Memanfaatkan Teknologi Ramah Lingkungan, Mensesneg Melakukan Pelubangan Resapan Biopori

 
bagikan berita ke :

Selasa, 03 November 2015
Di baca 1287 kali

Dalam melakukan pembuatan lubang resapan Biopori, Mensesneg menyatakan Biopori merupakan pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. “rumput-rumput ini dilubangi, terus nanti dimasukkan daun-daun kering, ini dilakukan sebagai bentuk untuk mengatasi banjir”, ujarnya.


Tampak hadir Sekretaris Menteri Kementerian Sekretariat Negara, Staf Ahli, Staf Khusus, para Pejabat Eselon I dan II dan para pegawai di Lingkungan Istana Negara dan Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara ikut berpartisipasi dalam melubangi resapan air Biopori.


Sebagai salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional, salah satu upaya untuk melestarikan lahan kritis Biopori dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan.


Tidak hanya di halaman Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Mensesneg beserta rombongan menyambangi halaman Istana Negara untuk melakukan pelubangan resapan air Biopori. “Nantinya lubang-lubang ini dirawat oleh petugas taman agar lubang resapan Biopori ini tetap terjaga,” lanjut Pratikno.


Lubang resapan Biopori adalah teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara:

  1. meningkatkan daya resap air;
  2. mengubah sampah organik menjadi kompos;
  3. memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman;
  4. mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria;
  5. sebagai “karbon sink” untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global.

Lokasi pembuatan lubang resapan Biopori dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat membuang air hujan di dasar alut yang dibuat sekeliling batang pohon atau batas tanaman.
Cara pembuatan lubang resapan Biopori adalah :


  1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50-100cm.
  2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm disekiling mulut lubang. 
  3. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput atau sampah dapur. 
  4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyususut karena proses pelapukan. 
  5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           2           2           2           0