PERESMIAN PEMBUKAAN PAMERAN NASIONAL INOVASI PELAYANAN APARATUR NEGARA TAHUN 2008, 27 JUNI 2008

 
bagikan berita ke :

Jumat, 27 Juni 2008
Di baca 985 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PERESMIAN
PEMBUKAAN PAMERAN NASIONAL INOVASI PELAYANAN APARATUR NEGARA TAHUN 2008
DALAM RANGKA 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL
PADA TANGGAL 27 JUNI 2008

 

Assalammualaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Ibu Negara dan Ibu Yusuf Kalla, Saudara Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Saudara Buchory, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta dan para Bupati dan Walikota dari tanah air yang hadir dalam acara ini, para Tamu Undangan, para Mahasiswa,hadirin sekalian yang saya muliakan.

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah kita panjatkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita masih diberi kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas dan pengabdian kita terhadap masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur karena hari ini tempat ini dapat mencukupi Pembukaan Pameran nasional Inovasi Pelayanan Aparatur Negara. Untuk itu semua saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Menpan dan Saudara Kapolri beserta jajaran, yang telah memprakarsai dilaksanakannya Pameran dan Seminar ini, dan Insya Allah akan lebih meningkatkan pengetahuan kita semua terutama masyarakat tentang Pelayanan Publik yang dari waktu ke waktu terus kita tingkatkan mutu dan kualitasnya.

 

Saya mengucapkan selamat untuk mengikuti Pameran dan Seminar ini. Secara khusus atas nama Negara, atas nama Pemerintah dan selaku pribadi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para Pejuang-pejuang Pelayanan Publik tadi yang telah mendapatkan Tanda Penghargaan. Saudara rela memupuk dan mengambil resiko yang paling tinggi dan keselamatan jiwa Saudara-saudara untuk melaksanakan tugas untuk melayani rakyat, ini patut kita jadikan contoh dan kita berikan penghargaan yang tinggi. Kami semua bangga, kami semua menyayangi Saudara-saudara dan saya minta para pimpinan mereka semua memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk yang bersangkutan maupun untuk keluarganya.

 

Saudara-saudara,

 

Saya juga menggaris bawahi Buku yang diterbitkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tadi Jangan percaya sebelum melihat, ini maknanya dalam, artinya lihatlah dulu, kemudian dari situ Saudara bisa melakukan apa saja, bisa melakukan kritik, bisa melakukan penilaian, bisa membantu untuk meningkatkan lagi apa yang perlu kita tingkatkan. Jangan sampai mengetahui secara mendalampun belum, melihatnya pun belum, menyaksikan apa yang dilaksanakan juga belum, melakukan kecaman-kecaman yang berlebihan. Kritik bagus, kritik itu obat, oleh karena itu setiap unjuk rasa saya lihat bahwa temanya, bahan yang disuarakan supaya sebagai Kepala Negara saya selalu dapat memahami aspirasi rakyat untuk sebuah kebijakan yang berat. Tentu saja semua unjuk rasa yang dilakukan dengan tertib, dengan damai dan sungguh-sungguh mewakili aspirasi rakyat Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Mencerdaskan kewajiban untuk mengelola kehidupan bernegara berdasarkan konstitusi, undang-undang hukum dan semua peraturan yang berlaku. Agar negara ini tegak dan untuk ke depan makin baik kehidupan, sedangkan sebagai abdi rakyat melakukan semua hal untuk kebaikan bahwa kita termasuk orang yang sebagian dari mereka, termasuk orang yang publik yang hari ini menjadi tema dari Pameran dan Seminar Nasional ini. Sebagai contoh, Kepolisian sebagai Aparatur Negara, menurut Undang-undang Dasar 1945, Pasal 30 sangat gamblang dinyatakan disitu bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia pada prinsipnya mengemban 3 tugas utama, 3 tugas pokok; yang pertama adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat, yang ketiga menegakkan hukum. Tiga-tiganya sangat penting untuk dijalankan demi kehidupan kita yang baik, kehidupan rakyat di negeri ini. Oleh karena itu, perlu saya jelaskan kalau jajaran Kepolisian Negara siang dan malam bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh Indonesia terutama Undang-undang Dasar. Dan Kepolisian kita mencegah dan melakukan penertiban terhadap, katakanlah huru-hara, kerusuhan ataupun unjukrasa-unjuk rasa yang merusak dan anarkis, itu juga hanyalah Undang-undang Dasar 1945. Bukan Kepolisian mencari-cari kerjaan, bukan, itu tugas, itu amanah yang harus dijalankan.

 

Saudara-saudara,

 

Sejak akhir tahun 2004, kita telah menetapkan pembangunan pada Pemerintahan yang baik “Good Governance” dan “Reformasi Birokrasi” sebagai prioritas, sebagai agenda utama, mengapa kita sangat berkepentingan di negeri tercinta ini makin ke depan Birokrasi kita harus semakin baik, tata Pemerintahan kita atau “Good Governance” juga makin baik. Pertama, sebagaimana disampaikan oleh Menpan tadi ulurkan kita berantas. Yang kedua, rakyat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan teknologi kita dan pelayanan pada dunia swasta dan semua yang bergerak di segala bidang usaha di negeri ini akan dapat dilayani dengan cepat, mudah. Dengan demikian secara nasional, ekonomi kita akan tumbuh baik, kalau ekonomi tumbuh baik dan itu pasti kesejahteraan ekonomi rakyat bisa ditingkatkan. Itulah, mengapa kita ingin sungguh-sungguh meningkatkan kualitas dari “Good Governance” dan kemampuan birokrasi kita.

 

Saudara-saudara,

 

Kita sudah bertahun-tahun membahas masalah “Good Governance” di ruang seminar, Talk Show di televisi, unjuk rasa dan lain-lain. Mengapa kita harus terus bicara “Good Governance”, karena kita ingin meningkatkan kualitas kebanggaan kita sejak pertengahan 2005 saya membuka komunikasi dengan rakyat melalui sms, melalui surat dengan alamat PO BOX 9949 Jakarta 10000. Dari semua sms dan surat-surat itu, sms jumlahnya sekarang lebih dari 2,5 juta. Tiap kiriman itu kita review, di situ banyak sms yang datang dari masyarakat di seluruh Indonesia ini ialah mengatakan berterima kasih bahwa pelayanan publik makin baik, makin meningkat, makin tidak ditegur, makin diperlukan. Tetapi dari sms itu masih ada peluang-peluang mereka bahwa di Kabupaten ini, di kota ini, pejabat ini, di Jakarta sendiri cenderung untuk belum menjalankan tugasnya dengan baik.

 

Dan kedua, sebelum akhirnya rakyat kita mengatakan bahwa “Good Governance” dan Birokrasi kita betul-betul menjalankan tugas dengan baik maka upaya untuk meningkatkan tata Pemerintahan yang baik dan melakukan Reformasi Birokrasi ini akan terus kita lanjutkan. Good Governance pertama-tama, Pemerintah harus bersih, Aparatur Negaranya juga bersih, lebih baik dari kita. Yang Kedua; efisien, tidak berboros-boros, dan efektif, setiap tugas dapat dilaksanakan, setiap sasaran dapat tercapai.

 

Yang Ketiga; transparan, rakyat bisa mengikuti kecuali dengan melalui undang-undang yang menyatakan sebagai rahasia negara. Selebihnya transparan, sehingga bila ada kekeliruan-kekeliruan, penyimpangan-penyimpangan, penghambatan-penghambatan, kita semua tahu dengan transparansi itu. Yang berikutnya lagi Responsif; cepat, tanggap dan tidak lalai, kata Menpan tadi. Jangan sampai masyarakat kita tidak sabar dengan sadar bahwa pelayanan publik di wilayah itu Akuntabel, semua dipertanggungjawabkan. Jangan sampai saya tidak tahu kalau kritikan saya semua harus dipertanggungjawabkan.

 

Dan yang terakhir, tentunya cakap, saya ingatkan bahwa Pemimpin-pemimpin dan Pejabat-pejabat pelayanan publik tidak cakap, tidak menguasai tugas pokoknya, tidak mengerti apa yang harus dilakukan dan yang tercapai akhirnya jelek. Minimalnya harus terus-menerus kita tingkatkan dari tahun ke tahun. Pelayanan Publik yang kita harapkan saya luruskan dalam ujian yang sangat berpenampikan bahasa yang sangat geram. Tetapi kalau dilaksanakan dengan baik hasilnya pasti baik. Pertama, Pelayanan Publik itu harus mudah, jangan berbelit-belit, langsung. Yang kedua, cakap, mengapa harus 2 hari kalau bisa 2 jam, mengapa harus 2 minggu kalau bisa 2 hari. Contoh: Ketika saya berkunjung ke KBRI Kuala Lumpur 6 bulan sebelumnya saya katakan “Kok, masih begini?”, “Kok, masih begitu?” “Mengapa lambat sekali?” Setelah 6 bulan lagi saya datang, cek lagi, semakin tidak masuk akal yang tadinya bisa 2 hari lebih, itu bisa 2 jam. Dan banyak lagi saya lihat satu group pun, satu inovasi, satu terobosan berlaku banyak sekali di negeri kita ini sesuatu yang bisa kita permudah, sesuatu yang bisa kita percepat. Kita ulangi lagi, Pertama mudah; kedua cepat; yang ketiga meluas; bahkan kalau kita grafik grafis, jangan berlomba-lomba untuk meningkatkan unsur biaya dan kita berharap bisa melakukan dengan lebih murah. Saya ulangi lagi yang sudah saya ucapkan berulang kali dalam hampir 4 tahun ini, tinggalkan mentalitas kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah. Balik permudah setiap urusan, kalau perlu tulis di tempat-tempat pelayanan, di kantor-kantor, “Permudah setiap urusan”. Tadi disampaikan sekitar 315 Kabupaten Kota yang dinilai melakukan pelayanan publik yang baik, alhamdullillah, meskipun belum mencapai taraf kesekian sesuai dengan jumlah kabupaten kota kita 471, menanti entah 3 tahun lagi, entah 6 tahun lagi, entah 10 tahun lagi, pertanyaannya bukan berapa banyak yang sudah bagus, berarti masih banyak yang belum bagus. Pertanyaannya masih ada nggak Kabupaten Kota yang pelayanannya jelek? Harus dipicu Good Governance, Good Public Service dari kesekian yang baik, harus menjadi worst, juga menjadi exception, harus menjadi bagian dari keseharian agar sekali-sekali untuk ukuran, nanti suatu saat kalau sudah begitu Menpan barangkali tidak diperlukan lagi.

 

Kalau sudah sampai pada tingkat itu, jadi pertanyaannya masih ada nggak Kabupaten mana Kota mana yang lalai, Good Governance mana yang kurang becus? Propinsi mana yang tidak jos? Akan ketemu semua. Saya teringat ada seorang Ketua RW, sekarang beliau sudah almarhum, namanya Bapak Marsono di Cijantung II, masih ingat, dulu itu kalau kasih pengantar anggota RT atau RW menyuruh sesuatu ke Kelurahan misalnya, masalah KTP, itu ada 1 lembar, bunyinya begini: “Bagi yang menghalang-halangi, menghambat, mempersulit urusan warga saya, RT sekian, RW sekian, berarti Saudara tidak bertanggungjawab, mentalnya jelek, berdosa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, dan seterusnya. Ternyata cukup efektif, mungkin daripada kena sumpah akhirnya.....Masa dibegitukan semua, baru suka. Masih ingat Bapak Marsono, tetangga dekat rumah, mertua saya pernah tinggal disitu, Cijantung II.

 

Saudara-saudara,

 

Para Bupati, Walikota, para Gubernur dan Wakil Gubernur masih ingat, sejak awal saya sampaikan bahwa cara saya menilai Pemerintah Daerah, Gubernur, Bupati dan Walikota terutama saya lihat dari 7 hal yang prinsip, yang pokok dan tidak lain tidak penting, 7 hal itu adalah apakah angka kemiskinan di Kabupaten, di Kota dan Provinsi itu terus menurun dari tahun ke tahun. Kalau tidak, jangan ditempatkan di depan atau upayanya. Yang Kedua, demikian juga pengangguran, apakah tidak dikecewakan pekerjaan, kalau tidak apa kreatifnya. Yang Ketiga, hukum, apakah masih merajalela atau masih cukup upaya. Yang Keempat, Pendidikan, sudah berapa yang bisa dibebaskan, berapa yang tidak mampu yang bisa dibantu, partisipasi sekolah, angkanya, nilai pendidikan, dan lain-lain. Kesehatan yang ingin seperti apa, khususnya kesehatan dunia, peta siaganya dan seterusnya. Yang Kelima, Infrastruktur, apakah masih berantakan, apa ada perbaikan dari tahun ke tahun, baik dari APBD maupun APBN yang kita akan tekankan. Dan yang Ketujuh, Pelayanan Publik, ini termasuk prioritas dan agenda utama, apakah itu akan terus menyeluruh suatu di tempat tugas. Hanya ini ingin pertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.


Saudara-saudara,

 

Mengapa Pelayanan Publik ini sangat penting, bagi rakyat ini keadilan, selalu di sebuah negara yang mengurus segala menyeluruh sesuatu tugas, cepat dan murah. Ada juga faktor ekonomi, sebagian rakyat kita penghasilannya relatif pas-pasan. Cara kita membantu meringankan beban mereka adalah kita sanggup meminimkan pengeluaran, misalnya Program-program yang kita laksanakan sekarang ini, kita biarkan berikan bantuan beras untuk rakyat miskin dan lain-lain. Sehingga penghasilan yang pas-pasan itu bisa lagi berguna dan sebagian kita berikan untuk mereka dalam bentuk bantuan-bantuan yang lain. Saudara, kita juga meringankan beban mereka lagi dengan cara mengurus sesuatu mudah bahkan bisa juga gratis, kalau tidak, bolak-balik kita datang ke kelurahan, datang ke kecamatan, ke ini, ke itu, pakai angkutan, berapa ongkos angkutannya, meninggalkan tempat, dan lain-lain. Itu juga uang yang dikeluarkan dari penghasilan.

 

Kalau ini kita jalankan sambil terus meningkatkan penghasilan mereka terus menerus dengan makin baik, tidak ada lagi gangguan-gangguan keamanan yang membuat orang takut lagi, terutama di Indonesia. Suatu keadaan penghasilan itu makin pesat, bila lebih mampu untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. Pelayanan Publik lagi-lagi ikut meringankan beban mereka, pelayanan publik yang lain, dunia usaha, swasta mengurus ijin, ijin ini, ijin itu, kalau itu cepat, tidak diperlambat, itu mudah, tinggal laku, maka usahanya akan cepat tumbuh dan berkembang. Kalau usahanya tumbuh dan berkembang dapat lapangan pekerjaan, rakyat bisa utuh, membayar pajak , negara diuntungkan, membantu rakyat dengan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan lain-lain. Ini contoh Pelayanan Publik yang kita harapkan. Bagi dunia usaha yang mengalami persaingan yang ketat di negara-negara lain maupun di negara sendiri jangan dikira antar Kabupaten bersaing, antar provinsi bersaing, kalau pelayanan publiknya jelek, ekonominya biayanya tinggi, negara dirugikan, rakyat dirugikan. Hak untuk itu.

 

Oleh karena itulah, saya sungguh ingin semua itu bisa dilaksanakan dan dibangun dengan baik. Di waktu yang akan datang dalam memimpin Pilkada, para calon Gubernur dan Wakil Gubernur, para calon Bupati dan Wakil Bupati, calon-calon Walikota dan Wakil Walikota, harus tahan betul dengan ini semua, jelaskan kepada rakyat kalau yang bersangkutan mendapat amanah, membimbing, provinsi Kabupaten kota itu apa. Dengan kebijakan menyangkut hal-hal penting tadi termasuk Pelayanan Publik. Ini Akuntabilitas, ini tanggung jawab, saya ingatkan supaya rakyat kita betul-betul meyakini bahwa kehidupannya diperhatikan oleh jajaran pelayanan publik di negeri ini.

 

Saudara, semua yang saya sampaikan tadi, saya berharap teruslah tingkatkan kualitas pelayanan publik, teruslah berinteraksi, aplikasikan teknologi termasuk Information technology, bangun budaya kerja yang baik, tidak lelet, tidak lambat, tidak asal-asalan. Bangun mental melayani, bukan mental dilayani. Melayani untuk mengabdi dan berlomba-lombalah untuk kebaikan. Jadi, saya singgung saja Pak Taufik Effendy, kalau negara dalam lingkungan Pemerintah memberikan penghargaan bagi mereka atau Bapak Walikota kepada siapa saja yang menjadi pahlawan dalam pelayanan publik ini.

 

Di negara kita ini yang harus kita bangun adalah Culture atau budaya menghargai. Kalau seimbang reward dan commitment, yang salah diberikan sanksi, yang berjasa diberikan apresiasi. Ini keadaan yang baik, peradaban yang baik, jangan kita tidak pandai berterima kasih, bersyukur dan menghargai, karena itu secara agama tidak dibenarkan, baru kita bersosialisasi konkret, konkret sadar, memberikan penghargaan bagi mereka yang berbuat baik, bagi mereka yang melampaui panggilan tugasnya, dan pengorbanan fisik yang sama-sama kita lihat tetapi sebaliknya bagi yang lalai gemar sekali melakukan pelanggaran, penyimpangan, terpaksa dihentikan. Agar tidak mengganggu kehidupan di negeri kita ini yang sedang sama-sama kita bangun. Itulah kesan, harapan dan ajakan saya. Saya senang melihat kematangan tadi dan diwakili oleh para Kapolda, para Kapolda selamat bertugas, saya tahu tugas Saudara tidak ringan, tapi percayalah dan Saudara mengemban tugas negara bersih, lurus, bertanggung jawab selalu menampilkan sesuatu yang baik, tegar, apalagi dalam ujian tahun depan, dan ada satu hal yang diminta berpikiran dengan cara-cara yang tuntas, yang produktif, menjadi kebanggaan kita, beginilah hidup kami, secara profesional, secara proporsional dan tidak perlu kemudian tapi wajib hukumnya dan semuanya itu sesuai dengan amanah Undang-undang Dasar 1945.

 

Hadirin sekalian,

 

Sesuai yang saya sampaikan dan dengan memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala saya mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim Pameran Nasional Inovasi Pelayanan Aparatur Negara dengan resmi saya buka.


Sekian,


Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI