Jakarta: PT Pertamina dan perusahaan minyak dari Ekuador, Petro Ekuador, hari Senin (26/11) pagi menandatangani perjanjian implementasi dalam rangka kerjasama kedua negara dalam bidang produksi dan eksplorasi minyak dan gas. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Ari Sumarno dan dan President of Petro Ecuador, Carlos Pareja Yannuzzelli di Ruang Credential Istana Merdeka Jakarta, Senin (26/11) dengan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Ekuador, Rafael Vicente Correa Delgado.
Presiden SBY dalam keterangan pers usai pertemuan bilateral dengan delegasi Ekuador, mengatakan, kedua pemimpin sepakat untuk terus meningkatkan dan mempercepat kerjasama khususnya di bidang energi. “Dalam pembicaraan bilateral hari ini Presiden Ekuador dan saya setuju untuk terus meningkatkan, mengintensifkan dan mempercepat kerjasama, khususnya di bidang energi, terutama antara Pertamina dan Petro Ekuador sebagai bagian dari kerjasama di bidang minyak gas dan energi yang lain,� kata Presiden SBY.
Kunjungan kenegaraan Presiden Rafael ke Indonesia ini merupakan kunjungan yang pertama kalinya dilakukan oleh Presiden Ekuador. “Hari ini kita mendapat kehormatan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Ekuador ke Indonesia atas undangan saya. Ini merupakan tonggak baru bagi hubungan dan kerjasama bagi kedua negara, ,setelah pembicaraan melalui telpon bulan April tahun ini, yang intinya semangat dan keinginan kami berdua untuk meningkatkan kerjasama di antara kedua negara,� kata Presiden SBY.
Hubungan bilateral Indonesia – Ekuador, kata Presiden, berjalan dan berkembang dengan baik. “Contoh, total perdagangan kedua negara pada tahun 2004 berjumlah 24 juta dollar AS, sedangkan tahun 2006 telah naik dua kali lipat menjadi 51 juta dollar AS. Ini merupakan contoh bahwa kita bisa berbuat lebih banyak lagi untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di waktu yang akan datang,� kata Presiden SBY. Kedua pemimpin juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang ekonomi yang lain seperti perikanan, pertanian dan telekomunikasi, yang diharapkan membawa keuntungan bersama bagi Indonesia dan Ekuador.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk meningkatkan hubungan antar bangsa kedua negara. “Kita juga ingin meningkatkan hubungan antar bangsa, people to people contact, dan saya menyampaikan pada Presiden Ekuador karena Ekuador juga melakukan hal yang sama untuk memberikan kunjungan singkat bebas visa sehingga memungkinkan people to people contact berkembang lebih besar lagi,� kata :Presiden SBY.
Indonesia juga akan membuka kedutaan besar di Quito, Ekuador, dan sekarang masih dalam tahap persiapan akhir. Diharapkan dengan pembukaan perwakilan Indonesia di Ekuador langsung, maka semua agenda kerjasama kedua negara dapat diimplementasikan dengan baik, kata Presiden.
Menyangkut isu internasional, kedua pemimpin membahas kerjasama menangani perubahan iklim. “Saya mengundang beliau untuk berpartisipasi dalam konferensi internasional di Bali mendatang agar Indonesia dan Ekuador ikut melakukan negosiasi agar kerjasama global menghadapi perubahan iklim berjalan secara adil dan tepat. Ada persamaan antara Ekuador dan Indonesia berkaitan dengan perubahan iklim kedua negara, adalah negara yang memproduksi minyak atau oil producing countries dan kedua negara juga memiliki hutan hujan tropis yang merupakan paru-paru dunia yang bisa menyerap karbon untuk lingkungan yang lebih sehat. Untuk itulah kita perlu menyatukan suara untuk mendapatkan satu pengaturan yang adil dalam bersama-sama menyelamatkan bumi kita,� kata Presiden SBY lagi.
Sementara Presiden Rafael menyatakan rasa senangnya atas kunjungan pertama kali Presiden Ekuador ini dan atas sambutan yang baik dari Presiden SBY dan rakyat Indonesia. “ Ekuador sudah membuka kedutaan di Indonesia pada bulan Oktober 2004 untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang antara kedua negara, “ kata Presiden Rafael.
Presiden Rafael menyatakan bahwa hubungan antara Ekuador dan Indonesia sangatlah penting, seperti juga hubungan antar bangsa kedua negara yang juga sama pentingnya.�Kedua negara kita ini tumbuh dalam satu kawasan dimensi Samudera Pasifik. Jarak memang menjadi kendala antara kedua negara, meskipun sekarang bukan menjadi isu besar lagi. Samudera Pasifik bukan hambatan bagi kedua wilayah, tapi kerangka yang berisi berbagai kemungkinan untuk perkembangan keduanya. Kami optimis bahwa makin kuatnya hubungan dengan Indonesia dalam prinsip untuk lebih mengenal satu sama lain sebagai sahabat dan mitra untuk mengembangkan kerjasama dan kesempatan perkembangan kesejahteraan sosial, “ kata Presiden Rafael.
Presiden Rafael juga menekankan keinginannya agar kerjasama di bidang eksplorasi minyak dan gas, bisa diimplementasikan sesegera mungkin. “Kami ingin bisa sesegera mungkin kerjasama kita dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, melalui kerjasama Petro Ekuador dan Pertamina, dan kami percaya bahwa sumber daya alam di negara kami adalah milik rakyat kami, dan harus dieksploitasi bukan untuk memberi keuntungan bagi perusahaan internasional seperti yang sudah-sudah,� kata Presiden Rafael.
Sebagai penutup, Presiden Rafael mengundang Presiden SBY untuk mengunjungi Ekuador. Usai konferensi pers, Presiden Rafael dan rombongan meninggalkan Istana Merdeka untuk kemudian melanjutkan agenda pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi negara dalam rangka kunjungannya ke Indonesia.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/11/26/2473.html