarta menuju ke Bogor ada kesempatan satu jam untuk buka-buka media sosial. Isinya, haduh, gak bisa ngomong saya," ucap presiden.

 

Adapun persoalan yang Presiden singgung ialah mengenai adanya hujatan-hujatan dan juga ujaran kebencian yang menurutnya belakangan semakin sangat terasa. Inilah yang membuat Presiden Joko Widodo prihatin. Sebab, presiden meyakini itu semua bukanlah berasal dari nilai-nilai Islam dan Pancasila yang sejak lama dianut bangsa Indonesia. Demikian sebagaimana dilansir dalam rilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

 

"Marilah kita meluruskan saudara-saudara kita yang masih melakukan itu. Supaya kita kembali kepada etika dan tata nilai Islami serta Pancasila. Itu bukan tata nilai Islami, bukan tata nilai bangsa kita," tegasnya.

 

Presiden Joko Widodo juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah contoh terbaik dari persatuan yang terjalin dalam keragaman. Karena telah berkali-kali disampaikan dirinya dalam sejumlah kesempatan bahwa keragaman sesungguhnya merupakan kekuatan utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan.

 

"Tunjukkan di depan forum internasional bahwa Indonesia, dengan penduduk muslim terbesar, Islam dan demokrasi bisa berjalan dengan baik. Saya ingatkan bahwa kita memang sangat beragam," ajak presiden.

 

Hadir mendampingi presiden di Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Rapat Pimpinan Nasional I (Rapimnas) Partai Persatuan Pembangunan, yakni Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy.

 

Sementara itu pada Silaturahim Peserta Rapimnas Partai Amanat Nasional, tampak mendamping Presiden, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0