PERESMIAN JALAN LAYANG ARIF RAHMAN HAKIM DAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA), DI BOGOR, JABAR

 
bagikan berita ke :

Rabu, 05 Maret 2008
Di baca 1277 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN JALAN LAYANG ARIF RAHMAN HAKIM DAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA)
DI KELURAHAN KERTAMAYA, KECAMATAN BOGOR SELATAN, JAWA BARAT
TANGGAL 5 MARET 2008


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang saya hormati Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Jawa Barat, Ketua DPRD Jawa Barat, Walikota Bogor, Walikota Depok, dan para pejabat negara dan pemerintahan yang bertugas di Jawa Barat, baik dari unsur eksekutif, legislatif, dan yudikatif, maupun TNI dan POLRI,

 

Yang saya cintai dan saya muliakan para ulama, para tokoh masyarakat,

 

Saudara-saudara sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala, karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga senantiasa kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah karena hari ini dapat bersama-sama bersilaturrahim dan bertemu di tempat ini untuk melaksanakan penyerahan bantuan langsung masyarakat untuk membantu saudara-saudara kita di Jawa Barat dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan melalui program PNPM Mandiri. Kita juga hadir untuk bersama-sama meresmikan penggunaan jalan layang Arif Rahman Hakim di Depok dan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) di kota Bogor.

 

Hari ini saya datang dengan rombongan yang cukup besar, di samping Menko Kesra, ada dibelakang saya Menteri Sekretaris Negara, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Pertanian, Menteri Pedidikan Nasional, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia.

 

Beliau-beliau itu semua adalah menterinya rakyat. Pak Hatta Rajasa dan Pak Bambang Soedibyo, Mensesneg dan Mendiknas bukan menterinya PAN, Pak Anton Apriyantono Menteri Pertanian, bukan menterinya PKS, Pak Lukman Edi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, bukan menterinya PKB, Pak Yusuf Ashari Menteri Perumahan Rakyat, bukan menterinya PKS, Pak Freddy Numberi Menteri Perikanan dan Kelautan, bukan menterinya Partai Demokrat, baik saya sebagai Presiden, Pak Aburizal Bakrie meskipun dari Golkar dan semua adalah menterinya rakyat. Saya ajak supaya langsung bertemu dengan rakyat, memahami kesulitan dan persoalan yang dialami rakyat kita biar beliau semua terus tidak berhenti berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Ini kesempatan yang baik bagi saya untuk berbicara langsung dengan saudara-saudara, pertama-tama saya ingin mengingatkan bahwa negara kita sejak merdeka pada tahun 1945 terus membangun, tidak pernah berhenti. Kita membangun bangsa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Rakyat dikatakan makin sejahtera apabila kebutuhan pokoknya makin dapat dipenuhi, kebutuhan akan, pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rasa aman, lingkungan yang baik dan lain-lain. Itulah sebabnya pemerintah tidak pernah berhenti untuk berikhtiar meningkatkan kesejahteraan rakyat itu, sekaligus mengurangi kemiskinan yang masih ada di negeri kita. Tetapi saudara-saudara pembangunan itu adalah proses jangka panjang, demikian pula pembangunan yang dilaksanakan di negera-negara lain di seluruh dunia.

 

Membangun bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebuah proses, sebuah upaya, sebuah ikhtiar yang berkesinambungan. Demikian juga persoalan kemiskinan. Persoalan kemiskinan bukan hanya dialami oleh bangsa Indonesia tetapi persoalan kemiskinan adalah persoalan dunia, persoalan global yang juga dialami oleh bangsa-bangsa lain, terutama negara-negara yang sedang berkembang.

 

Ada dua negara yang amat besar yaitu Republik Rakyat Tiongkok atau dalam bahasa Inggrisnya China dan India. Tiongkok itu penduduknya 1.3 milyar, India penduduknya 1.1 milyar, meskipun kedua negara ini ekonominya tumbuh luar biasa, pertumbuhan yang tertinggi di dunia bagi ukuran sebuah negara yang penduduknya besar, tetapi kemiskinannya juga tinggi, misalnya di India tercatat ada 30% penduduk yang masih miskin, itu setara dengan dengan 350 juta, lebih besar dibandingkan penduduk kita, di Tiongkok kurang lebih jumlahnya sama. Saudara-saudara di seluruh dunia ini terutama negara-negara yang masih banyak persoalan kemiskinan least development countries namanya ada 800 juta yang tidurnya kurang nyenyak karena perutnya lapar, diantara 800 juta itu, 200 juta adalah anak-anak.

 

Bapak, Ibu, Saudara-saudara bisa melihat diri sendiri apakah kalau malam hari tidurnya kurang nyenyak atau lapar, kalau tidak bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena lebih baik dibandingkan saudara-saudara lain di negara lain yang mengalami masalah itu, tetepi kita harus jujur, kita harus mengakui saudara-saudara kita juga masih ada yang memang masih miskin, yang kondisinya perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari kita semua.

 

Oleh karena itulah pada tahun 2000, delapan tahun yang lalu, 189 negara bersatu, berkomitmen, bercita-cita dan berikhtiar untuk mengurangi kemiskinan di dunia ini sampai tahun 2015, separuhnya, inilah yang saudara Menko Kesra Pak Aburizal Bakrie mengatakan MDG’S, M itu Millenium, D itu Development, G itu maksudnya Goals. tujuan pembangunan pada millenium ini sedunia untuk mengurangi jumlah manusia yang miskin di seluruh jagat raya ini.

Saudara-saudara,

Lantas bagaimana kemiskinan di Indonesia? Masalah kemiskinan adalah masalah yang mendasar sebagaimana tadi Pak Gubernur Jawa Barat mengatakan, sejak kita merdeka masalah ini kita hadapi dan terus menerus dari masa ke masa, dari pemimpin ke pemimpin kita berusaha menguranginya, apalagi ketika negara kita mengalami kirisis, 10 tahun yang lalu tepat 1998 akibat krisis yang luar biasa dalam dan dahsyatnya itu, kemiskinan meningkat tajam, pengangguran meningkat tajam, hutang luar negeri juga meningkat tajam. Itulah 10 tahun terakhir ini kita berusaha sangat keras untuk menurunkan angka-angka itu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Dengan demikian kalau ada yang bertanya apakah kemiskinan kita biarkan di negeri ini, jawabannya adalah tidak, tidak mungkin, berdosa kalau diantara kita apakah presiden, apakah menteri, apakah gubernur, bupati, walikota, camat, kepala desa, dan semua yang mengemban amanah di negeri tercinta ini membiarkan kemiskinan terjadi dan tidak ada upaya untuk menguranginya. Kita siang dan malam berpikir, berikhtiar, dan diikuti langkah-langkah nyata untuk mengurangi kemiskinan ini termasuk apa yang saya serahkan tadi bantuan kepada pimpinan Jawa Barat untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan saudara-saudara kita.

 

Saya kira tidak ada pemimpin di negeri ini yang tidak punya hati, tidak berjuang secara gigih untuk mengurangi kemiskinan, tapi saudara-saudara saya harus mengatakan saya tidak boleh meninabobokan, memberikan informasi yang tidak benar, keliru kalau pemimpin seperti itu. Harus dengan jujur saya katakan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan sebagaimana pula pengalaman-pengalaman negara-negara lain memerlukan waktu, tidak seperti membalik telapak tangan. Tidak cukup hanya dengan seminar, memasang iklan, membuat stiker ditempelkan dimana-mana, lantas esok atau minggu depan atau bulan depan kemiskinan sirna di negeri tercinta ini.

 

Saya sering mendengarkan kalau sudah pilkada, calon bupati, calon walikota, calon gubernur dalam kampanyenya dengan semangat yang tinggi, ditepuktangani, kalau saya terpilih akan saya bikin gratis ini, gratis itu, gratis sana, gratis sini, saya akan kurangi kemiskinan, rakyat akan makmur dan sejahtera, hati-hati itu sama dengan membikin angin sorga, dosanya besar, jangan, tetapi lakukan tanpa banyak bicara bahwa kita terus berusaha, masuk ke desa-desa, ke kecamatan di pelosok tanah air ini meningkatkan kesejahteraan mengurangi kemiskinan. Itu yang menjadi amanah para pemimpin di seluruh negeri ini.

 

Saudara-saudara,

 

Ada isu beredar dimana-mana bahwa kemiskinan di negeri ini terus naik dan terus meningkat dengan tajam, apakah benar? Saudara-saudara, tidak, 10 tahun terakhir ini sejak tahun 2000 yang meledak waktu itu, kecenderungannya menurun. Saya punya angka, kalau kita menjelaskan kepada publik, kepada rakyat, kepada masyarakat, baiknya kita menggunakan angka, data yang resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik yang kita anut selama ini, atau sejak kita melaksanakan pembangunan.

 

Saya punya data, data ini sama yang ada di jajaran pemerintah, di Bapenas, di BPS, kalau kita mengukur kemiskinan selama ini sejak 10, 20, 30 tahun yang lalu, yang digunakan data BPS, lembaga kita sendiri, Badan Pusat Statistik ya gunakan ukuran yang sama, jangan menggunakan ukuran Bank Dunia, World Bank, susah kalau dari dulu kita menggunakan statistik World Bank, ya kita konsisten dan konsekuen, tapi kalau kita dari dulu menggunakan data dari BPS, ya kita gunakan, ini percaya pada lembaga kita sendiri, lembaga yang sah, yang ada di negeri ini. Tahun 1998, persentase kemiskinan 24.2%, kalau ada 4 orang warganegara kita satu miskin, betul toh, tahun 1999 turun 23.4%, tahun 2000 19.1%, tahun 2001 18.4%, tahun 2002 18.2%, tahun 2003 17.4%, tahun 2004 akhir tahun saya mengemban amanah 16.6%, tahun 2005 15.9%, tahun 2006 memang naik karena harga minyak di dunia tinggi sekali, saudara masih ingat dengan sangat terpaksa dulu kita menaikkan BBM, tapi tahun 2007 turun kembali 16.5% atau penduduk miskin turun 2.13 juta, sehingga jelas arahnya menurun kemudian angka yang paling baik itu pada tahun 2005, 15.9%, kemudian berikutnya lagi tahun 2007 yang lalu, baru berikutnya lagi tahun 2004. Ini angka yang benar, alhamdulillah turun, tapi belum cukup masih harus bekerja sangat keras, agar penurunannya makin signifikan, makin cepat di waktu yang akan datang.

 

Saudara-saudara,

 

Ada pertanyaan kalau begitu Pak Presiden, Pak SBY apa bisa tiba-tiba ada masa tahun x kemiskinan itu meningkat, angkanya, jumlahnya, kalau mengukur kemiskinan itu dari harga-harga, dari komponen kebutuhan masyarakat sehari-hari, bisa saja, tetapi setelah itu, dengan bantuan, dengan penyesuaian dapat diturunkan kembali, ini saya harus jelaskan, ini berlaku juga di negara manapun. Contoh dunia kita, dunia dimana kita hidup ini sedang kurang bersahabat, sedang nakal, pertama harga minyak dunia tahun 2005 baru 60 dolar per barrel, sekarang harganya lebih dari 100 dolar per barrel. Kalau dulu minyak tanah yang dijual kepada rakyat harganya dijual 2000 kan, harga yang saya tetapkan oleh presiden, Keppres kemudian di masyarakat tambah dengan ongkos angkut dan lain-lain, pemerintah memberikan subsidi sebanyak 4 ribu rupiah, jadi 1 liter yang dikonsumsi saudara-saudara, bapak ibu sekalian, bayar 2 ribu atau bayar 3 ribu sekian pemerintah mengeluarkan 4 ribu.


Nah sekarang ini dengan harga minyak yang 100 dolar lebih per barrel setiap 1 liter minyak tanah pemerintah mengeluarkan 7 ribu untuk subsidi minyak tanah itu. Dunia nakal, harga minyak atau crude bertengger tinggi sekali, dunia juga sedang nakal karena terjadi kenaikan harga pangan di seluruh dunia, di Rusia banyak yang protes, yang unjuk rasa karena harga roti, harga bawang, dan harga minyak goreng juga naik. Di Saudi Arabia, ada khotbah di Masjidil Haram, di Masjid Nabawi tentang kenaikan harga, padahal Saudi Arabia itu penjual minyak terbesar, harga minyak sedang seperti ini tetap mengalami persoalan kenaikan harga, di Malaysia, di China, dan di tempat-tempat lain, ini terjadi di negara-negara lain juga.

 

Yang ketiga, mengapa dunia nakal? Ini keuangan juga bergejolak akibat kredit macet perumahan yang ada di Amerika Serikat berpengaruh pada negara-negara yang lain. Kemudian kenakalan yang keempat, sebagian karena kesalahan kita terjadinya bencana alam di seluruh dunia. Menghadapi ini tidak perlu mengeluh, tidak perlu putus asa, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, mari kita dengan tegar kita hadapi dan saya mengajak semua, khususnya jajaran pemerintah, agar bekerja keras untuk mengatasi setiap persoalan yang ada ini dengan tujuan menyelamatkan rakyat kita, dengan tujuan agar mereka tidak memikul beban yang tidak mampu dipikulnya. Itulah yang kita lakukan menyangkut berbagai gejolak yang sekarang ini termasuk stabilitasi harga misalnya mengapa harga minyak goreng naik? Karena minyak goreng kita ini diekspor, kita ini produsen, kita ini eksportir tapi karena harga dunia menggiurkan pengusaha-pengusaha kita menjual di luar negeri sampai saya minta saudara-saudara tolong bertenggang rasa dengan rakyat, dengan negara, jangan diekspor semua, bagaimana rakyat kita kalau membeli dengan harga mahal tapi pedagang, tapi Pak kami kan ga bisa rugi, boleh kami bebaskan yang ini, yang itu, pajak ini, pajak itu, dengan harapan tolonglah bertenggang rasa kalau ngambil untung nggak usah banyak-banyak dulu karena rakyat sedang susah itu saya sampaikan.

 

Kemudian ada juga yang kita mengimpor dari dulu misalnya kedelai dan terigu. Kita tolong importir terigu dan kedelai, tolong jangan banyak-banyak keuntungannya, nggak mau rugi boleh saya bebaskan tarif masuknya, kita tambahkan pembebasan pajak yang lain itupun belum cukup karena masih tinggi, kita keluarkan uang dari APBN bersama-sama DPR untuk membantu agar harganya tidak setinggi langit. Kita mengatasi kenaikan harga dengan cara seperti itu karena permasalahannya memang pelik dan terjadi di seluruh dunia.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Dengan cerita saya seperti itu maka apa yang pemerintah lakukan untuk mengurangi kemiskinan? Saya minta dimengerti oleh saudara-saudara semua supaya mengertilah apa yang kita lakukan dengan sekuat tenaga ini. Kita terus menjalankan, mengembangkan berbagai program nyata, yang penting kesejahteraan rakyat makin meningkat. Saudara-saudara, dari uang negara, dari APBN itu setiap tahun kita terus naikan komponen atau bagian dari dana pengurangan kemiskinan, tahun 2004 dulu jumlahnya 19 trilyun, tahun 2005 kita naikan 24 trilyun, tahun 2006 kita naikan 41 trilyun, tahun 2007 kita naikan 51 trilyun dan untuk APBN 2008 kita naikan menjadi 80 trilyun atau naik 57%. Harapan saya, harapan kita semua makin banyak yang kita bantu meskipun tentu tidak bisa membantu secara besar-besaran serentak bagi saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan itu, termasuk program pendidikan yang menggratiskan bagi mereka yang miskin dengan BOS dan lain-lain. Minggu lalu saya mengecek sekolah 3 SD, 1 SMP apakah betul BOS dan bantuan-bantuan itu sampai, saya ketemu para orang tua, para guru, ketemu anak, alhamdulillah, kata mereka kami karena tidak punya tidak lagi membayar. Kita ingin makin ke depan makin seperti itu, pendidikan di seluruh Indonesia.

 

Kemudian kesehatan, kita mengeluarkan asuransi kesehatan untuk menggratiskan bagi yang masih miskin, dan berbagai upaya kesehatan dalam batas kemampuan kita, tujuannya agar kedepan, sekali lagi, pendidikan dan kesehatan makin murah, makin mudah, makin berkualitas, termasuk program yang diluncurkan tahun lalu PNPM Mandiri ini yang tahun ini kita tingkatkan jangkauan dan besaran bantuannya. Mengapa PNPM Mandiri yang dijelaskan Saudara Aburizal Bakrie itu penting dan harus kita sukseskan? Sekali lagi kita mengeluarkan dana yang besar, mengintegrasikan program yang banyak agar akhirnya semua kecamatan betul-betul menerima program PNPM Mandiri ini, besarnya mulai tahun ini bisa mencapai 3 milyar per kecamatan. Tahun depan, Insya Allah kita bisa memberikan bantuan kepada seluruh kecamatan yang jumlahnya tadi Pak Ical mengatakan 5.263 kecamatan.

 

Untuk anggaran 2007 yang lalu PNPM kita jumlahnya 3.6 trilyun, untuk tahun ini jumlahnya 13 trilyun atau naik 400%, kita ingin teruskan itu sampai 2009 terus sampai 2015 sehingga sasaran MDG’s tadi Insya Allah dapat kita capai. Saya berharap siapapun tahun 2009 nanti presidennya, pemerintahnya semua tolong bisa dilanjutkan program-program ini untuk betul-betul bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Mengapa namanya pemberdayaan masyarakat? Begini, dulu seolah-olah saudara-saudara kita di desa, di kecamatan itu kurang pandai merencanakan, melaksanakan pembangunan setempat, semua dari atas ini yang dinamakan top-down program ternyata bisa tidak tepat, karena yang diinginkan oleh desa itu bukan itu, yang diperlukan oleh masyarakat di kecamatan itu yang lain, belum kalau ada yang belok ke sana-kemari, bocor kesana-kemari oleh karena itulah ini, perlu melibatkan masyarakat lokal. Tanyakan para tokoh, para ulama, bagaimana baiknya, libatkan kaum perempuan, libatkan semua untuk apa yang perlu dibangun di desa dan kecamatan itu. Harapan saya tentu lebih tepat, lebih baik, dan tidak ada kebocoran dana di sana-sini. Ini juga koreksi dari pembangunan yang seolah-olah semua diambil alih oleh negara, oleh pemerintah, keliru. Makin ke depan masyarakat kita makin cerdas, makin bertanggung jawab, makin siap untuk mengelola pembangunan-pembangunan lokal, terutama pada tingkat kecamatan dan desa ini.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Khusus Jawa Barat, saya tadi kalau tidak salah, yang masih banyak kemiskinan itu di Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon, Bogor, Subang, kemudian kalau Selatan tadi Sukabumi, Cianjur, dan Garut. Tetapi di luar Kabupaten itu pasti masih ada yang harus kita tingkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu, Pak Danny Setiawan, 720,63 milyar tadi segeralah diserahkan ke kecamatan dan desa, untuk segera bisa dilakukan. Saya tidak suka kalau dana itu berhenti lama. Jangan berprasangka dulu. Cepat sampai semuanya. Sekarang sudah tidak musim ada pejabat-pejabat mengurangi anggaran itu. Udah nggak jamannya lagi. Dosanya besar. Saya yakin bahwa semua akan mengalir, tidak berhenti di manapun karena semua ingin menyukseskan program ini untuk rakyat. Saya minta semualah, mulai dari saya, Pak Menteri, Pak Menkokesra, Pak Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, turun ke lapangan. Lihat langsung apa yang dilakukan, hasilnya, dialoglah karena ini program berlanjut. Jangan seolah-olah ah, saya kan cukup di tempat saja, biarkan mereka. Mari kita turun. Turun betul-betul untuk mengecek hasil dari PNPM, termasuk hari ini saya akan mengecek nanti apa yang sudah dilakukan.

 

Saya sudah mengatakan kemiskinan permasalahan kita semua, permasalahan dunia. Saya minta semua pihak terutama yang memiliki kelebihan, kelebihan uang, kelebihan harta, tolonglah bantu yang memerlukan. Jangan hanya pandai mencerca dan memprovokasi rakyat. Kalau punya uang, uang berlebih, ya serahkan kepada rakyat, ikhlas. Itu baru namanya tokoh sejati, pemimpin sejati karena dia ikhlas dan sayang kepada rakyatnya. Kalau kemiskinan ini, Insya Allah tidak terus terjadi di negara kita ini, justru dijadikan alat politik, tersinggung rakyat. Pak, kami ini bukan untuk diperdagangkan secara politik. Bapak bantu, bantu saja Pak. Kan begitu toh? Itu sebetulnya yang paling bagus.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Hari ini saya juga akan meresmikan dua proyek, jalan layang, atau namanya fly over di kota Depok, panjangnya 600 meter. Kedua, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), tadi disebut twin block. Twin block itu maksudnya bangunan kembar, kiri kanan begitu. Satu di Depok, satu di Bogor. Alhamdullilah, meskipun ekonomi dunia seperti ini, APBN kita juga mendapatkan tekanan, kita terus membangun infrastruktur. Saudara-saudara, maunya infrastruktur di seluruh Indonesia itu kita bangun semua dan cepat. Kemarin saya menerima Gubernur Papua, pimpinan Papua Barat dengan jajarannya, juga ingin segera dibangun infrastruktur di seluruh Papua dan Papua Barat. Setelah itu sore harinya saya menerima Gubernur se-Sumatra, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung. Semuanya ingin infrastruktur dibangun cepat, jalan, pelabuhan, pelabuhan udara, pembuatan segala macem. Kita setuju tapi uangnya tidak cukup untuk sekaligus. Oleh karena itulah bertahap dengan prioritas. Tidak sedikit biayanya Saudara-saudara. Saudara tahu, kalau ini APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang tiap tahun kita naikkan, tahun 2008 Insya Allah besarnya 850 triliun lebih, itu sekarang kita disiplinkan. Saya mengontrol langsung, para menteri juga mencermati.

 

Pada prinsipnya harus ada tiga bagian yang tidak boleh dilupakan. Bagian pertama, untuk membiayai tugas-tugas pemerintahan umum di seluruh Indonesia sudah keluar sekian ratus triliun. Sebagian lagi untuk membikin ekonomi tumbuh, seperti infrastruktur itu, sekian ratus triliun. Nah, sebagian lagi yang menjadi tekad pemerintahan sekarang ini, jangan lupakan peningkatan kesejahteraan rakyat, pengurangan kemiskinan, termasuk PNPM Mandiri ini yang juga mendapatkan porsi yang besar. Saya menginstruksikan tahun-tahun yang berat dari anggaran karena harga minyak tadi, tolong berhemat. Semua departemen, kementerian, propinsi, kabupaten, dan kota berhemat. Tidak perlu membangun yang bisa kita tunda, nanti saja. Kemudian juga tentunya kita melakukan penyesuaian. Ada yang meminta ah, udahlah Pak, daripada capek-capek naikkan saja harga listrik dan BBM, ada. Pesan saya jangan buru-buru, jangan langsung saja kita berpikir menaikkan BBM dan listrik karena yang memikul beban seluruh rakyat Indonesia.

 

Mari kita berpikir secara sungguh-sungguh untuk pertama-tama kita hemat pengeluaran. Kemudian, tentu saja bagi yang kaya, apalagi kaya sekali, tidak perlulah disubsidi listriknya ataupun bahan bakarnya. Cara-cara seperti itulah yang sedang digodok sekarang antara pemerintah dengan DPR RI agar selamat dulu APBN kita tahun ini dan tidak buru-buru harus menaikkan harga BBM ataupun harga listrik karena kita ingin melindungi saudara-saudara kita. Kenaikan tahun 2005 dulu berat sekali bukan? Saya sebagai pemimpin tidak bisa tidur berminggu-minggu untuk itu. Tapi tidak ada jalan lain waktu itu karena negara kita harus selamat, kemudian APBN, dan lain-lain. Tapi pahit karena memerlukan waktu yang panjang untuk memulihkan daya beli. Oleh karena itu, saya dengan jujur saya katakan, sekarang pun pemerintah dan DPR sedang mencari solusi bagaimanan APBN kita selamat, aman, karena perkembangan ekonomi dunia yang tadi saya katakan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Jalan ini penting. Infrastruktur jalan ini penting, Jakarta apalagi. Ada yang meramalkan kalau tidak ditambah jaring jalannya, entah jalan kendaraan, jalan kereta, apapun, 2013 itu macet total, bayangkan. Oleh karena itulah, dengan uang yang ada kita bikin program yang lebih tepat. Salah satunya adalah, untuk mengatasi kemacetan, sebagaimana yang kita resmikan hari ini, adalah jalan layang di kota Depok. Saya meminta Saudara-saudara, untuk kepentingan umum, untuk mengurangi kemacetan, untuk mengurangi biaya ekonomi yang tinggi, kalau ada pembebasan tanah, marilah kita bekerja sama. Dulu barangkali banyak yang menipu rakyat. Harganya sekian dibeli sangat murah. Nah, itu harus mempertanggungjawabkan di akherat nanti.

 

Sekarang ini kita ingin betul-betul harganya yang pantas, yang pas, yang sesuai dengan harapan rakyat. Tetapi kalau sudah pas, ya tolong dilepas sebagaimana negara-negara lain sehingga bisa kita bangun semuanya itu. Hati-hati dengan spekulan, dengan makelar tanah. Negara macet terus, banjir terus, ekonomi lambat terus akibat ulah mereka yang menghambat pembangunan untuk fasilitas umum. Rakyat dininabobokan, dikasih uang sedikit tapi ruginya banyak nantinya, dia yang mengantongi uang bermilyar-milyar. Tolong ketuk hatinya. Ya kalau nggak bisa diketuk hatinya kasih tahu saya. Banjir di mana-mana tapi membangun kanal nggak bisa karena ada yang, pokoknya kalau nggak satu meter 50 juta, tidak. Bayangkan, yang lain mau 2 juta, yang lain mau 1 juta, di daerah lain, harganya memang NJOP rendah mau 200 ribu. Dia, pokoknya jangan coba-coba melewati ini, langkahi mayat saya kecuali kalau bayar sekian milyar, menyusahkan yang lain. Padahal barangkali itu ulah dari spekulan dan beberapa orang yang tidak bertanggung jawab.

 

Mari kita bikin mudah negara kita ini, bikin maju negara kita ini, bikin baik infrastrukturnya. Jangan satu, dua orang untuk kepentingan pribadinya, mengabaikan kepentingan rakyat, kepentingan umum. Perumahan rakyat penting supaya lebih banyak yang memiliki rumah yang layak huni. Kalau belum mampu beli sewa, kalau bisa beli rumah yang sederhana, beli. Nanti kalau rezeki datang dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala tentu bisa membeli yang lebih baik lagi.

 

Akhirnya Saudara-saudara, pertama-tama kepada Menko Kesra sebagai koordinator tim penanggulangan kemiskinan tolong PNPM Mandiri ini dilaksanakan, dipercepat, diperluas. Kepada para menteri yang membidangi fungsi dan tugasnya masing-masing, sukseskan, turun untuk memastikan program ini berjalan dengan baik. Untuk para Gubernur seluruh Indonesia, bukan hanya Pak Gubernur Jawa Barat, para Bupati, para Walikota, para Camat, betul-betul sukseskan PNPM Mandiri ini, libatkan masyarakat, cek pelaksanaannya. Dan ini pesan untuk semua, berlaku bagi saya, bagi menteri, gubernur, bupati, walikota seluruh Indonesia, ini kesempatan yang baik. Tahun 2008 ini politik mulai panas, betul? Namanya tahun politik. Tahun depan mungkin lebih panas lagi karena pemilu. Ini wajar. Demokrasi itu seperti itu, tidak usah gamang, tidak usah khawatir. Sepanjang para elit, kita semua, bisa menahan diri, politik bisa panas tapi jangan merusak keamanan, stabilitas dan ketentraman kehidupan masyarakat kita. Para pejabat pemerintahan yang saya pimpin, misalkan dari partai politik tertentu, boleh ikut menyukseskan pemilu tapi secara proporsional. Lebih mengutamakan menjalankan tugas dalam pemerintahan ini karena presiden, gubernur, bupati, walikota itu dipilih langsung oleh rakyat maka dalam keadaan apapun yang dipikirkan rakyat dulu.

 

Kalau menteri diangkat oleh presiden, tidak dipilih, tapi saya dipilih oleh rakyat, sama. Yang memberikan sumpah itu presiden untuk bekerja sepenuhnya untuk tugas pemerintahan. Kadang-kadang diwakili oleh Mendagri waktu melantik gubernur dan pejabat yang lain. Tapi hakekatnya negara menyumpah melalui presiden. Rakyat memilih mereka-mereka itu maka meskipun tahun ini tahun politik, tahun depan tahun pemilu jangan lalaikan tugas pemerintahan, tugas untuk membantu rakyat kita semua.

 

Kepada Bank Dunia atau perwakilannya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuannya, banyak negara-negara sahabat, organisasi internasional, yang bekerja sama dengan Indonesia membantu negara-negara lain agar sejagat, sedunia, kemiskinan ini menurun dan MDG berhasil.

 

Demikianlah Saudara-saudara, pesan, ajakan, dan harapan saya, dan akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala, seraya mengucapkan bismillahirrahmanirrahiim, jalan layang Arif Rahman Hakim, Depok, dan Rusunawa Menteng Asri, Bogor, saya resmikan penggunaannya.

 

Sekian.

 

Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI