Panitia Waisak 2551 Bertemu Presiden

 
bagikan berita ke :

Selasa, 22 Mei 2007
Di baca 1108 kali

Demikian dikatakan Hartati Murdaya, Ketua Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia), kepada wartawan usai bertemu Presiden SBY di Kantor Kepresidenan.

“Puncak peringatan detik - detik Waisak akan berlangsung tanggal 1 Juni jam 08.00 WIB. Umat Buddha dari berbagai aliran dan sekte akan melaksanakan ritual menyambut detik – detik Waisak melalui suatu rangkaian ritual termasuk bersamadi bersama. Sorenya akan dipersiapkan suatu prosesi dengan membawa sarana puja dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, diikuti oleh sekitar 100 ribu lebih umat Buddha dari berbagai daerah. Malamnya jam 19.00 akan dilaksanakan Dharmasanti, dimana Presiden berkenan hadir sekaligus akan membuka perlombaan pembacaan kitab suci Tripitaka, sebagai rangkaian di dalam waisak ini, “ kata Hartati, didampingi Menteri Agama, Maftuh Basyuni dan Menbudpar Jero Wacik.

Dijelaskan oleh Hartati bahwa sebelum peringatan puncak, umar Buddha juga melakukan berbagai kegiatan sosial dan ritual dalam rangka peringatan Waisak 2551 ini. “Pada tanggal 13 Mei lalu, umat Buddha di seluruh daerah membersihkan makam pahlawan. Tanggal 25-26 Mei pelayanan kesehatan seperti operasi katarak, bibir sumbing, THT dan bedah minor, di pelataran Candi Borobudur yang akan membantu 7.000 pasien didukung 274 dokter dan 250 relawan. Tanggal 31 Mei akan dilakukan upacara pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, para rohaniawan akan berangkat ke Temanggung. Setelah air didoakan, akan disakralkan di Candi Mendut. Tanggal 31 Mei juga merupakan kegiatan pengambilan air berkah di Mrapen Grobogan Purwodadi, kemudian akan dikonvoi melalui suatu pawai menuju Candi Mendut untuk disakralkan,“ jelasHartati.

Sementara Menbudpar Jero Wacik menjelaskan bahwa berkaitan dengan peringatan Waisak ini, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan suatu kegiatan tindak lanjut dari inisiatif Indonesia dengan negara Buddhis lainnya yaitu Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam. “ Pada acara tanggal 1 Juni 2007 , kami ikut menindaklanjuti thrill of civilization,/i> yang sudah kita mulai tahun lalu dengan Deklarasi Borobudur. Tahun lalu kami mengundang enam menteri kebudayaan, tahun ini juga diundang, dan sebagian sudah mengkonfirmasi akan hadir. Kemudian pada malam hari itu akan ada enam episode sendratari yang akan dibawakan oleh enam kelompok seni dari enam negara. Ini cara kita mengemas kebudayaan untuk menjadi sarana persahabatan antar bangsa dan untuk menjadi potret bahwa kita adalah negara - negara yang bersahabat, dan persahabatan itu akan mendatangkan wisatawan, “ jelas Jero Wacik.

Ditambahkan Jero Wacik, tahun lalu sudah mengklarifikasi mengapa pernah ada berita bahwa Candi Borobudur hilang dari keajaiban dunia. “Bahwa ada seseorang bekas pegawai di Unesco yang membuat angket, manakah diantara hal – hal di dunia yang bisa dikatakan keajaiban dunia. Disitulah muncul yang populer – populer orang - orang yang mengirimkan angket itu bahwa Borobudur tidak masuk dalam tujuh besar. Jadi itu sebetulnya bukan begitu cara untuk menilai sesuatu peninggalan dunia, heritage dunia mana yang menjadi keajaiban dunia. Di mata kita dan Unesco, Candi Borobudur menjadi salah satu keajaiban dunia, karena besar dan kompleksitasnya sejarahnya. Jadi itulah, kalau angket bisa berganti –ganti tiap tahun bisa berubah, mana yang populer dan mana yang tidak. Tapi janganlah karena itu kita jadi pesimis mempromosikan Candi Borobudur, bahwa Candi Borobudur, Prambanan Mendut, dan candi – candi seluruh Indonesia itu adalah milik kita bersama yang perlu kita banggakan. Itulah mengapa kita mengadakan Waisak ini diikuti dengan hubungan kebudayaan, “ jelasnya.

 

Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/05/21/1852.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0