Yogyakarta: Indonesia telah mengalami berbagai bentuk bencana alam, yang menjadi ancaman keamanan nasional terbesar. Namun sejak tragedi tsunami di Aceh, pemerintah menjadikan upaya mereduksi risiko bencana sebagai prioritas nasional.

 

"> Yogyakarta: Indonesia telah mengalami berbagai bentuk bencana alam, yang menjadi ancaman keamanan nasional terbesar. Namun sejak tragedi tsunami di Aceh, pemerintah menjadikan upaya mereduksi risiko bencana sebagai prioritas nasional.

 

"> Yogyakarta: Indonesia telah mengalami berbagai bentuk bencana alam, yang menjadi ancaman keamanan nasional terbesar. Namun sejak tragedi tsunami di Aceh, pemerintah menjadikan upaya mereduksi risiko bencana sebagai prioritas nasional.

 

">

Mereduksi Risiko Bencana Jadi Prioritas Nasional

 
bagikan berita ke :

Selasa, 23 Oktober 2012
Di baca 966 kali

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam sambutan peresmian pembukaan Konferensi Menteri Asia untuk Mereduksi Risiko Bencana di Jogya Expo Center, Yogyakarta, Selasa (23/10) pagi.

"Setelah tragedi tsunami 2004, saya telah membuat reduksi bencana sebagai prioritas utama nasional," kata Presiden SBY.

Presiden SBY sangat setuju dengan tema konferensi ke-5 ini, yakni 'Memperkuat Kapasitas Lokal untuk Reduksi Risiko Bencana'. "Reduksi bencana sangat penting di tahap nasional maupun lokal, kesiapan lokal akan menentukan potensi bencana mana saja yang mampu diminimalisasi," SBY menjelaskan.

Konferensi telah berlangsung sejak kemarin hingga Kamis (25/10) lusa, namun peresmiannya baru diadakan hari ini oleh Presiden SBY. Konferensi diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi DIY, bekerja sama dengan United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR). Hadir sekitar 800 peserta dari berbagai negara.

Yogyakarta pernah mengalami gempa bumi tahun 2006 dengan lebih dari 5 ribu jiwa meninggal serta kerusakan pada lebih dari 150 ribu rumah, sekarang telah direhabilitasi. Maka dari itu, Presiden SBY menilai tepat memilih 'Kota Pelajar' ini sebagai tuan rumah konferensi.

"Saya senang karena konferensi ini akan menghasilkan Deklarasi Yogyakarta. Saya harap dokumen tersebut akan menuntun kita untuk berusaha lebih keras dalam memperkuat kapasitas lokal untuk mengurangi risiko bencana ke depan," ujar Presiden SBY.

Seusai sambutan, SBY memukul gong sebagai simbol resmi dibukanya The 5th Asian Ministrial Conference on Disaster Risk Reduction. Presiden dan Ibu Ani kemudian meninjau pameran yang menghadirkan upaya penanggulangan bencana dari berbagai negara.

Acara ini juga dihadiri Presiden Republik Nauru Sprent Dabwido, Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Reduksi Risiko Bencana (UNSRSG for DRR) Margareta Wahlstrom, Kepala BNPB Syamsul Maarif, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. (fbw)

 


http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/10/23/8419.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0