Pemimpin Negara-Negara ASEAN Adopsi Tiga Joint Statement

 
bagikan berita ke :

Senin, 09 Mei 2011
Di baca 4017 kali

Komunitas ASEAN Menuju Komunitas Global
Dalam upaya mewujudkan komunitas ASEAN menuju komunitas global, para pemimpin negara-negara ASEAN sepakat bahwa dalam komunitas global pada tahun 2022, negara-negara ASEAN harus berupaya keras untuk memiliki satu kesamaan platform dengan sejumlah karakteristik. Pertama, adanya posisi ASEAN yang lebih terkoordinasi, kohesif, dan koheren, serta didasari pada kesamaan pandangan global ASEAN terhadap berbagai isu global terkait kepentingan bersama ASEAN.

Kedua, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa ASEAN harus memiliki kapasitas yang lebih mumpuni dalam memberikan kontribusi dan merespons isu-isu global yang menjadi kunci dampak positif bagi seluruh masyarakat negara-negara anggota ASEAN.

Ketiga, komunitas ASEAN yang kuat dan berpusat pada ASEAN sebagai rule-based organization dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar, nilai dan norma ASEAN, serta piagam ASEAN sebagai dasarnya.                  

Keempat, Sekretariat ASEAN yang mampu memberikan dukungan bagi terwujudnya visi dan pembangunan komunitas ASEAN menuju komunitas global.

Untuk mempersiapkan hal tersebut, para pemimpin negara-negara ASEAN merasa perlu ASEAN segera mengambil langkah-langkah terkait dengan tren jangka panjang, termasuk di dalamnya evolusi arsitektur global dan membangun strategi yang diperlukan bagi penyesuaian dan respon terhadap tren-tren tersebut. Para pemimpin ASEAN kemudian sepakat untuk mewujudkannya dalam bentuk Declaration on ASEAN Community in a Global Community of Nations yang rencananya akan dikeluarkan saat KTT Ke-19 ASEAN di Bali tahun ini.

Perdamaian dan Rekonsiliasi
Menyikapi masalah perdamaian dan rekonsialisasi, para pemimpin negara-negara ASEAN juga sepakat untuk terus meningkatkan stabilitas perdamaian tingkat regional di kawasan ASEAN khususnya. Hal ini didasarkan pada adanya kebutuhan untuk terus mendorong terwujudnya budaya perdamaian serta sikap toleransi, saling menghormati dan menghargai akan keberagaman dalam rangka mendukung terwujudnya perdamaian dan rekonsiliasi di kawasan ASEAN.

Sebelumnya, ASEAN telah memiliki Deklarasi Bali ASEAN Concord II dan Deklarasi Cha-am Hua Hin tentang roadmap ASEAN Community 2009-2015 yang pada intinya kedua deklarasi tersebut mendukung terwujudnya resolusi konflik maupun peningkatan perdamaian di tingkat regional. Topik peningkatan perdamaian dan rekonsiliasi ini direncanakan akan menjadi salah satu pokok bahasan para pemimpin negara-negara ASEAN saat penyelenggaraan KTT Ke-19 ASEAN.                          

Trafficking in Persons
Para pemimpin ASEAN juga menyoroti masalah kejahatan transnasional atau lintas perbatasan yang terjadi di kawasan ASEAN. ASEAN terus menyikapi masalah tersebut dengan mengimplementasikan sejumlah program anti-trafficking termasuk Program Kerja ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime 2010-2012.

Untuk terus meningkatkan upaya pemberantasan kejahatan transnasional, para pemimpin ASEAN sepakat untuk menindaklanjuti hal-hal, antara lain, memperkuat kerja sama regional dan internasional dalam mencegah dan memberantas kejahatan transnasional; meningkatkan kerja jaringan penegakan hukum; mendorong pendekatan yang berpusat pada korban dengan membedakan mana korban dan pelaku, serta mengindentifikasi negara asal dan kewarganegaraan korban; memberikan pelayanan yang layak bagi korban kejahatan transnasional hingga pemulangan kembali ke negara asalnya; serta menjalin kerja sama dalam meningkatkan kapasitas negara-negara ASEAN dalam menyikapi masalah tersebut.                     

Tiga Joint statement yang sangat penting ini telah disepakati oleh seluruh pemimpin negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (humas setneg)             

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
18           15           16           17           56