PERINGATAN NUZULUL QUR’AN, DI MASJID AGUNG, PURWOKERTO, 17 SEPTEMBER 2008

 
bagikan berita ke :

Rabu, 17 September 2008
Di baca 1024 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR’AN
DI MASJID AGUNG, PURWOKERTO
TANGGAL 17 SEPTEMBER 2008

 


Bismillahhirahmannirrahim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,


Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air.

 

Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

 

Marilah kita bersama-sama sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala, Tuhan semesta alam karena atas rahmat dan karunia-Nya pada malam ini kita kembali dapat menyelenggarakan peringatan Nuzulul Qur’an tingkat nasional yang kali ini dipusatkan di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

 

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Mohammad shallallahu 'alaihi wa sallam beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.

 

Saya ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan dan Insya Allah penuh berkah ini untuk menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air. Semoga ibadah puasa yang telah dan akan kita tunaikan di hari-hari mendatang diterima oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala sebagai bagian dari amal ibadah kita kepadaNya. Semoga pula Saudara-saudara yang hadir pada peringatan Nuzulul Qur’an pada malam ini, juga masyarakat di kota Purwokerto dan sekitarnya maupun di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia senantiasa mendapat rahmat, ampunan, dan perlindungan dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala.


Hadirin-hadirot yang saya muliakan,

 

Peringatan Nuzulul Qur’an tahun ini mengangkat tema “Alqur’an sebagai Sumber Peradaban”. Tema ini sangat penting karena melalui tema ini kita semua diajak untuk menjadikan Alqur’an sebagai petunjuk dalam kehidupan kita terutama dalam membangun peradaban umat manusia. Alqur’an sebagai kalam Allah atau kalamullah mengandung petunjuk untuk menjadi pegangan bagi kita yang ingin mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, pada peringatan Nuzulul Qur’an kali ini marilah kita renungkan kembali hikmah di balik peristiwa besar dan agung itu agar dapat membangkitkan semangat kita semua untuk membangun peradaban yang unggul, maju, dan mulia.

 

Setelah kita menyimak dengan seksama uraian hikmah Nuzulul Qur’an yang disampaikan oleh saudara Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, kita semakin lebih mengerti dan yakin bahwa Alqur’an adalah sumber peradaban umat manusia sepanjang zaman. Alqur’an selain berisi syariat Islam, ajaran, nilai, dan moral serta sejarah kehidupan umat manusia, juga berisi petunjuk bagi umat manusia, menjadi sumber inspirasi, serta sumber nilai pembangunan sosial yang bersifat universal. Sebagai sumber peradaban, Alqur’an tetap menjadi tuntunan dan pegangan sepanjang masa sesuai dengan perkembangan zaman. Naskah Alqur’an tidak sebatas rangkaian tulisan wahyu yang hanya berlaku pada suatu masa di mana Alqur’an diturunkan tetapi juga sebagai teks universal yang mampu berdialog dengan perubahan zaman.


Hadirin dan hadirot yang saya muliakan,

 

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, umat Islam di Indonesia harus mampu membuka jalan sejarah, membangun kembali peradaban yang mulia, sekaligus menemukan nilai-nilai keagungan Alqur’an yang dapat dijadikan sebagai pijakan dalam penyelenggaraan pembangunan. Pada hakekatnya, seluruh ayat yang tertuang di dalam kitab suci Alqur’an ditujukan untuk menjadikan umat Islam mampu tumbuh dan berkembang menjadi masyarakat yang maju dan beradab. Untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan beradab salah satu kuncinya adalah meningkatkan pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bersama, ayat Alqur’an yang turun pertama kali, yang tertuang di dalam surat Al-alaq ayat 1-5 mengandung perintah kepada umat manusia untuk membaca, perintah untuk belajar. Kita semua memahami bahwa membaca adalah proses awal pencarian ilmu pengetahuan. Membaca menjadi pembuka pintu gerbang pengembangan cakrawala, penguasaan ilmu dan teknologi. Kegiatan membaca merupakan proses penting dalam pendidikan dan merupakan awal dari terbangunnya sebuah peradaban. Pada peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2008 yang lalu, saya menyampaikan pidato ke hadapan seluruh rakyat Indonesia, yang intinya, bangsa kita, bangsa Indonesia insya Allah, dengan ridha Allah Subhaanahu wa Ta'aala di abad 21 ini bisa menjadi negara yang maju, yang bermartabat, dan yang sejahtera, sepanjang kita bisa membangun tiga pilar fundamental, yaitu kemandirian bangsa yang semakin tinggi, daya saing kita yang semakin tinggi pula, dan peradaban, peradaban bangsa Indonesia yang terhormat dan mulia.

 

Sejalan dengan itu, pemerintah, sesuai dengan amanat konstitusi, alhamdulillah, mulai tahun 2009 mendatang telah menetapkan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN. Anggaran pendidikan untuk tahun 2009 direncanakan sebesar 224 trilyun rupiah. Anggaran ini merupakan anggaran terbesar dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk program pembangunan lainnya. Untuk itu, saya mengajak Saudara-saudara sekalian agar dapat terlibat aktif dalam penyelenggaraan pembangunan pendidikan di tanah air, baik langsung maupun tidak langsung. Kita ingin pendidikan di tanah air semakin berkualitas agar kita dapat membangun kehidupan bangsa yang lebih maju dan sejahtera. Dengan pendidikan yang berkualitas kita dapat membangun sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Insya Allah dengan anggaran pendidikan yang cukup besar, sebagaimana saya katakan tadi, pendidikan yang kita selenggarakan dapat semakin murah, terjangkau, dan berkualitas. Dengan pendidikan pula ke depan kita dapat mencetak insan-insan Indonesia yang berakhlak mulia, berilmu tinggi, dan memiliki daya saing dalam percaturan global.


Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

 

Selain mendorong untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Alqur’an juga mengajarkan agar umat Islam menjadi khoira ummah, umat yang terbaik dan utama, umat yang selalu menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan mencegah berbuat kemungkaran, serta pandai bersyukur atas nikmat yang dianugerahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada kita semua. Alhamdullilah, atas rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala, kita bersyukur telah dianugerahi nikmat kedamaian, ketenteraman, dan keamanan. Sejak 63 tahun kita merdeka, kita telah tumbuh menjadi sebuah bangsa yang makin maju dan bermartabat. Kita telah menikmati kemerdekaan dengan capaian-capaian pembangunan yang makin membanggakan. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, bangsa Indonesia telah berubah menjadi bangsa yang dinamis dan penuh harapan. Kita sudah pulih dari krisis moneter yang dulu melumpuhkan Indonesia. Kita telah berhasil melaksanakan reformasi yang menyeluruh di berbagai sektor. Kita sudah berhasil menjalani transisi demokrasi yang penuh tantangan yang kini menjadikan Indonesia negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kita juga berhasil memperkokoh integritas NKRI dan menuju Indonesia yang tenteram dan damai. Pertumbuhan ekonomi kita juga terus meningkat selama tujuh triwulan berturut-turut kita telah berhasil menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Pertumbuhan ekonomi kita yang ditopang oleh sumber pertumbuhan yang makin berimbang juga terus meningkat. Bahkan RAPBN kita telah menembus angka lebih dari 1000 trilyun rupiah. Anggaran sebesar itu kita prioritaskan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan. Peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan inilah yang menjadi prioritas utama dalam program pembangunan nasional kita yang harus bersama-sama kita laksanakan secara gigih.

 

Di bidang pergaulan internasional, termasuk di lingkungan masyarakat Islam dunia, kita berhasil menempatkan kembali Indonesia sebagai bangsa yang makin diperhitungkan di kancah percaturan regional maupun global. Kita, umat Islam, diperintahkan untuk terlibat aktif dalam menjalin kerja sama dengan umat dan bangsa-bangsa lain, baik dalam lingkup lokal, nasional, regional, maupun global. Dalam membangun kerja sama, Alqur’an mendorong umat manusia untuk selalu bermusyawarah dan mengembangkan sikap hidup menghormati kemajemukan atas dasar nilai persatuan, persaudaraan, toleransi, dan harmoni.


Hadirin dan hadirat yang saya hormati,

 

Dalam membangun tatanan masyarakat yang beradab, saya ingin mengajak Saudara-saudara sekalian untuk menjunjung tinggi kebersamaan kita sesuai dengan prinsip-prinsip universal yang diajarkan oleh Alqur’an. Kebersamaan merupakan modal utama untuk membangun peradaban yang maju dalam suatu tahapan yang teratur. Kebersamaan juga akan menjadi solusi atas berbagai permasalahan pembangunan yang kita hadapi bersama. Alqur’an menyuruh kita untuk bersatu padu di jalan Allah dan melarang kita bercerai-berai. Kalaupun di antara kita terdapat perbedaan-perbedaan pendapat, maka perbedaan-perbedaan itu haruslah kita terima dan kita kelola dengan baik. Kita harus tetap menjunjung tinggi kehalusan budi dan tutur kata dalam berucap dan berbuat antar sesama. Apalagi, tahun depan kita akan melaksanakan Pemilihan Umum sebagai keniscayaan demokrasi. Tahun di mana kita harus pandai-pandai bersikap dan menempatkan diri terutama dalam bertutur kata dan berperilaku. Kita harus dapat menunjukkan citra Islam yang ramah dan toleran serta menjauhi segala bentuk fitnah yang dapat merugikan harkat dan martabat seseorang. Mari kita bangun tatanan demokrasi dengan teduh, harmonis, serta jauh dari sikap dan tindakan yang anarkis.

 

Akhirnya, sekali lagi saya mengajak kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal sholeh. Iman sebagai landasan kita untuk membangun keteguhan dan komitmen. Ilmu sebagai landasan dalam kita berkarya dan mencapai tingkatan keberhasilan. Selanjutnya, amal sholeh sebagai buah implementasi dari iman dan ilmu guna mewujudkan cita-cita yang luhur sebagaimana yang diajarkan oleh Alqur’an. Marilah kita jadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai momentum untuk meneguhkan kembali tekad dan semangat kita untuk bersatu. Dengan semangat persatuan, kita dapat membangun bangsa menuju hari esok yang sejahtera. Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Mari kita jadikan ibadah puasa di bulan ramadhan ini benar-benar sebagai medan latihan untuk memperkuat spiritualitas kita, memperteguh nilai-nilai moral, dan membangun kebersamaan dan persaudaraan.

 

Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa Ta'aala senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita sekalian dalam bersama-sama membangun hari esok yang lebih baik.

 

Terima kasih.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI