KETERANGAN PERS PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN PERDANA MENTERI TIMOR LESTE, DI JAKARTA, 29 APRIL 2008

 
bagikan berita ke :

Selasa, 29 April 2008
Di baca 1049 kali

KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA KUNJUNGAN PERDANA MENTERI TIMOR LESTE
ISTANA MERDEKA, JAKARTA
TANGGAL 29 APRIL 2008


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Yang Mulia Perdana Menteri Xanana Gusmao,

Para wartawan sekalian,

Kami berdua akan menyampaikan penjelasan pers sehubungan dengan kunjungan Yang Mulia Perdana Menteri Timor Leste hari ini ke Indonesia. Hari ini, kami kembali menerima kunjungan Yang Mulia Perdana Menteri Xanana Gusmao, dan ini adalah kunjungan beliau yang pertama setelah beliau dilantik menjadi Perdana Menteri Timor Leste. Kami, dalam pertemuan bilateral tadi telah membahas berbagai isu bilateral, dalam suasana penuh persahabatan dan semangat untuk terus meningkatkan kerjasama, persahabatan, dan kemitraan di antara Timor Leste dan Indonesia.

Dalam pertemuan bilateral tadi, pertama-tama, saya kembali mengucapkan simpati atas terjadinya insiden penembakan terhadap Presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao, pada tanggal 11 Februari yang lalu. Indonesia sejak awal mengutuk kejahatan itu dan Indonesia mendukung penuh demokrasi di Timor Leste termasuk kepemimpinan dan pemerintahan yang sah di negara tersebut.

Sekarang ini, Indonesia dan Timor Leste terus bekerjasama dalam law enforcement, penegakan hukum, terutama oleh pihak, antara pihak Kejaksaan Agung Timor Leste dengan kepolisian kita untuk membawa pelakunya ke pengadilan, dan alhamdulillah dengan kerjasama yang baik, dengan kegigihan dan profesionalitas Polri kita, kita telah dapat menahan empat orang anggota tentara Timor Leste yang diduga kuat terlibat dalam insiden 11 Februari tersebut. Kerjasama terus kita lanjutkan dalam suasana yang penuh dengan kemitraan dan persahabatan.

Kita juga membahas kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan, kami sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan ini, seperti pendidikan, kunjung-mengunjung di antara pejabat di antara kedua negara dan juga kerjasama yang sekarang telah berlangsung yaitu kerjasama di perbatasan antara Timor Leste dengan Indonesia.

Kita juga membahas kelanjutan dari penuntasan penentuan garis batas antar negara, Saudara mengetahui bahwa 97% telah dapat diselesaikan. Kita berharap subkomite teknis yang membidangi itu bisa merampungkan tugasnya tahun ini ataupun tahun depan sehingga tuntas penetapan garis batas itu. Indonesia juga menyambut baik satu pengaturan yang lebih lunak untuk pelintas batasan, secara tradisional, di antara kedua penduduk, kedua warga negara di sepanjang perbatasan tersebut.

Kami berdua juga menunggu laporan final dari Komisi Kebenaran dan Persahabatan, dengan tujuan yang sama-sama kita bangun waktu itu, untuk menuntaskan semua persoalan masa lalu antara Indonesia dengan Timor Leste, dengan berorientasi melihat ke depan bagi persahabatan dan kerjasama yang lebih kokoh.

Hal lain yang kami bahas adalah kelanjutan dari kerjasama teknis dan pembangunan. Kita dukung inisiatif dari pemerintah Timor Leste yang kemarin diwujudkan dalam Timor Leste Development Partners Meeting di Dili, dan Indonesia akan menjadi bagian dalam kerjasama teknik dan pembangunan itu, baik dalam kerangka kerjasama bilateral maupun kerjasama tripartit, Indonesia, Timor Leste, dengan negara ketiga.

Kita juga merumuskan peningkatan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Indonesia menyambut baik kehadiran pelajar dan mahasiswa Timor Leste belajar di Indonesia, dengan kerangka yang baik, dan kemudian juga kita terus memberikan kesempatan kepada putra, putri Timor Leste untuk mengikuti pendidikan diplomasi dan lain-lain. Kami juga senang, setelah kami bertemu dengan Presiden Ramos Horta, sekarang telah berdiri Indonesian Culture and Language Center di Dili, yang sangat baik untuk terus meningkatkan persahabatan di antara kedua negara.

Kami menyambut baik keinginan kerjasama dari Timor Leste di bidang pemberantasan korupsi dan saya berharap Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia bisa menggalang kerjasama dengan pihak Timor Leste dalam rangka pemberantasan korupsi maupun dalam rangka pembangunan pemerintahan yang baik.

Tiga isu regional juga kami bahas tadi. Yang pertama, Indonesia menyambut baik dan mendukung perpanjangan mandat dari UNMIT di Timor Leste dan Indonesia mendukung penuh kedaulatan dan semua upaya untuk mempertahankan stabilitas keamanan di Timor Leste bagi berlangsungnya pembangunan yang lebih baik. Menyangkut keinginan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN, sejak dulu Indonesia memberikan dukungan dan sekarang pun telah menugasi Duta Besar Tarmizi untuk bekerjasama dengan Timor Leste menyangkut proposal keanggotaan ASEAN dari Timor Leste.

Isu terakhir adalah berkaitan dengan climate change terutama coral triangle initiative. Sebagaimana saudara ketahui, ada enam negara, Indonesia, Timor Leste, Malaysia, Filipina, Solomon Island, dan Papua Nugini untuk bekerjasama memelihara coral reef dan lautan di wilayah ini dari pencemaran ataupun global warming ataupun climate change. Kami menyambut baik partisipasi Timor Leste dan kami berharap bisa terus melanjutkan kegiatan secara nyata.

Demikianlah isu-isu penting yang kami bahas dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Xanana hari ini.

Saya persilahkan Yang Mulia untuk menyampaikan penjelasan kepada pers kita.

Saya berikan kesempatan kepada Saudara-saudara, para wartawan, yang ingin mengajukan pertanyaan, baik kepada Perdana Menteri Xanana Gusmao maupun kepada saya. Saya persilahkan.

(dilanjutkan dengan tanya jawab dengan para wartawan)

Wartawan (Lucky Savitri, Metro TV):

Thank you, my name is Lucky from Metro TV. I want to ask, in this meeting, betweeen the two leaders of these country, do you also give a clarification from both government about Mr. Ramos Horta’s statement? And Mr. Ramos Horta is already confess that his reference to Desi Anwar, Metro TV, is false. Do you have a comment about that?

PM Xanana Gusmao:

You are not Lucky, you are Lucky. I just may that you (inaudible) the comment. Comment, in a way of a pilt. I know that they will have a meeting with Desi Anwar that they know well. We will talk about this. And, please, we know sometimes, the misunderstanding, the lack of informations, can cause new villains, and for all the new villains, my President, wants to express his deeply regret.

Presiden:

Saudara-saudara, dalam rangkaian pertemuan saya dengan Perdana Menteri Xanana Gusmao, di awal pertemuan, saya memang mengangkat adanya perasaan tidak tentram, saya menggunakan kata itu, yang menyangkut salah satu jurnalis kita, Desi Anwar. Dari pernyataan Presiden Ramos Horta, saya berharap ini bisa diselesaikan dengan baik, dengan suasana persahabatan di antara kedua negara. Kita mendengar sendiri penjelasan dari Perdana Menteri Xanana. Kita mendengar sendiri ungkapan dari Presiden Ramos Horta terhadap kejadian itu, yang diharapkan tidak terus menimbulkan kesalahpahaman ataupun, katakanlah mengganggu hubungan antar bangsa Indonesia dan bangsa Timor Leste. Dan saya memberikan apresiasi, insya Allah Perdana Menteri Xanana akan bertemu langsung dengan Desi Anwar untuk mengakhiri barangkali kesalahpahaman, ataupun apapun, yang terjadi beberapa saat yang lalu. Jawabannya, iya, saya mengangkat masalah ini untuk mencari solusi, dan solusi ataupun jawaban itu telah kita ketemukan, dan tadi para wartawan juga mendengarnya langsung dari Perdana Menteri Xanana.

Wartawan (Polikintas, TV Timor Leste):

Nama saya Polikintas dari TV Timor Leste. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan tentang, tadi Bapak Presiden sudah mengatakan sendiri untuk mendukung para mahasiswa Timor Leste yang ada di Indonesia. Pertanyaan saya, saya kira kurang lebih ribuan mahasiswa Timor Leste sekarang ada di Indonesia. Tapi salah satu tantangan atau kesulitan yang mereka hadapi adalah masalah visa. Bagaimana pemerintah Indonesia untuk menyikapi masalah ini dan bekerja sama dengan pihak Timor Leste. Terima kasih.

Presiden:

Baik. Salah satu agenda yang kita bahas dalam pertemuan bilateral tadi adalah meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan. Salah satu isu yang menyangkut kerjasama di bidang pendidikan adalah student visa. Kita bersepakat untuk membicarakan secara lebih detail di antara kedua menteri, Menteri Pendidikan Timor Leste dan Menteri Pendidikan Nasional kita, untuk menuju ke kebijakan student visa tadi, untuk merumuskan cara-cara yang mudah, cara-cara yang tepat, agar student visa ini bisa kita berikan dalam kerangka, sistem, dan undang-undang yang berlaku di negeri kita dengan semangat, tentunya, untuk lebih meningkatkan, lebih memperluas, kerjasama di bidang pendidikan ini. Saya menyambut inisiatif untuk membahas masalah ini dan student visa ini juga berlaku, sebetulnya, antara Indonesia dengan negara-negara tertentu secara resiprokal. Jadi, sangat mungkin untuk kita berlakukan kebijakan itu, namun saya mempersilakan untuk dibicarakan lebih lanjut sampai ada suatu konsep dan kerangka yang sama-sama kita sepakati dan kita jalankan.

Wartawan (Ahmad Fathoni, Reuters):

My question is for Mr. Prime Minister Gusmao. We have just received a news that Gaston Sina and his man have surrended today. What is your comment on that and what’s your government going to do with them? And my second question is about oil and gas projects in Timor Leste. Can you tell us about the progress in developing the oil and gas pojects and when are they going to start production? Thank you.

PM Xanana Gusmao:

For the first question, I must praise our military and police, working together with the people, with the community, to end up the situation. As you know, we ask the parliament to authorize the state of (inaudible), justice for this problem, and to avoid violence, bring disobedience. I must say that we need, we could calm down the people, calm down the feelings and then we came to they, that we can say thanks a lot. This is the result of a good coordination (inaudible) the state institutions and we must praise, I must praise before you our police. What the government contribute to them? Nothing, absolutely nothing, because they are now in the hand of Indonesia system. We just try to avoid further violence, try to avoid revenge, and now they are in the hand of institution. The, of course, we’ll go to the court to prove if they are guilty or not, but this is not the bussiness of the government. About oil and gas, we are doing our best to try to understand this issue. But they can say is that we are trying also to bring to Timor Leste, the boardline, Timor Leste sunrise. We are preparing also this, because we are ready to start, of course. We are preparing our capacity, financial capacity to bring this, and we hope that we can succed in this area. Now we have oil, providing us money more than 100 million dollars. But because of the law, we are tight, we are empeted to use this money, that we seeking for the best way to invest this money, to welfare our people. Thank you.

Wartawan (Espedito Lorodias, Diario National):

Kepada Bapak Presiden Susilo, mengenai kerjasama bidang militer, tadi Bapak menyebutkan bahwa ada kerjasama di bidang pendidikan, Pak. Ini akan menandakan bahwa elit-elit politik kita dari Timor Leste akan bisa masuk sebagai siswa Seskoad atau bisa diadakan semacam latihan bersama, Pak. Itu yang pertama. Yang kedua, saya mau minta Bapak Presiden sebagai seorang yang punya karisma di Indonesia. Kami juga melihat bahwa dengan adanya Metro TV yang blow up Presiden kami, kami juga merasa bahwa nama Presiden kami juga dipermainkan. Artinya, bahwa agar nama Presiden kami yang di-blow up oleh Metro TV, mungkin melalui Bapak bisa memperbaiki nama Presiden kami sehingga masyarakat Indonesia juga bisa menyadari apa yang disampaikan oleh Perdana Menteri kami bahwa ada klarifikasi. Terima kasih, Pak Presiden.

Presiden:

Terima kasih. Yang pertama, menyangkut peningkatan kerjasama di bidang pertahanan, kerjasama di bidang militer, antara Indonesia dan Timor Leste. Sebagaimana yang saya sampaikan kepada Yang Mulia Bapak Perdana Menteri, Indonesia menyambut baik untuk peningkatan kerjasama ini terus terang my policy is untuk kerjasama di bidang pertahanan dan militer kami harus lebih, saya menggunakan kata berhati-hati, tetapi kalau dipilih bahasa Inggrisnya yang tepat agar tidak ada salah pengertian dari dunia, salah pengertian dari pihak manapun, tentang peran militer Indonesia, apalagi apabila berhubungan dengan Timor Leste. Ini sekali lagi sebagai penghormatan kami kepada kedaulatan dan independency dari Timor Leste. Namun, sejarah terus berputar dan kita memasuki era baru, kita ingin meletakkan masa lalu di belakang kita dengan semangat yang baik, good fate, maka sudah saatnya untuk kita bisa membangun kerjasama di bidang militer. Sebagai contoh, kunjung mengunjung di antara pejabat kita, pendidikan, tentunya Indonesia menyambut baik kehadiran perwira militer dari Timor Leste untuk mengikuti pendidikan-pendidikan kita, latihan-latihan bersama menghadapi bencana, ataupun bentuk-bentuk lain, yang saya harap dapat dirumuskan oleh Menteri Pertahanan kedua negara, oleh panglima tentara kedua negara. Dengan demikian, kita betul-betul memasuki era baru. Satu kerjasama yang genuine, yang baik, dan saya juga menyeru kepada masyarakat internasional untuk tidak perlu khawatir ataupun ada kecurigaan-kecurigaan tertentu terhadap ini semua. Saya menyambut baik dan mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik.

Yang kedua, justru pertemuan saya dengan Perdana Menteri Xanana, justru message yang saya terima dari Presiden Ramos Horta, regret beliau terhadap apa yang terjadi akibat statement beliau, saya berharap bisa mengakhiri sesuatu yang sebaiknya bisa dengan arif, dengan bijak, kita akhiri. Ini tentu kedua belah pihak, Dili, Jakarta, kita semua bisa mengambil hikmah dari pelajaran ini, bisa menyadari bahwa bisa saja satu statement, satu pemberitaan, bisa menimbulkan sesuatu yang tidak baik. Saya tentu mengajak komunitas media di Indonesia untuk menyambut baik regret dari Presiden Ramos Horta. Dengan demikian, kita bisa membangun kembali hubungan yang baik, termasuk hubungan antara komunitas pers Indonesia dan Timor Leste. Demikian, terima kasih.

Terima kasih, terima kasih. Thank you very much, Your Excellency, well done.

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI