Kemensetneg, BKKBN, dan UNFPA Berkolaborasi Gelar Pelatihan Internasional tentang Stunting dan KB untuk Pemuda Muslim Filipina

 
bagikan berita ke :

Selasa, 09 November 2021
Di baca 1090 kali

Pemerintah Indonesia (c.q. Kementerian Sekretariat Negara/Kemensetneg dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN) kembali bekerja sama dengan United Nations Population Fund (UNFPA) untuk melaksanakan program Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bertajuk SSTC Online Knowledge Sharing on Reproductive Health, Family Welfare, Gender Mainstreaming, and Stunting Reduction for Bangsamoro Autonomous Region of Muslim Mindanao Youth Muslim Leaders (BARMM). Program dilaksanakan pada tanggal 9 s.d. 10 November 2021 dan diikuti oleh 35 peserta dari Filipina. Program ini merupakan implementasi dari perpanjangan Memorandum of Understanding yang ditandatangani oleh BKKBN dan Commission on Population and Development (PopCom), Filipina pada tahun 2019.

 

Program dibuka dengan sambutan dari Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara. Turut hadir juga pada kesempatan tersebut adalah Anjali Sen (Representative UNFPA Indonesia), Leila Saiji Joudane (Representative UNFPA Filipina), Juan Antonio Perez III (Direktur Eksekutif PopCom), dan Muhammad Rizal Martua Damanik (Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, BKKBN).

 

Dalam sambutannya, Setya Utama menyebutkan bahwa program kependudukan dan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu program prioritas KSST yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini didasari pada keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam menggandeng para pemuka agama pada program KB di Indonesia. “PopCom selama ini juga telah menggandeng remaja dan pemimpin agama dalam programnya. Saya harap kita dapat belajar dari satu sama lain mengenai peran pemuda dan pemimpin agama dalam keluarga berencana,” kata Setya.

 

 

Anjali mengatakan bahwa pemuka agama dapat menjadi advokat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya KB dan kesehatan reproduksi, serta dalam pencegahan kekerasan berbasis gender dan pernikahan anak. “Pemuka agama merupakan panutan yang memiliki pengaruh besar sehingga dapat mempromosikan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui fatwa, forum keagamaan, dan konseling pernikahan,” tambah Anjali.

 

Selain itu, Leila Saiji Joudane dalam sambutannya menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan program tersebut. Beliau mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas dukungannya terhadap Filipina di bidang KB dan kesehatan reproduksi. Beliau pun berharap kerja sama tersebut dapat terus ditingkatkan di masa mendatang. Lebih lanjut, Juan Antonio Perez III mengatakan agar pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan lebih baik. Beliau menambahkan bahwa kerja sama Pemerintah Filipina dengan Pemerintah Indonesia telah memberikan dampak positif terhadap implementasi program kependudukan dan keluarga berencana di Filipina.

 

 

Rizal menyampaikan bahwa BKKBN telah berkolaborasi dengan mitra pembangunan dan berbagai organisasi lainnya dalam mengimplementasikan program KB. Ia pun menambahkan bahwa pemuka agama merupakan salah satu kunci kesuksesan program KB di Indonesia. “Pemuka agama sekarang terlibat secara aktif dalam kampanye program keluarga berencana melalui pendidikan dan kegiatan keagamaan,” ujar Rizal.

 

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan terkait KB, kesehatan reproduksi, pengarusutamaan gender, dan penurunan stunting dari berbagai narasumber, di antaranya Furqan la Faried, Nur Rofiah, dan Baby Norbaina dari PopCom. Pada hari terakhir program, para peserta menyusun action plan untuk diimplementasikan di negaranya. (Biro KTLN-Humas Kemensetneg)

 

Informasi lebih lanjut dapat menguhubungi:
Biro Kerja Sama Teknik Luar Neger
Kementerian Sekretariat Negara
P: +6221 38901135
E: biro_ktln@setneg.go.id
Web: http://ktln.setneg.go.id; https://isstc.setneg.go.id/ 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0