Menggapai Keberkahan Rizqi Demi Kebahagiaan Dunia & Akhirat

 
bagikan berita ke :

Kamis, 20 Mei 2010
Di baca 1781 kali


Tidak ada manusia yang hidupnya tidak mau baik. Kehidupan yang baik itu antara lain, pertama adalah negeri yang baik al balad ath thoyyib,  QS. al-A'raf (7) : 58 yang berbunyi ”Dan negeri yang baik itu ditumbuhi dengan tumbuhan atau tanaman dengan seizin Allah; negeri yang baik itu subur.” Atau pada QS. Saba' (34) : 15 yang menceritakan tentang kerajaan Ratu Bilqis, yang negerinya bagaikan surga di kiri kanannya. Artinya tidak ada satu orangpun yang ingin tinggal di negeri yang tidak aman, semua manusia ingin tinggal di tempat atau daerah yang aman.

 
Kedua kehidupan yang baik jelas Subkhi adalah saat kita memiliki pasangan hidup yang baik. Hal ini termaktub dalam  QS. an-Nisa' (4) : 3 : ”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya dan nanti memiliki keturunan yang baik.” Menurut Ustadz Subkhi hal ini terkenal dengan kebudayaan Jawa yang menimbang bibit bebet bobot pada calon pasangannya. Namun yang penting menurutnya adalah agama pasangan hidup kita harus bagus dan berasal dari keturunan agama yang bagus. 
 
Kemudian dalam surat Al-Furqon ayat 74: ”Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami dari istri kami dan keturunan kami yang menyejukkan hati kami dan jadikanlah kami pemuka bagi orang-orang yang bertakwa.” Ayat ini bermakna jadilah pemimpin yang  baik. Pemimpin yang adil dan baik akan dijamin oleh Allah, dan duduk disurga level 5.

 

Yang ketiga, Ustadz Subkhi menjelaskan kehidupan yang baik adalah memiliki keturunan yang baik. Dia mengutip QS. Ali Imran (3) : 38: ”Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Ustadz Subkhi mengajak seluruh peserta pengajian untuk terus mendoakan anak-anaknya, agar selalu mendapatkan perlindungan dan menjadi anak-anak yang baik.  ”Maka dari itu kita harus senantiasa mendoakan anak kita, Nabi saja terus mendoakan anak-anaknya apalagi kita sebagai manusia biasa, ajaknya”

 

Negeri yang baik, pemimpin yang baik, pasangan hidup baik, keturunan baik telah dijelaskan sebagai hal-hal yang dimiliki oleh manusia yang memiliki kehidupan yang baik. Al Quran menyebutkan lambang kesuksesan adalah harta dan anak tertulis, tertulis dalam surat Nuh.

 

Berikutnya kehidupan yang baik adalah memiliki tempat tinggal yang baik. QS. ash-Shaff (61) : 12 yang artinya ”niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”

 

Ustadz berkacamata ini mengatakan bahwa kehidupan yang baik adalah orang-orang dengan kalimat yang baik. Makin tinggi tingkat kesolehan seseorang makin baiklah kalimat yang diucapkan, kalimat yang baik ini yang mengangkat amalan kita. Namun ada juga orang yang amalannya banyak namun tidak bisa mengeluarkan kalimat yang baik, sesungguhnya dia harus memperbaiki amalnya lagi.  QS. Fathir (35) : 10 ”Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” 

 

Berikutnya Ustadz yang selalu memasukkan unsur komedi dalam dakwahnya menyebutkan bahwa cuaca yang baik adalah juga merupakan salah satu kehidupan yang baik.  QS. Yunus (10) : 22 menyebutkan ”Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".

 

Dia mengatakan bagaimanapun kita membutuhkan cuaca yang baik untuk beraktivitas, contoh jika kita berpergian melalui jalan udara, yang dibutuhkan adalah cuaca yang baik. Karena jika di atas tiba-tiba terjadi keadaan cuaca yang berubah menjadi buruk maka manusia akan sangat ketakutan dan khawatir.

 

Terakhir menurutnya hidup yang baik adalah hidup dengan perbuatan yang baik. Dalam QS. an-Nahl (16) : 97 yang berbunyi ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Tentang perbuatan yang baik ini Ustadz Subkhi juga mengutip pendapat Ibnu Abbas Ra yang mengatakan hidup yang baik adalah rezeki yang halal dan baik. Bahkan menurut Ustadz Subkhi dalam hadist nabi menyebutkan kita tidak akan bergerak masuk surga jika belum ditanya empat hal yaitu: umur kita dihabiskan untuk apa, apa yang dilakukan ketika masa muda. Sedangkan dua berikutnya adalah soal harta dari mana dapat dan dimana dinafkahkan.

 

Pengajian rutin ini mendapat respon yang cukup baik dari para pejabat/pegawai di Lingkungan Sekretariat Negara, Ustadz Subkhi sendiri terkenal sebagai ustadz yang sering menyelipkan unsur komedi di setiap dakwah yang dia sampaikan. (HUMAS)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0