Presiden juga menyampaikan perlunya upaya terus menerus melakukan reformasi arsitektur keuangan dunia dimana diharapkan negara emerging dan negara berkembang mempunyai peran yang lebih besar di organisasi internasional seperti IMF. "Selain itu, diharapkan berkembangnya pemakaian mata uang dunia di luar USD, seperti Euro, Yen dan RMB untuk perdagangan bilateral negara, jadi tidak harus semua perdagangan menggunakan media USD," ungkap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Tentunya upaya ini mengurangi ketergantungan terhadap USD sekaligus juga mengurangi tekanan terhadap pelemahan mata uang nasional sebagai akibat kebutuhan USD yang sangat tinggi. "Ini adalah intervensi kedua yang disampaikan Bapak Presiden," tutur Bambang. Demikian sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Komitmen Indonesia lainnya adalah untuk terus berkontribusi pada upaya meningkatkan ‎pertumbuhan ekonomi global sebesar 2 persen sampai tahun 2018. "Dimana yang akan menjadi kunci utama pertumbuhan utama ekonomi Indonesia adalah paket-paket kebijakan yang dikeluarkan yang utamanya adalah untuk memberikan stimulus pertumbuhan, mendorong investasi dan meningkatkan daya beli masyarakat," ucap Presiden.
Dengan demikian hal tersebut tidak hanya mendorong pertumbuhan, tapi yang lebih penting adalah pertumbuhan yang inklusif atau pertumbuhan yang berkualitas.Â
Hal lain yang disampaikan Presiden, adalah dukungan Indonesia atas kesepakatan G20 dalam melaksanakan kerjasama perpajakan internasional dalam bentuk base erosion and profit shifting. "Dengan kerjasama itu diharapkan di masa depan tidak ada lagi ‎praktek transfer pricing yang sangat merugikan terutama negara-negara besar, negara-negara emerging dalam bentuk berkurangnya penerimaan pajak yang seharusnya diterima oleh negara-negara tersebut," ujar Bambang.
Kerjasama lain yang didukung adalah automatic exchange of information dimana diharapkan akses data keuangan di negara ‎lain bias diakses tanpa halangan dan bias berlangsung secara otomatis. "Tentunya hal ini akan memperbaiki kemungkinan adanya pelarian pajak atau disembunyikannya harta-harta yang harusnya menjadi objek dari pajak itu sendiri," kata Bambang.
Indonesia dalam forum ini berterima kasih atas peran Turki memberikan kepercayaan kepada Indonesia sebagai salah satu co-chair dalam investment working group bersama Jerman ‎dan Meksiko.Â
Kapasitas Pembangunan Infrastruktur Meningkat
Salah satu hasil dari investment working group adalah didorongnya pembangunan infrastruktur dalam skala besar. "Kita bias melihat bermunculan lebih banyak, instrument maupun organisasi yang bergerak di bidang infrastruktur, seperti WB mauapun ADB, sudah meningatkan kapasitasnya untuk pembiayaan infrastruktur," tutur Bambang.
Kini juga muncul Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) ‎dan Negara BRICS mendirikan New Development Bank yang semua tujuannya adalah bisa memberikan pembiayaan yang tepat untuk pengembangan infrastruktur.(Humas Kemensetneg)