MENSESNEG Hatta Rajasa Terapkan Sistem Kerja Clean Desk

 
bagikan berita ke :

Kamis, 21 Februari 2008
Di baca 909 kali

Wawancara Khusus Dengan MENSESNEG Hatta Rajasa
Terapkan Sistem Kerja Clean Desk

Belum genap setahun memimpin Sekretariat Negara (Sesneg), Hatta Rajasa sudah melakukan banyak perubahan.

BERBAGAI kebijakan mulai dirombaknya. Seperti apakah perubahan itu?
Berikut wawancara SINDO dengan Hatta Rajasa.

Sesneg ini kan merupakan pintu gerbang masuknya sebuah perundang-undangan yang kelak akan menjadi sebuah keputusan negara, saat diminta Presiden untuk menjadi Mensesneg, apa yang menjadi pikiran Bapak saat itu?
    Jadi begini, Anda kan lihat pada waktu itu saya menjadi menteri perhubungan sangat teknis, saya terbiasa bekerja keras. Bisa dikatakan saya ini orang lapangan. Sebab, sebelum menjadi menteri, saya itu pengusaha dibidang perminyakan, orang lapangan. Jadi, bekerja keras itu sudah menjadi bagian kehidupan saya sejak mahasiswa. Tetapi, untuk jadi menteri sekertaris negara tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ketika Bapak Presiden memanggil ke Cikeas pada waktu itu, beliau sebetulnya mengatakan bahwa kinerja saya diperhubungan itu banyak. Bahkan, saya dua tahun mendapat prestasi baik, sampai tiga bulan terakhir berturut-turut terjadi kecelakaan, hilang semua. Nah,  saat Bapak Presiden akan mengganti beberapa kabinetnya, saya kemudian dipercaya membantu beliau menjadi Mensesneg. Saya katakan kepada Bapak Presiden saat itu, saya tidak mau membebani bangsa dan negara, kalau mememang saya tidak bekerja maksimal, at anytime Bapak Presiden bisa mencopot.
    Saat menerima jabatan itu tentu saya sujud syukur. Kemudian, saya bercerita kepada anak istri saya. Setelah itu, baru report ke Tuhan bahwa saya mendapat amanah yang begitu besar.

    Disiplin ilmu Bapak dari Teknik Perminyakan ITB. Bagaimana cara Bapak belajar mengenai hukum dan ketatanegaraan?
    Saya orang yang senang membaca dan saya tidak pernah berhenti kalau membuat suatu analisa. Analisa mengatakan begini-begini. Kenapa begitu? Saya selalu bertanya apa dasarnya. Rujukannya apa, dasar hukumnya apa, mana buktinya, mana UU, mana peraturan pemerintah, mana Keppresnya. Itu saya baca sampai selesai.
    Misalkan, kita mau melakukan perubahan Gubernur BI. Gubernur BI itu dipilih berdasarkan UU 1999 atau 2004. Gubernur BI atau Deputi itu harus diusulkan. Untuk gubernur diusulkan Presiden tiga bulan sebelum masa berhentinya seorang pegawai. Presiden mengusulkan sebanyak-banyaknya tiga, sekurang-kurangnya satu. Apa dasarnya? Itu saya baca dari undang-undangnya. Nah, hal-hal itu saya pelajari, apa latar belakangnya, rujukannya seperti apa. Memang, saya itu senang membaca. Jika sudah membaca, bisa berjam-jam lamanya.

    Selain buku, apa yang menjadi guidance lainnya? Apakah orang disekitar seperti tim ahli?
    Banyak sekali. Jangan lupa, saya bekas Menristek. Saya terbiasa mengundang para ahli dan para pakar untuk memberikan kuliah selama satu jam. Saya memiliki staf yang cukup baik. Biasanya setiap telaahan kawan-kawan itu tidak pernah tidak saya baca sampai habis. Maka, saya akan memberikan komentar dengan jelas, misalkan ini perbaiki, ini tidak begini. Jadi, Saya memiliki staf yang cukup kuat dan mereka selalu menelaah sehingga secara tidak sadar sudah memaksa saya untuk terus membaca dan bertanya. Saya juga terbantu karena saya mantan ketua Fraksi di DPR dan dibidang organisasi saya terlatih sebagai aktivis mahasiswa. Diperusahaan, karir saya juga dimulai dari bawah. Dari insinyur, naik menjadi manajer, direktur, dirut, sampai menjadi pemilik perusahaan. Hal inilah yang membuat saya terlatih dalam pekerjaan sekarang ini. Saya tidak akan pulang sebelum kerja selesai. Lihat meja saya, kalau di meja itu pekerjaan saya belum selesai, saya belum akan pulang. Sistem kerja saya clean desk. Pulang ke rumah kalau meja sudah bersih.

    Karir Bapak berawal dari swasta dan politikus. Sekarang masuk ke sebuah lembaga negara yang besar. Pasti ada perbedaan yang cukup signifikan. Bagaimana Bapak melihat jika ada ketidakbenaran rutinitas dan kinerja mereka? Apakah Bapak mempunyai program khusus terkait hal ini?
    Ya, saya katakan ketika memimpin rapat pemimpin (rapim), kita harus bekerja sama dengan baik dan kompak. Kita harus saling memberikan servis dan dukungan teknis serta administratif kepada Presiden selaku kepala negara dan Wakil Presiden di dalam menjalankan kekuasaannya sebagai kepala negara. Lalu, apa ukuran dari itu agar berhasil dalam menjalankan tugas-tugas negara? Jawabannya, kita harus bekerja kredibel, tepat waktu, dan mempermudah pekerjaan itu sendiri serta tidak membebani Presiden maupun Wakil Presiden. Jadi, tugas apa saja itu? Kita harus menjalankan fungsi-fungsi antarlembaga. Misalkan, Presiden dengan DPR dan MA, pokoknya semua lembaga negara. Selain itu, lembaga-lembaga nonnegara. Pekerjaan-pekerjaan itulah yang harus kita koordinasikan. Tidak mungkin kalau tidak ada team work.
    Perbedaaannya dengan swasta, jika swasta itu organisasi yang profit oriented, sedangkan PNS kita masuk kategori civil server (pelayan publik). Kita ini sebenarnya pelayan, jadi sebagai pelayan kita harus melayani.itulah yang saya rasakan perlu ada reformasi atau perubahan di birokrasi.

Program apa yang Bapak bawa?
Ada ukuran-ukurannya. Misalnya dari segi kelembagaan, saya sudah membuat juklak (petunjuk pelaksana) mengenai kelembagaan. Dari sisi kelembagaan, saya harus mengatakan bahwa setiap lembaga harus disesuaikan kebutuhan dan tidak boleh mengada-ada.

Apakah saat ini Setneg sudah bisa dikatakan sebagai lembaga birokrasi yang baik?

Saya bisa mengatakan bahwa sekarang we are going to be a perfect organization. Kita menuju dan kepada ukuran itu saya buat dan saya perjelas apa yang akan saya lakukan. Pada Juli 2008 saya mengatakan semua tata cara karyawan harus menggunakan sistem elektronik. Kemudian, kita bergerak pada terus pada ketatalaksanaan. Setelah itu, seperti penysunan peraturan pemerintah. Sekarang orang tidak bisa mengatakan ada di Setneg. Saya tinggal klik komputer dan sudah bisa mengetahui dimana posisi dokumen itu. Jadi, itu seperti bagaian dari reformasi ketatalaksanaan. Tidak boleh berbelit-belit dan tidak memakan waktu lama. Selain itu, SDM saya ubah. Misalnya, saya melakukan pelantikan sekian orang, dan memutasinya. Tidak baik menempatkan satu orang di posisi yang sama dalam waktu lama. Dia pasti akan jenuh, itu pengalaman saya di swasta.

Rotasi seperti ini baru dilakukan di zaman Bapak?
Saya tidak tahu, yang jelas inilah yang saya jalankan. Saya minta orang tidak terlalu lama di satu posisi. Jadi, melalui keputusan menteri (kepmen) saya bikin banyak peraturan yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, kelembagaan, manejemen SDM, dan informatika. Nanti ujung-ujungnya remunerasi. Bagi saya ini akan menjadi bagian dari birokrasi. Sebab, jika orang penghasilannya tidak cukup, itu akan menimbulkan hambatan tersendiri. Kita akan menuju ke arah itu secara bertahap. Saya sudah ajaukan kepada menteri keuangan untuk mulai perubahan remunerasi dan meraka katakan sudah siap dalam waktu dua bulan lagi seluruh informasi birokrasi ini akan selesai.

Selama hampir satu tahun memimpin Setneg, kendala apa yang temui dan dianggap sulit?
Sampai sejauh ini saya didukung team work yang solid. Karena itu, mereka bekerja tanpa pamrih. Ketika saya bekerja sampai malam sekali, terkadang mereka menunggu dan para deputi, jam berapa pun akan menelepon saya, mereka selalu siap. Saya sampai mengatakan, saya ini tidak pernah melepaskan telepon ke ajudan, semua saya pegang sendiri. Saya juga meminta para deputi memegang teleponnya sendiri. Kalau dipegang sendiri, setiap saat bisa ditelepon, bisa di cek deputi. Jadi, saya menggunakan pola seperti itu, kalau cepat saya minta untuk menyelesaikan malam ini juga. Memang harus kita akui bahwa ini semua masih memerlukan improvisasi dan perbaikan-perbaikan. Orang masih sering menanyakan, Pak, PP ini sudah selesai belum, PP ini gimana, atau ampres sudah selesai belum. Artinya apa? Bukan berarti belum ada satu pusat informasi seperti website atau apapun namanya yang memungkinkan kawan-kawan di media tidak harus mencari menterinya. Jadi, nantinya tinggal membuka. Artinya, saya menginginkan sistem informasi yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan, cepat, dan mudah diakses. Semua orang kan bisa membuat website. Kritikan saya terhadap kawan-kawan adalah karena kita terlalu mudah membuat website, tapi sangat sulit meng-update data. Memang, ini bagian dari pekerjaan. Technology and culture yang harus pelan-pelan diubah. Jadi, informasi tersebut nantinya bisa diakses semua orang dan orang akan mempersiapkan dirinya dengan informasi yang akurat itu, inilah yang disebut pelayanan publik. Di sisi lain, masyarakat pun bisa mengakses dengan mudah dan cepat.

Kapan program ini bisa diterapkan? Apakah data yang ada dalam website akan selalu up to date?
Uji coba website sudah dilakukan. Ini selalu saya up date. Setiap orang tidak bisa mengatakan bahwa RUU atau PP sekarang masih mandek di Seteng. Tidak bisa, maksimal empat hari semuanya mampir di sini. Setiap pagi saya buka, kalau ada yang tidak bergerak dan berubah saya tanyakan. Undang-undang juga begitu, misalnya Perppu. Misalkan, orang ribut tentang kemayoran, saya langsung buka ini. Saya langsung lihat dan mencari masalahnya di sini. Dari situ kita bisa menemukan solusinya. Kerja saya harus selalu begini, mengetahui perkembangan. Kalau tidak ada perkembangan dari kasus yang harus diselesaikan, besok seminggu lagi saya akan kembali cek, kalau nggak ada kemajuan, saya tanyakan lagi kepada yang bersangkutan, saya tagih lagi. Begitu seterusnya.

Adakah peringatan agar target pekerjaan cepat selesai?

Ya. Note book yang selalu di tangan inilah yang mengingatkan saya. Kalau mengerjakan sesuatu untuk segera diselesaikan, khek, aneh semua dapat diselesaikan. Ini juga ada bentuk print out-nya. Nah, saya memang bukan orang hukum. Saya seorang insinyur, tetapi saya mau belajar macam-macam.
Dengan sistem itu saya dapat memberikan laporan yang diinginkan Presiden dengan baik. Tim saya juga sangat membantu dan mereka sangat kuat. Tim itu ada dari sini dan mereka itu kerjanya sangat kuat sekali dan sangat membantu saya.

Setelah ini, apakah karier bapak akan dilanjutkan, misalnya hingga kursi wakil kepresidenan atau justru sampai kursi Presiden?
Saay tidak pernah mimpi. Jadi menteri pun saya tidak pernah bermimpi. Ini sudah kepercayaan dan amanah kepada saya. Jadi, saya tidak pernah berpikir yang aneh-aneh.

Tapi, bagaimana kalau diminta? Jabatan tinggal sekali lagi, apa yang akan Bapak lakukan?
Saya akan pensiun. Alhamdulillah, kalau dizinkan menyelesaikan tugas dua tahun ini, pengabdian itu tidak akan berhenti. Di manapun itu, saya tidak akan pernah berhenti mengabdi sampai saya tidak bisa mengabdi apa-apa. Di bidang apa saja, pokoknya jangan pernah berhenti berkarya bagi bangsa dan negara. Apakah nanti mengurusi masyarakat, apakah itu nanti buka sekolah, pokoknya apa saja untuk kemanusiaan dan sosial. Kalau bisnis, saya tidak lagi. No, saya sudah cukup.

Ke depan apakah akan berhenti di dunia perpolitikan?

Memang politik sudah mendarah daging, jadi saya tidak akan pernah meninggalakan panggung politik. Barangkali saya akan memberikan pendidikan politik, sekolah politik, dan sebagainya.

(rarasati syarief/maya sofia/chamad hojin)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           1           0           0           0