Pemerintah Turunkan Harga Premium dan Solar

 
bagikan berita ke :

Kamis, 31 Maret 2016
Di baca 785 kali

“Kita putuskan harga premumin Rp6.950 per liter menjadi Rp6.450 per liter turun Rp500 per liter. Solar Rp5.650 menjadi Rp5.150, minyak tanah tetap,” ucap Menteri ESDM.

 

Pemerintah secara periodik akan melakukan evaluasi terhadap harga BBM, baik premium maupun solar. Evaluasi ini dilakukan pemerintah dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai faktor. “Kita juga konsisten setiap tiga bulan ditetapkan dan harga ini telah mempertimbangkan bulan Juni dan Juli yang memasuki puasa dan lebaran,” kata Menteri ESDM.

 

Seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit, Menteri ESDM menjelaskan, bahwa pemerintah tidak melepas harga BBM ke mekanisme pasar, karena itu mudah-mudahan dapat dipertahankan sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan harga minyak dunia. “Kami siapkan putusan Keputusan Menteri ESDM tentang harga BBM,” ujar Menteri ESDM.

 

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, bahwa Pertamina siap menjalankan putusan pemerintah dan diharapkan bertahan hingga September atau hingga enam bulan ke depan.

 

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, bahwa setelah ada penetapan harga BBM ini, Kementerian Perhubungan akan berkirim surat kepada pemerintah daerah untuk penurunan tarif transportasi. Penurunan ini, lanjut Jonan, sekitar 3% tergantung angkutan tersebut menggunakan solar atau premium, yang meliputi penyeberangan kapal laut, kereta, Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP). “Nanti dirumuskan dalam Keputusan Menteri. Tidak semua serta-merta bisa mengikuti mulai 1 April 2016 terutama yang dengan sistem pemesanan,” tutur Jonan.

 

Sebelumnya dalam Ratas, Presiden Joko Widodo mengatakan, apabila dari hasil kalkulasi memang harga BBM bisa turun. “Saya juga minta agar menhub bisa mengatur agar tarif transportasi turun. Jangan kalau naik ikut naik, kalau turun diam saja,” ucap Presiden.

 

Sementara itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menjelaskan bahwa banyak persepsi yang mengatakan bahwa harga premium dan solar di Indonesia termasuk mahal dan harga menengah. Sebagai perbandingan, Pramono menyebutkan, bahwa Malaysia adalah negara yang memiliki harga premium dan solar lebih murah dibandingkan di tanah air. Harga solar di Vietnam dan Filipina lebih  mahal dibandingkan di Indonesia.

 

“Kebijakan ini untuk menjaga kondisi fundamental agar harga tetap rendah, inflasi terjaga, apalagi kita akan hadapi bulan puasa dan lebaran. Untuk itu perlu langkah-langkah yang diatur pemerintah termasuk  harga BBM,” ucap Pramono. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0