Memetik Pelajaran dari Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim

 
bagikan berita ke :

Jumat, 07 Agustus 2020
Di baca 3028 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Jum’at pekan lalu, umat Islam di seluruh dunia merayakah hari raya Idul Adha atau juga disebut hari raya Kurban. Pada hari raya ini, umat Islam yang mampu disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban, mengikuti kisah Nabi Ibrahim AS yang bersedia menyembelih putranya Ismail sebagai kurban kepada Allah SWT, yang kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan seekor domba.

 

“Peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim yang belum lama ini kita peringati bersamaan dengan Idul Adha, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil,” ungkap Wapres saat bertindak sebagai Khatib dalam Sholat Jum’at di Masjid Baiturrahman Istana Wakil Presiden, Jum’at (7/8/2020).

 

Pelajaran pertama, menurut Wapres, adalah kepatuhan/ketundukkan seorang hamba kepada Tuhannya.

 

“Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan, apa pendapatmu tentang perintah itu?” kata Wapres menirukan pertanyaan Nabi Ibrahim kepada Ismail. Yang kemudian dijawab oleh Ismail:

 

“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” imbuh Wapres menirukan jawaban Ismail.

 

Apa yang dilakukan oleh kedua orang ini, menurut Wapres, merupakan bukti kepatuhannya terhadap perintah Allah SWT yang mestinya menjadi sikap kita semua, yaitu patuh dan tunduk atau sami’na wa atha’na terhadap segala perintah Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Pelajaran kedua, Wapres melanjutkan, adalah memahami adanya cobaan/ujian Tuhan kepada hamba-Nya. Ternyata perintah menyembelih itu hanya cobaan, untuk menguji seberapa besar kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Tatkala ujiannya lulus, maka digantilah Ismail yang dikurbankan itu dengan seekor domba.

 

“Pelajaran yang kedua adalah bahwa peristiwa itu ternyata hanya cobaan Allah SWT. Oleh karena itu, ketika kurban mau dilaksanakan, setelah keduanya menyerahkan diri dan siap, (Nabi Ibrahim) membaringkan Nabi Ismail untuk dipotong, maka kata Allah, engkau telah melaksanakan mimpimu. Tapi ini hanya cobaan yang nyata. Oleh karena itu, kata Allah, saya gantikan dengan domba yang besar,” papar Wapres.

 

Lebih jauh, Wapres menjelaskan bahwa hidup di dunia ini memang penuh dengan ujian dari Allah SWT. Barangsiapa lulus ujiannya, maka kelak dia akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

 

“Sekarang ini juga kita sebagai bangsa sedang menghadapi ujian. Yaitu ujian dengan menimpanya Covid-19, pandemi Covid-19 yang korbannya bukan hanya jiwa tetapi juga dampaknya sosial dan juga ekonomi. Dan yang diuji ini bukan hanya kita sebagai bangsa Indonesia tapi seluruh dunia,” contohnya.

 

Oleh sebab itu, Wapres berpesan, agar kita sebagai umat manusia harus bersabar, tetapi bukan menyerah. Kita harus menghadapi berbagai cobaan itu dengan usaha, keberanian, dan do’a.

 

“Kita jangan lemah dalam menghadapi tantangan. Dan oleh karena itu kita harus berusaha, harus menjadi orang yang kuat, al mukminun, orang mukmin yang kuat itu lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, yang menyerah, yang frustasi,” tegas Wapres.

 

Pelajaran ketiga, menurut Wapres, yang bisa dipetik dari kisah Nabi Ibrahim adalah semangat berbagi. Semangat berbagi yang tidak hanya diwujudkan dalam bentuk pemberian daging kurban di hari raya Idul Adha, tetapi dalam berbagai bentuk lain, kapanpun, selama memiliki kemampuan.

 

“Bahwasannya memberikan bantuan itu tidak terbatas pada Idul Kurban, itu adalah simbol. Tetapi yang dimaksud adalah bagaimana kita bisa berbagi, membagi kelebihan kita, kemampuan kita kepada orang lain yang sedang membutuhkan tidak hanya dengan memberikan makan hewan qurban (seperti) kambing, sapi pada saatnya Idul Kurban dan hari-hari tasyrik, tapi sepanjang masa, sepanjang kita memiliki kemampuan,” pungkasnya. (EP-KIP Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
14           5           2           1           6