Peluncuran Bio Pertamax dan Bio Solar

 
bagikan berita ke :

Rabu, 14 November 2007
Di baca 1947 kali

Gianyar-Bali: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan Peluncuran Bio Pertamax dan Bio Solar di Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) jalan Bypass Ida Bagus Mantra Ketewel, Gianyar, Bali, Selasa (13/11) pagi. Peluncuran ini dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penyediaan bahan bakar ramah lingkungan dan program pengembangan bahan bakar nabati bagi masyarakat. Juga mendukung kegiatan Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bal, pada 3 -14 Desember 2007.

Bio Pertamax adalah bahan bakar hasil campuran 97 persen Pertamax Can dan 3 persen Ethanol murni. Sedangkan Bio Solar adalah campuran 98,5 persen Solar dan 2,5 persen FAME (Fatty Acid Methyl Ester).

Dalam sambutannya Presiden mengajak semua pihak untuk turut serta mencegah krisis energi dan krisis lingkungan dengan tindakan nyata dan contoh konkret sebagaimana yang diresmikannya hari ini. "Tiga hal yang mesti kita lakukan, pertama, kebijakan tentang energi harus tepat di seluruh dunia bukan hanya di Indonesia. Kita harus membuat kebijakan sendiri yang tepat. Lebih banyak membuat sumber energi terbarukan, seperti angin, tenaga surya, air, dan tumbuh-tumbuhan sebagaimana kita lihat di Desa Wisata Energi Nusa Penida," kata Presiden SBY.

Kedua, setelah kebijakannya tepat, teknologinya harus dikembangkan terus-menerus sehingga pengelolaan sumber-sumber energi yang terbarukan itu lebih murah daripada bahan bakar fosil. Ketiga, yang juga menentukan adalah gaya hidup, budaya, kebiasaan dari kita semua. "Bangsa kita belum bisa disebut bangsa yang hemat energi. Kita harus menjadi bangsa yang hemat energi. Kemarin saya menganjurkan agar kita sering bersepeda. Banyak yang bisa kita lakukan secara perorangan dan rumah tangga, masalah AC, lampu, air yang akhirnya menunjukkan kehematan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita hidup hemat. Bila kita hidup hemat, ditambah teknologi, ditunjang kebijakan yang baik, kita tidak akan mengalami krisis energi dan krisis lingkungan," Presiden menandaskan.

"Saya berharap makin banyak desa wisata energi dan desa mandiri energi, dan itu bisa dilakukan. Saya meminta pada para pemimpin daerah, utamanya bupati, walikota ke bawah, lakukan inovasi. Kembangkan kreativitas, cari terobosan-terobosan agar masyarakat lokalnya lebih sejahtera, lebih memiliki kecukupan energi dan kebutuhan sehari-hari yang lain," Presiden mengimbau.

Pada kesempatan ini Presiden juga melakukan penandatanganan prasasti sebagai tanda Peresmian Desa Wisata Energi Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali. Sebagai bagian dari rangkaian acara Konferensi PBB u ntuk Perubahan Iklim, di desa ini terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLT Bayu) sebanyak 9 unit. PLT Surya dengan kapasitas 30 kW, 250 unit Solar Home System (SHS) masing-masing 50 watt. Sumur air bor dengan tenaga surya, perkebunan jarak dari penanaman dan pembibitan pohon jarak hingga mesin pengolah biji jarak menjadi BBN.

Usai peresmian, Presiden melakukan pengisian perdana Biopertamax dan Biosolar dan peninjauan maket. Kemudian Presiden meninggalkan tempat acara menuju Bandara Ngurah Rai untuk bertolak kembali ke Jalarta usai santap siang.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/11/13/2421.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           4           1           2           4