PERESMIAN PROYEK INFRASTRUKTUR SEKTOR ENERGI DAN PU DAN PNPM MANDIRI DAN KUR, DI PROV.KALTIM, 4-6-08
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR SEKTOR ENERGI DAN PEKERJAAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN PENYERAHAN PROGRAM PNPM MANDIRI DAN KUR
TANGGAL 4 JULI 2008
DI KALIMANTAN TIMUR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warrahmatulaahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Saudara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang Mulia Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Saudara Pejabat Gubernur Kalimantan Timur, dan para Pimpinan dan Pejabat Negara yang bertugas di Kalimantan Timur, baik dari unsur Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, maupun TNI dan Polri,
Para pimpinan dunia usaha, baik milik negara maupun swasta,
Saudara Pimpinan Total EP Indonesia, para Ulama, para Tokoh Masyarakat, para Ahli Perminyakan,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan rahmat dan ridho-Nya, kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan dan insya Allah kesehatan, untuk melanjutkan karya kita, tugas kita, serta pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur kehadirat Allah Subhaanahu wa ta’aala, karena hari ini, di tempat ini, dapat menyaksikan peresmian sejumlah proyek pembangunan, utamanya yang berkaitan dengan infrastruktur bidang energi dan bidang pekerjaan umum.
Saudara-saudara,
Bulan lalu saya baru saja berkunjung ke Kalimantan Timur, tepatnya pada tanggal 15, 16, 17 Juni untuk melihat dari dekat dan menyaksikan latihan gabungan TNI tahun 2008 yang dilaksanakan di lepas Pantai Sangata. Bulan lalu pula saya gunakan untuk juga melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan sektor pendidikan, sektor energi dan sektor industri. Alhamdulillah, kali ini saya dan rombongan dari Jakarta berkumpul kembali ke Kalimantan Timur, di samping untuk menghadiri acara yang penting, hari ini, juga besok, di samping masih ada lagi acara yang berkaitan dengan sektor energi, insya Allah saya akan membuka Pekan Olahraga Nasional yang akan dilaksanakan di Samarinda. Mudah-mudahan keseluruhan acara ini membawa kebaikan bukan hanya bagi masyarakat Kalimantan Timur, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagaimana disampaikan oleh Pejabat Gubernur Kalimantan Timur dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tadi, ada sejumlah proyek pembangunan yang segera saya resmikan, di samping kegiatan yang lain. Kalau dapat saya kelompokan secara ringkas, maka beberapa aktifitas yang kita jalani hari ini pertama berkaitan dengan sektor energi, utamanya minyak dan gas, dan listrik, yang kedua berkaitan dengan sektor pekerjaan umum, utamanya bendungan dan proyek air minum, serta Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), juga berkaitan dengan aktifitas untuk menggalakan pemberdayaan masyarakat lokal tingkat kecamatan dan desa kita yang kenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Kita juga lakukan kegiatan untuk menggalakan Kredit Usaha Rakyat yang tadi kita saksikan secara simbolis ketiga pimpinan bank, Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri, memberikan kredit kepada para pengusaha mikro dan kecil. Dan tadi kita serahkan sejumlah sembako kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu, belum mampu, insya Allah pada saatnya nanti mampu untuk meringankan beban karena adanya kenaikan beberapa kebutuhan sehari-hari akibat situasi minyak dunia dan BBM dewasa ini.
Saudara-saudara,
Kita semua mengetahui bahwa ada sejumlah perkembangan pada tingkat dunia dan pada tingkat nasional yang memberikan permasalahan, mendatangkan kesulitan bagi perekonomian kita. Kita semua tahu, harga minyak dunia meroket, mengakibatkan harga BBM juga melonjak tajam. Kita pun tahu, harga pangan dunia mengalami kenaikan secara signifikan dan juga terjadi resesi ekonomi. Mengapa? Kita harus tahu bahwa penduduk yang hidup di atas bumi ini sekarang berjumlah 6,4 milyar. Buminya tidak bertambah, luas daratan dan lautan total juga tidak bertambah, bahkan sumber daya alam, utamanya minyak, gas, batu bara, makin berkurang. Di satu sisi, jumlah manusia bertambah, industri bertambah, kebutuhan energi dan pangan bertambah, tetapi ada persoalan pada sumber daya alam yang kita kelola, termasuk yang kita sebut dengan perubahan iklim, climate change, yang mendatangkan banyak sekali bencana di berbagai belahan dunia, yang ini juga disebabkan oleh kesalahan manusia sejak abad ke-19 yang lalu. Akibatnya, sekarang telah kita rasakan dunia menghadapi krisis. Sekarang krisis harga minyak, krisis harga pangan, dan sudah ada bayang-bayang krisis air. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang pandai bersyukur kepada ciptaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala, sebagai bangsa yang harus menyelamatkan kehidupannya demi masa depan, terutama untuk anak cucu kita, generasi mendatang, maka sekaranglah saatnya kita sadar, kita bangkit, kita mencari jalan keluar, untuk mengatasi masalah ini sambil menyelamatkan kehidupan kita di waktu yang akan datang.
Maka sekarang kita bicara, solusinya apa? Jalan keluarnya apa? Itu yang lebih penting. Kalau masalah, semua negara mengalami masalah. Kalau bicara kesulitan, semua bangsa mengalami kesulitan. Sekarang kita bersama-sama memikirkan bagaimana mengatasi masalah ini, negara kita selamat, kemudian ke depan kita makin memiliki ketahanan energi, ketahanan pangan dan ketahanan air. Itulah yang saya serukan kepada seluruh rakyat Indonesia termasuk saudara-saudara yang ada di Kalimantan Timur ini. Solusi yang pertama, kalau bicara minyak dan gas, termasuk listrik, maka kita harus pertama meningkatkan produksi minyak dan gas kita tanpa merusak lingkungan. Apa yang kita saksikan hari ini antara lain menuju ke situ. Tidak hanya meningkatkan produksi, tahu, kalau suatu saat minyak dan batu bara akan habis, kita mengembangkan energi alternatif, energi terbarukan. Itulah yang sedang kita lakukan dan terus kita tingkatkan. Dan yang maha penting adalah penghematan. Bangsa Indonesia masih tergolong bangsa yang boros energi, belum hemat energi. Mari mulai sekarang kita lakukan penghematan menyeluruh sambil sekali lagi meningkatkan produksi dan melakukan diversifikasi sumber-sumber energi, jangan hanya menggantungkan pada minyak bumi, gas maupun batu bara saja.
Di bidang pangan, alhamdulillah, produksi kita dua tahun terakhir baik itu beras atau padi, jagung dan kedelai, mengalami kenaikan yang mengesankan. Insya Allah kita akan berkecukupan pada padi atau beras yang sangat vital. Semoga tidak ada bencana yang mengganggu produksi kita, tetapi bukan hanya beras, semua pangan yang kita perlukan harus meningkat produksinya, meningkat produktifitasnya dan memiliki ketahanan. Yang kita perlukan lahan. Mari kita tambah, kita gunakan lahan yang ada di seluruh tanah air sebaik-baiknya. Infrastruktur, termasuk irigasi, termasuk yang sesaat lagi saya resmikan, untuk itu, bendungan, sejumlah irigasi, bukan untuk irigasi itu sendiri, untuk pertanian, untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan kita dan sejumlah langkah.
Sedangkan resesi ekonomi, mari kita terus mencari akal, mencari peluang meskipun dunia melambat ekonominya, ekonomi kita tetap bertahan dan terus tumbuh. Mari kita lakukan upaya sungguh-sungguh menyelamatkan ekonomi domestik, kebutuhan dasar rakyat kita. Dengan cerita saya itu, apa yang kita lakukan hari ini di Kaltim ini, di seluruh Indonesia, bagi masa depan, jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, semuanya adalah solusi, semua adalah jalan keluar, semua untuk menyelamatkan kehidupan kita, utamanya memenuhi tiga keperluan atau kebutuhan utama: pangan, energi, dan air.
Saudara-saudara,
Saya bersyukur dan senang tadi menyaksikan sejumlah penandatanganan kontrak. Ada kontrak, ada words of agreement, ada memorandum of agreement, ada memorandum of understanding, sebentar lagi akan saya teken peresmian proyek-proyek itu. Ini menunjukkan kita bekerja dan terus bekerja bukan hanya berwacana. Kalau seluruh Indonesia mulai dari saya, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, dunia usaha milik negara dan swasta dan masyarakat luas mengisi hari-harinya dengan kerja nyata dan bukan yang lain, saya yakin, dengan ridho Allah Subhanahu wa Ta’aala semua masalah-masalah yang kita hadapi, seberat apapun masalah itu, pasti dapat kita atasi, dan negara kita insya Allah makin ke depan akan makin baik.
Saya berterima kasih kepada Saudara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan para Menteri terkait, para Gubernur, Bupati, Walikota terkait, karena sudah ada kontrak yang nyata untuk menambah daya listrik kita di empat Provinsi: Bangka Belitung, Papua, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Saudara tahu, sejak Indonesia merdeka sampai kurang lebih dua tahun yang lalu, listrik kita berdaya 25.000 mega watt. Dulu cukup, sekarang kurang. Lima tahun lagi lebih kurang. Oleh karena itulah kita tambah 10.000 mega watt yang sedang dibangun dan sedang menyusul kontrak-kontraknya. Kira-kira untuk sekarang kalau ditambah 10.000 cukup, tapi makin ke depan tidak cukup lagi. Kita memikirkan sekarang tambahan 10.000 mega watt berikutnya lagi. Yang penting 10.000 mega watt ini segera kita wujudkan. Membangun pembangkit listrik perlu waktu. Tidak bisa diselesaikan kontrak sekarang kita pancangkan besok pembangkit listriknya, minggu depan langsung mengalir. Tentu perlu waktu, dua tahun, tiga tahun, tapi kita mulai dari sekarang. Saya sambut dengan baik kontrak-kontrak tadi. Yang kedua juga membangun transmisi saluran udara tegangan tinggi. Tadi disebutkan dari Enggano ke Tenggarong. PLN yang punya hajat ini. Gardu induk pun dibangun. Saya kira dua gardu bagi Enggano maupun di Tenggarong masing-masing berkapasitas 150 kW. Tolong segera diimplementasikan dan tambah lagi, PLN, dan saudara-saudara yang lain, sehingga lebih banyak lagi kebutuhan listrik bisa kita cukupi.
Memang di banyak kota, banyak daerah kurang. Saudara tahu mengapa kurang. Memang sejak berdiri kita hanya punya listrik seperti itu. Kita tidak hanya bisa menyalahkan masa lalu, mulai sekarang kita bekerja keras untuk menambah listrik itu. Infrastruktur, terima kasih, sudah dibangun dan segera diresmikan penggunaannya, Bendungan Manggar Balikpapan, saya kira pesanan sudah menunggu dulu, tahun lalu, kemudian RUSUNAWA, Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Nunukan. Saya sudah pernah datang, baik untuk penampungan, tempat tinggal para pekerja kita yang memang memerlukan fasilitas itu. Terima kasih kepada Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri PU.
Kemudian air minum di empat Kabupaten, di Penajam Pasir Utara, Kutai Barat, Malinao dan Kutai Kertanegara. Mudah-mudahan lebih banyak lagi saudara kita rumah tangga yang mendapatkan air bersih. Atas semuanya itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Rasanya ingin membangun infrastruktur di seluruh tanah air, semua. Tapi tentu uang kita tidak cukup untuk sekaligus. Membangun infrastruktur memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penerimaan tahun negara, anggaran Pemerintah kita bangun secara tepat dan adil. Pendidikan, kesehatan, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan lain-lain termasuk infrastruktur. Meskipun terus kita naikkan anggaran infrastruktur rasanya masih tetap kurang untuk seluruh tanah air. Solusinya, kita lanjutkan membangun infrastruktur itu secara bertahap, secara intensif terutama untuk memenuhi kebutuhan yang sangat vital: pangan, energi, air dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Saudara-saudara,
PNPM dan KUR, saya kira sudah mendengar dari berbagai sumber, kita tentu ingin mengurangi kemiskinan. Persoalan kemiskinan, persoalan yang dihadapi oleh banyak bangsa di dunia. Amerika Serikat, negara yang paling maju ekonominya, paling kaya, jumlah yang miskin pun lebih dari 20 juta jiwa. Negara berkembang apalagi. Negara yang relatif berkembang lebih–lebih lagi. Negara kita pun demikian. Alhamdulillah, dengan pekerjaan yang sangat ekstra, sepuluh tahun terakhir ini sesungguhnya menurun, bahkan dua tahun terakhir ini angkanya mengesankan. Tetapi belum cukup. Saya mendapatkan laporan dari BPS, meskipun itu lembaga yang independen, yang bebas melakukan survey, bahwa angka kemiskinan sudah turun lagi, menuju ke 15,4 persen. Bagus, tetapi belum maksimal, mari kita teruskan upaya yang sungguh-sungguh sampai betul-betul lebih banyak lagi saudara kita yang terangkat.
Nah, mengurangi kemiskinan, sekali lagi, juga bukan dengan wacana, bukan dengan seminar, bukan dengan iklan, dan lain-lain. Mengurangi kemiskinan dengan program nyata, dengan aksi nyata di seluruh Indonesia. Setelah mempelajari apa yang kita lakukan selama ini, utamanya 20 tahun terakhir ini, Pemerintah berkesimpulan, mengurangi kemiskinan harus dilakukan dengan program-program yang kongkrit, yang nyata, yang terpadu, tidak berserakan, tidak sendiri-sendiri. Terpadu antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, terpadu antar sektor, pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan sebagainya. Itulah, sejak tahun 2007 yang lalu, kita lakukan langkah-langkah mengurangi kemiskinan secara terpadu dengan tiga jenis paket.
Paket pertama yang disebut dengan Bantuan dan Perlindungan Sosial. Apa itu? Bantuan Pemerintah mengeluarkan anggaran yang jumlahnya besar, puluhan triliun untuk membebaskan rakyat miskin dalam berobat, membebaskan rakyat miskin dalam pembiayaan pendidikan, memberikan beras untuk rakyat miskin. Kemudian, Bantuan Langsung Tunai bersyarat. Membantu mereka yang kena musibah bencana, membantu golongan lanjut usia. Semua itu kita berikan karena mereka memang belum berdaya, sebagaimana falsafah ikan, kita kasih ikannya dulu sampai betul-betul golongan saudara kita itu mampu dan berdaya untuk keluar dari kemiskinan sepeti itu. Ini paket pertama.
Paket kedua sebagaimana kita saksikan tadi adalah memberdayakan kecamatan dan desa, mengalokasikan anggaran. Rakyat di situlah, masyarakat di situlah yang memikirkan untuk apa uang itu. Untuk fasilitas sosial, fasilitas ekonomi dan lain lain. Tahun 2007 yang lalu kita bantu hampir 3000 kecamatan, tahun 2008 ini kita bantu hampir 4000 kecamatan, insya Allah tahun depan kita bantu seluruhnya, 5720 kecamatan. Dan itu besarnya sekarang antara 2 sampai 3 milyar, nanti tahun depan insya Allah rata-rata 3 milyar rupiah. Ini seperti kail. Kita ibaratkan kail. Kita buka, sudah melebihi kail. Sudah lebih bergerak kehidupan masyarakat lokal. Ini paket kedua.
Nah paket ketiga, tadi, Kredit Usaha Rakyat. Selama ini kami dengan para Menteri keliling Indonesia, kalau ketemu para pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah, mereka mengeluh, “Pak SBY, kami ingin berkembang usaha kami Pak, kami ingin tumbuh, kami tidak ingin tergantung kepada Pemerintah semata, tapi masalahnya Pak, cari pinjaman tidak mudah. Cari kredit susah. Persayaratannya banyak sekali.â€
Atas dasar itulah mulai tahun lalu, November tahun 2007, kita luncurkan program Kredit Usaha Rakyat, yang persyaratannya mudah, karena jaminan utamanya diberikan oleh Pemerintah. Pemerintah mengeluarkan 1,4 triliun tahun ini, sama dengan atau setara dengan 14 trilliun untuk dialirkan memberikan pinjaman usaha mikro kecil dan menengah yang butuh dana 1 juta, 2 juta, 5 juta, 10 juta, 15 juta dan lain lain. Itulah Kredit Usaha Rakyat. Ini kita ibaratkan, saudara-suadara, kalau semuanya tumbuh dengan baik, kita berikan perahunya. Mencari penghasilan yang lebih bagus. Lengkaplah sudah, ada ikan, ada kail, ada perahu. Suatu saat, insya Allah, lima tahun lagi, lima tahun berikutnya lagi maka yang tadinya ikan akan bergeser ke kail, bahkan akan bergeser ke perahu. Di situ masyarakat kita akan tumbuh dengan dinamis, dan di situ harapan, kita kemiskinan berkurang tajam, pengangguran, demikian juga kesejahteraan rakyat kita meningkat.
Saudara-saudara,
150 milyar untuk tahun ini, Kaltim gunakan dengan baik, jangan ada yang menguap, jangan ada yang keluar kesana kemari, harus sampai ke sasaran. Utamanya para Camat yang memegang peranan, diawasi para Bupati dan Walikota, diawasi lagi oleh para Gubernur. Biasanya pada tingkat bawah mereka akan gunakan uang itu. Kita percayakan. Mereka ingin betul desa dan kecamatannya berubah menjadi lebih bagus. Saya ingin seperti itu. Kredit Usaha Rakyat dialokasikan oleh tiga bank tadi: BRI, Mandiri dan BNI, 140 milyar, gunakan dengan baik. Saya ingin, ini tantangan bagi para pimpinan bank, kalau tahun ini, kita bisa mencapai 14 triliun kita alirkan, bergerak untuk namanya usaha mikro kecil dan menengah, tahun depan kita tambah lagi. Kita dengan DPR ingin merancang satu APBN yang baik, termasuk skema kredit dengan penjaminan ini agar rakyat kita lebih banyak lagi diringankan bebannya, disiapkan untuk melakukan upaya meningkatkan kesejahteraanya.
Itulah yang saya katakan program nyata, program real, program pro-rakyat. Saya yakin, hanya dengan cara inilah, bukan dengan berwacana-wacana semata, kemiskinan akan susut, kesejahteraan rakyat akan meningkat. Saya meminta kerja keras kita semua mulai dari bawah, para pimpinan daerah, pimpinan masyarakat, mari kita bersatu padu, kompak, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Meskipun tahun ada Pemilihan Umum, meskipun sebentar lagi ada kampanye, janganlah kita bercerai berai, tetaplah rukun, tetaplah kompak, kita bersama-sama di bawah pandu Merah Putih. Dalam Pemilu, tentu ada kompetisi, tetapi jangan memutus silaturahmi, jangan membikin kita bercerai berai, tetap bersatu dan semua program Pemerintah, seperti apapun Pemilu, harus tetap jalan. Bagi rakyat yang diperlukan program yang bisa menegak kesejahteraanya, bukan yang lain-lain. Semua harus bisa kita lakukan dengan niat yang baik, dengan keikhlasan, dengan kebersihan jiwa dan pikiran kita.
Itulah yang perlu saya sampaikan, dan saya berdoa, Kalimantan Timur yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa begitu banyak sumber daya alam, ada minyak, ada gas, ada batu bara, ada emas, ada kelapa sawit, ada perikanan dan sebagainya, bertambah maju. Kelola dengan baik. Masa depan Kaltim terletak pada saudara semua. Tuhan Yang Maha Kuasa tidak akan mengubah masa depan Kaltim kecuali Kaltim sendiri yang mengubahnya.
Saya sebagai Kepala Pemerintahan, bersama Pemerintah Pusat membantu. Apa bisa yang kami bantu? Apa yang bisa kami fasilitasi? Tapi selebihnya ‘panglima-panglimanya’ adalah masyarakat dan Pimpinan Daerah Kaltim sendiri. Itulah saudara-saudara, dan akhirnya dengan pesan, harapan dan ajakan itu, serta dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhanahu wa Ta’aala, dan seraya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, proyek-proyek infrastruktur sektor energi dan sektor pekerjaan umum, dengan resmi saya nyatakan penggunaannya.
Sekian,
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI