Mensesneg: Pelantikan Ini Bukan Seremonial Belaka Melainkan Cara Kerja Baru dalam Menjalankan Peran-Peran Baru

 
bagikan berita ke :

Kamis, 11 Februari 2021
Di baca 1380 kali

Kamis (12/2), Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno melantik 39 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Bertempat di Aula Serbaguna Gedung III Kemensetneg, pengucapan sumpah jabatan dilakukan oleh perwakilan Pejabat Eselon II yang beragama Islam, Kristen, dan Katolik secara simbolis dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Sementara pejabat lainnya mengikuti pelantikan dalam jaringan (daring) dengan aplikasi Zoom Meeting.

Sesuai Keputusan Menteri Sekretaris Negara Nomor 48 Tahun 2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kemensetneg, sebanyak tujuh pejabat diangkat dalam jabatannya yang baru dan 32 pejabat melanjutkan jabatan sebelumnya. Kepada 39 pejabat yang dilantik juga diberikan tunjangan jabatan struktural sesuai ketentuan perundang-undangan.

Sebagaimana implementasi kebijakan Presiden Joko Widodo terkait penyederhaan birokrasi melalui pengalihan jabatan Administrator dan Pengawas ke jabatan fungsional, Pratikno menegaskan, “Perubahan ini bukan hanya perubahan nomenklatur tapi perubahan cara kerja yang sangat signifikan dan saya ingin menegaskan ini adalah perubahan tahapan program reformasi birokrasi yang paling signifikan minimal dalam enam tahun terakhir atau bahkan lebih panjang dari itu”.

Pratikno menyampaikan hal tersebut berawal dari ide dasar di mana pekerjaan itu selalu dinamis. Program prioritas bisa jadi mengalami pergeseran dan pekerjaan tidak bisa dikotak-kotakan secara permanen dalam jangka waktu yang panjang. Adanya pandemi Covid-19 pun menuntut ASN agar bekerja lebih fleksibel, mengumpulkan energi dan anggaran supaya bisa mengatasi Covid-19 dengan baik.

“Maksud dari pergeseran dari struktural menjadi fungsional adalah dalam rangka mengkonsolidasi kekuatan SDM dan kekuatan anggaran agar tidak terkotak-kotak dalam kotak kecil-kecil eselon III dan IV. Ketika pekerjaan dikotak-kotak kecil secara permanen maka ada yang sangat sibuk dan ada yang kurang bahkan pekerjaannya sehingga tidak fair dan anggaran terlanjur sudah dikotak-kotak,” ujar Pratikno. Tujuan perubahan adalah kotak SDM dan anggaran jadi diposisikan pada eselon II sehingga dapat digerakkan bersama-sama oleh eselon II. Untuk itu para eselon II berperan penting aktif memberikan tugas ke jajaran fungsional sesuai dengan prioritas.

Kepemimpinan eselon II saat ini menjadi penentu yang sangat krusial, baik dalam memberikan tugas maupun dalam menilai jajaran di bawahnya. Oleh karena itu Mensesneg menekankan bahwa perubahan SOP dan perubahan KPI (Key Performance Indicators) sangat penting. Ia menyampaikan, “Saya tahu ini memang tidak mudah tapi saya tidak ingin kemudian perubahan ini hanya formalitas saja, tidak ada perbedaan dalam menangani cara bekerja. Eselon II dituntut dengan mentalitas baru untuk selalu dinamis memberikan penugasan, melakukan monitoring dan evaluasi, melaporkan, serta menilai. Kepada eselon I tentu saja harus memberikan dukungan ke eselon II menggerakkan jajaran di bawahnya.

Mensesneg pun telah memberikan arahan kepada para Pejabat Eselon I di lingkungan Kemensetneg untuk merumuskan KPI dan mekanisme kerja dengan baik serta membangun kapasitas development dari eselon II agar bisa menjalankan peran barunya dengan baik. “Oleh karena itu saya ingin menegaskan bahwa pelantikan ini bukan seremonial belaka tapi pelantikan ini adalah sebuah cara kerja baru. Ini adalah melantik bukan hanya jabatan tapi melantik untuk menjalankan peran-peran baru,” pungkasnya.

Acara diakhiri pemberian ucapan selamat dari Mensesneg kepada pada pejabat yang dilantik baik secara daring maupun luring. (DEW-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0