PERESMIAN FIRING UNIT 1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) EMBALUT, KALIMANTAN TIMUR, 5 JULI 2008

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 05 Juli 2008
Di baca 1186 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN FIRING UNIT 1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) EMBALUT, KALIMANTAN TIMUR
DI KALIMANTAN TIMUR
TANGGAL 5 JULI 2008

 

 

Bismillahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,


Yang saya hormati saudara Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral serta para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang saya hormati Saudara Pejabat Gubernur Kalimantan Timur, Ketua DPRD Kalimantan Timur, dan para pejabat negara yang bertugas di Kalimantan Timur baik dari unsur eksekutif, legilslatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri,

 

Yang saya hormati para pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara, Saudara Direktur Utama PT. Cahaya Fajar Kalimantan Timur, Bung Dahlan Iskan, para ulama, para pemuka masyarakat,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridho-Nya kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat dan kepada negara tercinta. Kita juga bersyukur hari ini berada di tempat ini untuk bersama-sama meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang tadi telah disampaikan oleh Bung Dahlan Iskan dan Menteri ESDM. Kalau sekarang hujan rintik-rintik ini, hujan barokah, berkah dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala, berkah ini juga memberi Indonesia yang terus berjuang untuk membangun negerinya, untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya. Saya yakin dan saya berharap Jawa Pos Group termasuk PT. Cahaya Fajar Kaltim, termasuk yang berjuang untuk itu semua sehingga insya Allah selalu mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

 

Saudara-saudara,

 

Benar, saya memilih untuk menempuh perjalanan darat dan air sebagaimana minggu lalu saya menghadiri acara di Jambi, saya juga mengikuti atau melakukan perjalanan darat selama lebih kurang 2,5 jam pulang pergi 5 jam untuk melihat langsung keadaan di provinsi itu, di kabupaten itu, dan kecamatan, desa yang saya lewati, apakah pembangunan di seluruh negeri ini, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lain-lain telah dikelola dengan benar dan hasilnya makin ke depan makin bertambah baik, meskipun tantangan, permasalahan selalu kita hadapi di negeri ini maupun juga pada tingkat dunia. Semua mengetahui bahwa Kutai Kertanegara adalah kabupaten yang kaya, semua mengetahui Provinsi Kalimantan Timur juga merupakan provinsi yang kaya. Kaya ini anugerah harus kita syukuri, tentu dengan harapan sumber daya alam yang dianugerahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala ini dikelola dengan baik, dibangun dengan baik, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat kita.

 

Saya pernah menyampaikan kita bersyukur di Samarinda telah terbangun Islamic Center yang megah, yang indah, dan menakjubkan, dan alhamdulillah saya sudah meresmikannya beberapa saat yang lalu. Kemudian yang insya Allah akan kita buka pada malam hari ini Pekan Olahraga Nasional ke XVII di Kalimantan Timur, ini pun juga dibangun berbagai prasarana dan sarana olahraga yang bagus dan bertaraf internasional dan nasional. Harapan saya semua itu pertama-tama dirawat dan digunakan dengan baik, dan ke depan para pimpinan daerah di Kalimantan Timur ini, Bupati, Walikota, tentu Gubernur yang sudah alhamdulillah berhasil membangun infrastruktur itu, prasarana itu, jangan lupakan segera majukan kesejahteraan rakyat di seluruh Kalimantan ini, di Kutai Kertanegara ini, sehingga semua mendapatkan keadilan atas anugerah Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

 

Masih saya lihat satu, dua tempat yang mesti harus dibangun lebih baik lagi. Dengan demikian sekali lagi semua itu digunakan untuk kepentingan semua. Saya sudah mengetahui rencana pimpinan Kalimantan Timur, pimpinan daerah-daerah di Kaltim ini wujudkan, jalankan. Saya minta masyarakat mendukung agar semua yang kita inginkan bisa terwujud.

 

Saudara-saudara,

 

Beberapa hari ini saya rajin mengikuti perkembangan situasi pada tingkat dunia, mengapa? Karena harga minyak ini meroket dan masih meroket. Tidak pernah dalam sejarah di tingkat dunia, termasuk di tingkat Indonesia harga minyak bumi, crude oil itu menembus angka lebih dari 80 dolar tiap barelnya. Bukan hanya 80 dolar bahkan telah menembus 100, bahkan telah menembus 120, yang akhirnya Indonesia akhirnya memilih mengikuti negara-negara lain terpaksa menaikkan sejumlah harga BBM agar tidak ambruk ekonomi kita. Tetapi nampaknya harga itu masih menaik, hari-hari sekarang ini harganya menembus 145 dolar per barel. Saya beri contoh, dengan kenaikan harga itu, untuk diketahui, negara, pemerintah dalam hal ini memutar otak, mencari akal, berikhtiar bagaimana mengatasinya, menyelamatkannya, mengatur APBN, melakukan sejumlah langkah agar masyarakat Indonesia tidak menerima beban berlebihan. Untuk diketahui sekali lagi, kalau harganya menembus 140 dolar per barel, subsidi untuk BBM saja itu jumlahnya 204,9 trilyun, 1/5 dari APBN kita, kalau harganya sampai 150 dolar, sekarang 146, berarti tinggal 4 dolar sampai di situ, maka subsidi, porsi dari APBN kita, anggaran untuk menutup ketekoran harga yang dibayar oleh rakyat ternyata harus ditalangi oleh pemerintah mencapai 229,5 trilyun. Kalau 160, menjadi 254 trilyun rupiah untuk BBM. Listrik juga begitu, 140 dolar per barel itu 80 trilyun untuk subsidi listrik, naik juga naik, sehingga kalau 150 listriknya 90 trilyun, jadi ini untuk diketahui supaya rakyat paham betul, saudara-saudara kita di seluruh tanah air, maka kalau harganya 150 dolar per barel maka subsidi akan berjumlah sekitar Rp. 320 trilyun, itu hampir 1/3 APBN kita. Hampir sama dengan jumlah pengeluaran lembaga-lembaga pemerintah dan negara untuk mengurus negara dan pemerintahan ini. Tapi harus kita keluarkan, meskipun tidak ikhtiar harus, karena tentu tidak mungkin pemerintah terus menaikkan harga BBM, tidak mungkin kita ikut-ikutan negara lain, harga terus naik ya BBM naik, harga terus naik BBM naik, tidak mungkin. Kami punya hati, kami punya empati. Oleh karena itu, ada batas-batas yang kita pilih untuk kepentingan dan kebijakan tentang BBM ini.

 

Yang kita petakan adalah dari yang saya lihat tiap malam, tengah malam saya mengikuti pemberitaan di tingkat dunia di Eropa, di Asia, di Timur Tengah, di Amerika tentu saja melalui siaran CNN, BBC, BNBC, Global Channel News Asia, Al-Jazeera sekarang banyak kelompok-kelompok masyarakat, di hampir semua negara termasuk negara-negara kaya, negara-negara maju sudah betul-betul mengembangkan energi non-minyak, bahkan juga energi non-migas. Termasuk sumber energi terbarukan, angin, air, surya, termasuk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kalau negara lain mau, tapi yang mendukung rumah tangga, itu termasuk ada yang industri kecil, small industry, industri menengah, oleh karena itu saya salut kepada Bung Dahlan Iskan tadi untuk mempelopori, jangan kita hanya marah-marah, jangan kita menyerah, do something, mari kita lakukan sesuatu untuk tidak menggantungkan semua menggunakan BBM apalagi yang berasal dari minyak. Indonesia punya semuanya, oleh karena itu mari kita kurangi subsidi, dengan kurangi penggunaan BBM, silahkan digunakan batu bara, silahkan digunakan sumber-sumber lain yang akhirnya kelak menyelamatkan perekonomian kita.

 

Saudara-saudara,

 

Saya kenal Bung Dahlan Iskan ini orangnya blak-blakan, bicara apa adanya, tetapi konssekuen kalau ingin melakukan sesuatu. Dulu, 3, 4 tahun yang lalu pernah bertemu saya beliau ingin melakukan apa saja yang bisa untuk membantu perekonomian nasional, tetapi beliau pernah frustasi saya tahu, dulu membangun seperti ini di Kalimantan Barat tapi sampai sekian tahun akhirnya menyerah, balik kanan. Barangkali ini pun hampir menyerah, kalau sejak 2003, 2006 baru keluar, inilah penyakit. Inilah penyakit bangsa kita, penyakit masyarakat kita, meskipun alhamduillah sudah banyak yang berubah, tapi masih banyak pula yang belum berubah. Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah? Ini penyakit. Di pusat juga ada di daerah juga banyak. Jadi mari, kalau kita ingin negara kita mengalir dengan baik pembangunannya, semua bisa kita atasi, ya permudahlah setiap urusan. Kalau bisa satu minggu tidak perlu satu bulan, apalagi satu tahun. Kalu bisa murah, kenapa mahal. Kenapa kalau bisa mudah, kenapa berbelit-belit. Kalau ndak tes, sorotilah yang suka memperlambat urusan, angkat di koran-koran yang suka menghambat, jangan yang disalahkan SBY terus, ngga papa, saya siap, tetapi supaya yang lain juga ikut bertanggung jawab di negeri ini. Di negeri ini tidak ada rakyat yang tidak punya pemimpin, antara desa, desa, desa ada Kepala Desanya. Kecamatan, kecamatan ada Camatnya, Kabupaten, kota ada Bupatinya, ada Gubernur, ada Menteri, ada Presiden. Jadi kalau urusan kecamatan, harus unjuk rasa ke Istana, lha ke mana Pak Camat, ke mana Pak Bupatinya? Jangan ada dusta di antara kita. Jadi ini contoh yang tidak baik, 3 tahun proyek seperti ini yang ditunggu di Kalimantan Timur ada kekurangan 400 mega watt, kalau ini bisa segera mengeluarkan 25, 25 lagi, dan insya Allah lebih besar lagi tertolong Kalimantan Timur. Kalau seperti ini PLN dan IPB, jangankan PLN, independent power of business di seluruh Indonesia bangkit, kekurangan listrik bisa ditutup. Semua mengeluh, semua teriak kurang, kurang, kurang, tapi kalau mau berusaha diperlambat, dipersulit, ini, itu, tidak konsekuen. Kalau kita teriak kurang, baru kita sama-sama kita tambah. Mau bangun listrik ngga bisa hari ini dibangun besok nyala, bulan depan nyala, perlu waktu 1, 2, 3, 4 tahun.

 

Sejak mendiang Bung Karno, sejak Indonesia merdeka sampai kurang lebih 2 tahun yang lalu, listrik kita ini jumlahnya 25 ribu mega watt, zaman dulu cukup industri belum bertambah, kendaraan belum banyak, rumah tangga belum mengkonsumsi listrik besar-besaran. Sekarang tidak cukup. Reformasi tidak banyak membangun karena krisis, itulah sejak 2 tahun yang lalu kita melakukan terobosan-terobosan, pembangunan-pembangunan termasuk pembangunan 10.000 mega watt yang sedang berlangsung, itu pun belum cukup harus ditambah lagi 10.000 mega watt berikutnya lagi, gunakan tanah gundul, gunakan batu bara, gunakan sumber hidup, air, gelombang, angin, dan sebagainya. Harus ada keterpaduan PLN dan PLS, PLN sendiri tidak mampu, kerja sama mampu. Mari kita bikin policy, kerja sama yang bagus, semua bisa tumbuh di negeri ini. Ini harapan saya, mari kita nyata menambah sumber daya listrik ini.

 

Tadi pak Purnomo mengatakan biayanya 700 milyar, mahal. Karena apa? Karena infrastruktur banyak yang dibangun sejak awal, lha ini contoh pengusaha pejuang, pejuang pengusaha. Banyak pengusaha di Jakarta, di kota-kota besar, kalau infrastrukturnya ngga ada, ngga mau datang, maunya turun dari langit, maunya pemerintah bangun, ngga cukup buat kita, meskipun anggaran PU, anggaran Perhubungan, anggaran ESDM kita tingkatkan, tapi kan 1000 trilyun harus kami bagi, pendidikan, kesehatan, memerangi kemiskinan, ini, itu termasuk infrastruktur. Mari kita bangun kemitraan, jangan hanya mau menghasilkan penghasilan profit, usaha, membangun bareng lah, tapi diatur, ada insentifnya, ada aturan khusus tentang fiskal, perpajakan, dan lain-lain.

 

Saya terima kasih Pak Dahlan Iskan ikut menanggung untuk membangun infrastruktur. Saya tanya kalau perlu apakah perlu dibicarakan dengan otoritas keuangan, supaya ada policy yang pas, ngga perlu dulu Pak, biar saya berjuang dulu sampai berhasil. Coba tidak cengeng, tidak lunak, usaha dulu sampai seperti apa, sehingga dengan demikian baru kalau ada apa-apa dibicarakan supaya ada careness antara negara dengan swasta, antara pemerintah dengan putranya atau partnernya. Ada semboyan apa yang bisa kamu berikan kepada negara dan bukan apa yang bisa diberikan negara kepada kamu. Betul kan? Jangan tanyakan apa yang bisa diberikan negara kepada saya, tapi mari kita tanyakan apa yang bisa kita berikan kepada negara. Sekarang kadang-kadang berubah, justru pertanyaannya apa yang bisa negara berikan kepada saya, itu dulu. Ada lagi yang lebih parah, apa, begini bahasa Inggrisnya ask not what the country can terbalik yah? Iya betul ask not what the country can do for you, but ask what can you do for your country, jangan tanyakan apa yang bisa diberikan negara kepada kamu, tapi tanyakan apa yang kamu bisa berikan kepada negara, begitu. Tapi zaman sekarang begini ask not what the country can do for you, ask not what can you do for the country, ask what can you do for yor self. Tanyakan pada dirimu apa yang bisa kamu dapatkan untuk kamu sendiri, ini paling parah, jangan melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan kita sendiri. Kalau bisnis, mengambil keuntungan sebesar-besarnya itu kepentingan sendiri bukan negara, bukan pemerintah, bukan masyarakat sekitar, bukan itu pejuang pengusaha, pengusaha pejuang yang harus tumbuh di negeri tercinta ini.

 

Saya sampaikan usahanya berhasil, bayar pajak yang tepat, jangan pajaknya selamat berbekal, usahanya untungnya kecil, ya bayar pajaknya memang tidak besar-besar, makin besar usahanya, makin besar keuntungannya, bayar pajak, contoh masyarakat sekitar. Dengan demikian rahmat Allah akan terus datang kepada usaha dan juga terus tumbuh. Ini yang ingin saya sampaikan dalam kesemapatan yang baik ini.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi saya lewat kendaraan ada spanduk di sebelah kiri judulnya tulisannya “bung yakin sampai di sana”. Saya tanya ini apa ada spanduk? Iya Pak, saya ngga mengira apakah bisa terwujud power plant PLTU di tempat ini, barangkali ingat mengurus izinnya susah, barangkali ingat infrastrukturnya belum ada, nyatanya jadi, baru yakin sampai di sana. Beginilah sikap yang baik, dengan ridho Allah, insya Allah kalau kita terus berjuang, terus mantap, betul saja Pak, sampai. Tapi kalau kita sambil merokok-rokok, bagi yang merokok di sini, nyalahkan di sana, nyalahkan di sini, gerutu sana, gerutu sini, mencaci maki pihak itu, pihak ini, ngga akan ke mana-mana ya di di situ saja lantaran modal habis. Silahkan sampai di sana, tapi kalau kita bersama-sama, sampai, insya Allah begitu senang saya melihat perusahaan pembangkit sampai di sana. Susunannya begitu, making policy, saya kira usulannya bagus, sudah ada Menteri ESDM, Setkab sampaikan ke Menteri Keuangan. Saya itu tidak suka berdiam diri, kalau usulan bagus begini, bicarakan, telaah dengan baik, lihat Undang-Undangnya, Undang-Undangnya ada berarti bisa diwujudkan, kalau Undang-Undang, Peraturan Pemerintahnya belum ada, masih lebih baik jika kita sesuaikan Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang itu buatan manusia, buatan kita, jangan mempertahankan sesuatu yang nyata-nyata tidak sesuai dengan perkembangan zaman, cara berpikir tidak seperti itu. Silahkan diolah para Menteri terkait apa yang bisa dilakukan, untuk apa namanya, memiliki kebijakan tentang harga khususnya batu bara yang tentu untuk digunakan seperti power plant ini.

 

Saudara-saudara,

 

Saya kira itu respon yang saya sampaikan dan Pak Purnomo sudah menjelaskan ya kita punya kebijakan energi. Kalau dengar talk show, baca koran woi...woi... kita tidak punya kebijakan energi, ya punya, moso tidak punya. Pemerintah tidak ngerti persoalan, ya ngerti, moso tidak ngerti persoalan. Tapi ini masalah global dan bukan masalah nasional, tidak seperti membalik telapak tangan. Tidak ada di dunia ini sekarang yang bersiul-siul, tidak keringat dingin menghadapi harga minyak yang 140, 145 dolar per barel. Janganlah melebih-lebihkan sesuatu, tidak baik untuk rakyat kita. Mari justru kita pahami masalahnya, kita carikan solusinya secara bersama. Dan akhirnya saya sungguh berharap pemerintah, Badan-Badan Usaha Milik Negara termasuk PLN, swasta, pemerintah daerah bergandengan tangan, tidak boleh ada yang saling menghambat, justru saling memperlancar.

 

Saudara tahu, ada mata rantai, mata rantai itu umpamanya ini suatu apa istilahnya itu ya? ini kan ada chain grid misalkan jaraknya 10 meter, terdiri dari 20 masing-masing, kekuatan rantai ini ditentukan bukan oleh yang paling kuat, yang paling lemah. Kalau dari 20 ada 1 yang kropos, ditarik, pasti putus. Jangan mau jadi bagian yang kropos, apakah pemerintah pusat, apakah pemerintah daerah, apakah swasta, apakah siapa, jadilah semua kuat. Tarik apa pun juga, tarik harga minyak, tarik krisis, tarik macam-macam, kuat, begitulah falsafahnya. Jangan pernah menjadi bagian dari masalah, harus kita menjadi bagian dari solusi. Kalau itu yang kita dapatkan insya Allah apa pun persoalan yang kita hadapi negeri kita selamat, keadaan terus membangun, menuju hari esok yang lebih baik.

 

Demikianlah saudara-saudara, dan dengan pesan, ajakan, dan harapan saya ini, dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim Firing Unit pertama PLTU Embalut, Tanjung Batu, Kalimantan Timur, saya resmikan.

 

Sekian.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI