Penutupan KTT ASEAN ke-18, 10 Kesepakatan Para Pemimpin ASEAN

 
bagikan berita ke :

Senin, 09 Mei 2011
Di baca 5283 kali

Dalam KTT ASEAN Ke-18, para pemimpin ASEAN menggarisbawahi tujuan untuk membangun konektivitas ASEAN. "Master plan yang berkaitan dengan ASEAN Connectivity semua sependapat untuk ditindaklanjuti, sehingga semua negara melakukan upaya, baik untuk membangun konektivitas di negaranya masing-masing maupun membangun konektivitas regional, atau ASEAN Connectivity," ungkap SBY.

Konektivitas ini menurut Presiden dilakukan dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, hingga people to people contact. Presiden SBY berharap dengan dibangunnya konektivitas ASEAN pada saatnya nanti bukan hanya akan menggerakkan ekonomi regional , mobilitas barang, jasa, dan manusia tetapi juga dapat mengurangi kesenjanganan antara negara-negara ASEAN.

Kedua, Ketahanan energi dan pangan, "Para pemimpin ASEAN merasa bahwa pada tingkat dunia terdapat gejolak harga pangan dan minyak bumi yang tinggi, bahkan pada enam bulan terakhir terdapat kenaikan yang sistematis," jelas Presiden.

Menurut Presiden gejolak harga pangan dan minyak bumi Ini memberikan dampak yang tidak baik bagi upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Bahkan kenaikan harga pangan yang terus melambung tinggi termasuk harga minyak yang terimplikasi pada kenaikan harga pangan meningkatkan angka kemiskinan pada masyarakat dunia."

Presiden SBY menambahkan.para pemimpin ASEAN sepakat untuk sama-sama melakukan kerjasama regional guna meningkatkan produksi panga tidak hanya produksi, inovasi, dan penelitian untuk pangan juga diharapkan bisa terus dilakukan. Kesepakatan ini juga menurut Presiden akan dilanjutkan dalam bentuk kerjasama ASEAN dengan mitra ASEAN, yaitu ASEAN+3, di dalam membangun cadangan pangan pada tingkat kawasan yang lebih luas," lanjut Presiden.

Ketiga, sehubungan dengan konflik antara Thailand dan Kamboja, para pemimpin ASEAN memiliki sikap yang sama yaitu mendorong solusi damai. Menurut SBY, Indonesia selaku Ketua ASEAN telah menempuh beragam cara untuk menjembatani kedua belah pihak sehingga tercapai solusi damai.

"Keempat, Presiden mengatakan, di kawasan Asia banyak terdapat regional grouping. "Diskusi kami adalah, apa yang bisa dilakukan dan diperankan oleh ASEAN agar semua regional architecture itu saling bekerja sama, saling memperkuat, agar kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan bahkan Asia Pasifik menjadi kawasan yang damai, aman, dan stabil," jelas Presiden SBY.

Hingga pemimpin ASEAN sepakat memperkenalkan sebuah konsep yang bernama The Centrality of ASEAN. Kesepakatan di mana ASEAN dapat memainkan peran sentral di Asia karena negara-negaranya berada di hampir semua regional grouping.

”Kita berharap semua bisa saling memperkuat, tidak saling bertentangan. Dengan demikian membawa kemakmuran bagi kawasan ini, menciptakan perdamaian dan stabilitas, serta membangun konektivitas dalam arti yang luas pada bangsa-bangsa di kawasan ini," Presiden SBY menjelaskan.

Selain itu, Presiden SBY juga kembali mengetengahkan isu ASEAN menjadi sebuah organisasi yang berorientasi kerakyatan atau people centered. Dalam hal ini mempererat hubungan rakyat masing-masing negara, memberdayakan organisasi sipil, dan mengetengahkan kerja sama di bidang sosial dan budaya.

Presiden melanjutkan bahwa pada KTT yang ke -19 nanti, yang dilaksanakan di Bali pada bulan November, kurang lebih satu bulan akan diadakan ASEAN Fair. Kesepakatan kelima, keinginan Asean menjadi People Centered association. Maksudnya bukan kerjasama antara pemerintah, bukan dilihat dari kerja sama antar apara elit tapi membuka, closer to people, grass root," tegas SBY.

Isu lainnya yang menjadi bahasan dalam KTT antara lain adalah tentang perlunya kerjasama terus menerus dalam penanganan bencana alam, sepakat meningkatkan kerjasama untuk mewningkatkan pelatihan pendidikan gladi saling membantu negara yang mengalami bencana alam.

Kesepakatan selanjutnya adalah kerjasama sub kawasan ASEAN, pada rangkaian KTT ke-18 ASEAN ini juga dilaksanakan konferensi kerjasama BIMP-EAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area). Pertemuan tersebut untuk memastikan kerjasama sub kawasan BIMP berjalan dengan baik.  Tiga agenda besar di kawasan ASEAN timur ini memiliki adalah membangun konektivitas,  menjadikan kawasan ini lumbung pangan, dan juga menjadi tujuan ekulturism.

Para pemimpin ASEAN juga mencatat capaian yang telah tercapai untuk meningkatkan konektivitas dan bergeraknya ekonomi di kawasan ini untuk mengurangi disparitas, meningkatkan daya saing asean dan meningkatkan daya saing bagi kesejahteraan bagi ekonomi di sub kawasan.  

"Kali ini yang kita sidangkan adalah masalah BIMP-EAGA, meskipun masih ada lagi IMTGT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle), dan juga kerjasama sub kawasan Indonesia-Malaysia-Singapura yang dulu dikenal dengan nama Sinjori (Singapura-Johor-Riau)," kerjasama tersebut menjadi salah satu bentuk building bolk dari kerjasama keseluruhan.

Kedelapan diskusi mengenai East Asia Summirt mendatang yang akan diselengarakan di Indoesia, dan meruipakan East Asia pertama yang akan dihadiri oleh Rusia dan Amerika. Kesepakatan selanjutnya menyangkut kesiapan Timor Leste sebagai anggota ASEAN, kapasitasnya, serta kesiapan untuk memenuhi kewajibannya maupun kewajiban ASEAN sendiri untuk menerima keanggotaan Timor Leste itu," ujar Presiden.

Para pemimpin ASEAN sepakat pada KTT-19 di Bali nanti akan mendengarkan rekomendasi dari para menteri tentang proses Timor Leste menjadi anggota ASEAN, menyangkut waktu, kesiapan Timor Leste, dan kesiapan ASEAN. Terakhir, para delegasi menbahas keinginan Myanmar dan Laos yang ingin bertukar tempat sebagai Ketua ASEAN selanjutnya.

Dalam konferensi pers ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi oleh menteri-menterinya, Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mendag Mari Elka Pangestu, Kepala BKPM Gita Wirjawan dan beberapa menteri lainnya (Humas-Setneg).


Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
18           46           32           17           47